

Karena kita tahu kecepatan cahaya dengan sangat akurat, waktu yang dibutuhkan sinar untuk mencapai Bulan dan kembali ke bumi, memberitahukan kepada kita berapa jarak bulan dari bumi.
Dalam hal ini, laser ditembakkan ke retroreflektor yang dipasang oleh tim Apollo 15 pada tahun 1971.

Apollo 15 mendarat di tepi sangat timur dari darah Mare Imbrium (lingkaran gelap besar; yang diakibatkan oleh lava), dekat perbatasan dengan Mare Serenitatis. Seperti yang dapat dilihat pada gambar diatas, sinar mengarah tepat pada Apollo 15 spot. Sepertinya sinar datang dari sana, tapi itu perspektif untuk kita! Sinar tampaknya semakin kecil dengan jarak, dan mata kita tidak bisa mengatakan jika sinar itu semakin kecil saat menjauh pergi, atau semakin besar saat datang mendekat.

Para astronom telah mengukur jarak Bulan selama bertahun-tahun, dan dari yang mereka lakukan inilah kita jadi tahu bahwa Bulan bergerak menjauh dari Bumi sekitar 4 cm per tahun akibat interaksi yang rumit dengan gravitasi bumi. Tapi hari ini AMJG belajar tentang sesuatu hal: Saat bulan purnama, jumlah cahaya yang dipantulkan bulan ke bumi menurun. Ini adalah misteri untuk beberapa waktu dan fenomena ini sempat mendapat julukan "Kutukan Bulan Purnama".
Tapi ternyata itu karena cermin pada retroreflektor; Sinar matahari memanaskan mereka, dan mereka kehilangan efisiensinya dalam memantulkan cahaya kembali kepada kita di bumi. Saat gerhana kemarin, bumi memblok cahaya Matahari saat bulan purnama, sehingga cermin retroreflektor tidak memanas. Mereka memantulkan cahaya kembali ke kita sama seperti biasanya, ini membuktikan bahwa pemanasan matahari pada cerminlah masalahnya.
Jadi saat banyak orang berusaha mengumpulkan foton untuk membuat foto dan video dari gerhana total Bulan tanggal 15 kemarin, para astronom ini justru mengirimkan foton ke Bulan ... dan mengumpulkannya kembali ....
Follow @wisbenbae
Post a Comment Blogger Facebook
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.