Gunung Kelud Meletus, Semburan Asap Setinggi 3000 Meter
Kediri - Setelah status ditetapkan menjadi Awas, Gunung Kelud di Jawa Timur akhirnya meletus. Semburan asap dan material vulkanik mencapai ketinggian 3000 meter.
"Jam 22.50 Wib, meletus. Asap tebal setinggi 3000 meter. Tidak ada suara," jelas Kabid Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api PVMBG Bandung, Gede Swastika, yang berada di lokasi kepada detikcom, Kamis (13/02/2014).
Gunung Kelud yang berada di perbatasan Kediri, Blitar dan Kabupaten Malang ini statusnya ditetapkan menjadi Awas atau level IV pada Pukul 22.15 Wib.
Tingginya aktivitas kegempaan, membuat status Gunung Kelud di Jawa Timur, ditingkatkan dari Siaga (level III) menjadi Awas atau Level IV.
Gunung Kelud Meletus, Kediri Hujan Kerikil
SURABAYA, Letusan Gunung Kelud yang baru saja terjadi sudah mulai berdampak kepada warga Kediri. Beberapa daerah hingga di kawasan Kota Pare, Kediri, mulai dilanda hujan kerikil.
Salah satu warga Pare, Ajeng Pinto, mengatakan, hujan kerikil terus berlangsung sejak pukul 23.30 WIB. "Semula saya kira suara hujan besar saja, ternyata hujan kerikil. Kerikilnya besar-besar, ini warga kampung sudah mulai panik," ujar Ajeng saat dihubungi, Kamis (13/2/2014) malam.
Menurutnya, hujan kerikil terjadi sangat lebat sehingga warga mulai khawatir kekuatan atap tidak bisa menahan hujan kerikil tersebut.
Gunung Kelud mulai meletus dan mengeluarkan ratusan ribu kubik material vulkanik, Kamis (13/2/2014) sekitar pukul 23.00. Sebelumnya, gunung tersebut mengeluarkan beberapa kali dentuman disertai dengan beberapa kilatan.
Sementara itu, ribuan warga di lereng Kelud memadati jalan menuju tempat evakuasi. Mereka dari beberapa desa di Kecamatan Ngancar. Untuk saat ini, warga Kecamatan Ngancar ditempatkan di Balai Desa Tawang di Kecamatan Wates, Kediri
Dampak Abu Kelud di Magelang Mirip Saat Letusan Merapi
MAGELANG, Erupsi Gunung Kelud, Kamis (13/2/2014) malam, mengakibatkan hujan pasir disertai kerikil di wilayah sekitarnya. Bahkan, abu vulkanik juga terbang hingga Magelang, Jawa Tengah, yang berjarak ratusan kilometer.
Hujan abu vulkanik dirasakan deras sejak subuh. Halaman rumah, genting, pohon-pohon, kendaraan tampak memutih tertutup abu.
Kondisi ini membuat warga terkejut. Warga juga tidak menyangka Gunung Kelud yang ada di Kabupaten Kediri, Jawa Timur berdampak hingga Magelang.
"Habis subuh tadi saya keluar rumah kok terasa aneh, jalanan kotor, mata terasa perih, ternyata hujan abu. Saya lihat di televisi ternyata memang abu gunung Kelud," ujar Romelah, warga Dusun Sorobayan, Banyuurip, Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jumat (14/2/2014).
Kondisi ini pun mengingatkan warga dengan peristiwa erupsi Gunung Merapi 2010 lalu. "Mirip sekali dengan kejadian waktu Merapi Meletus, hujan abu seperti ini," ucap Zaki, warga lainnya.
Kendati demikian hingga pagi ini, aktivitas warga tidak mengalami kendala berarti, mesti kebanyakan warga terlihat memakai payung dan masker saat hendak keluar rumah.
Kelud.Meletus.Warga.Kediri.Bersihkan.Debu.Setebal.10.Cm
KEDIRI, Kamis (13/2/2014) jelang tengah malam, Wiwit Widyawati, ibu rumah tangga warga Campurejo, Kediri, dibangunkan Ibu mertuanya karena Gunung Kelud meletus.
"Pas bangun, suara gemuruh terdengar. Pasir sudah mulai kedengaran jatuh di genteng rumah, kletek.. kletek.. kletek," kata Wiwit. "Sekitar jam 1 hingga 2, petir terlihat menyambar-nyambar. Sekitar jam setengah tiga baru berhenti."
Akibat letusan Gunung Kelud ini, abu setebal sekitar 10 sentimeter memenuhi kawasan Campurejo. Pagi ini, seluruh warga disibukkan dengan aktivitas membersihkan rumah mereka.
Bagi orang tua, kegiatan ini memang cukup merepotkan. Tetapi, bagi anak-anak ini adalah cara lain untuk bersukacita.
Sarwendah Retno Pratiwi, anak Wiwit yang baru berusia enam tahun menikmati kesibukan membersihkan rumah dari abu dan pasir.
"Dari tadi sampai sekarang bersih-bersih rumah, karena ada gunung yang meledak. Senang deh gak sekolah," aku Sarwendah sambil tertawa.
Warga Tasik Kaget, Abu Kelud Dikira dari Galunggung
TASIKMALAYA, Hujan abu letusan Gunung Kelud diduga sampai ke wilayah Tasikmalaya, Jumat (14/2/2014) pagi.
Warga sekitar pun sempat kaget dengan hujan abu disertai rintik hujan yang terjadi sejak pukul 07.30 WIB.
Pantauan Kompas.com, hujan abu terjadi hampir merata di seluruh wilayah Tasikmalaya. Beberapa motor dan mobil di jalan raya sempat berhenti, karena pengendara sempat kaget terjadi hujan abu. Bahkan, motor dan mobil yang terparkir terlihat dipenuhi bintik abu berwarna putih kecoklat-coklatan.
Seorang warga Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Yayat Mulyana mengatakan, hujan abu di wilayahnya tak begitu besar, tapi warga sempat panik dengan fenomena yang ada.
"Di tempat saya dikira hujan abu ini akibat Gunung Galunggung yang meletus, warga sempat panik. Setelah tahu dari berita ternyata Gunung Kelud," kata Yayat.
Sampai berita ini diturunkan, di wilayah Tasikmalaya masih terlihat gerimis abu vulkanik. Sebagian warga sempat panik dengan hujan abu ini, namun setelah mengetahui akibat letusan Gunung Kelud warga pun beraktivitas seperti biasanya.
Diberitakan sebelumnya, terjadi letusan di Gunung Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, malam tadi. Bahkan warga di sekitarnya mulai pagi ini mulai diungsikan.
Abu Vulkanik Menebal, Sekolah di Solo Diliburkan
SOLO, KOMPAS.com - Akibat hujan abu vulkanik Gunung Kelud yang mengguyur Kota Solo dan sekitarnya, membuat Wali Kota Solo, FX. Hadi Rudyatmo mengimbau sekolah untuk meliburkan para siswa.
"Tebalnya abu di jalan-jalan, dan kondisi yang masih tidak kondusif untuk belajar mengajar dan demi keselamatan para siswa, lebih baik berada di rumah," kata Rudi, --sapaan Wali kota Solo, saat dihubungi pagi ini.
Hujan abu yang mengguyur Kota Solo sejak Jumat dini hari tadi membuat jalan jalan di Kota tertutup abu. Hal tersebut juga membuat Pemerintah Kota Solo berencana akan membagikan masker kepada warga.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyakit akibat kualitas udara yang buruk karena abu vulkanik.
"Sedang lakukan koordinasi dengan dinas terkait, untuk pembagian masker kepada warga" katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan juga mengimbau para siswa untuk belajar di rumah terlebih dahulu. "Siswa belajar di rumah dulu hingga kondisi hujan abu berkurang" kata Ety Retwati, Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Solo melalui telepon.
Dapatkan Wisbenbae versi Android,GRATIS di SINI !
Lihat yg lebih 'seru' di sini !
Follow @wisbenbae