Seorang Manusia mulia nan Bijak pernah mengatakan di satu masa, “Sebaik-baik kalian adalah yang Paling banyak Manfaatnya untuk orang lain“. Di lain kesempatan, Seorang Bijak lainnya pernah berujar, “ Hidup ini sejatinya adalah hanya tentang berlomba-lomba mengumpulkan bekal untuk kehidupan akhirat yang kekal “. Karenanya, lanjutnya lagi, “Banyak-banyaklah bermanfaat untuk orang lain..karena itu adalah bekal yang sangat baik”.
Sobat Penggiat Alam
Salam Lestari !
Izinkan saya kembali bercerita tentang episode sebuah perjalanan, mengenai Kemping plus Bakti Sosial di satu Kampung yang relatif terisolir dan terbelakang secara perekonomian, tak berapa jauh dari Pusat Pemerintahan di Jakarta.
Komunitas sederhana kami, Komunitas Pecinta Alam Warna-Warni (KPAWW), yang menghimpun rekan-rekan yang memiliki preferensi & menggemari hobby yang sama dalam berkegiatan di alam bebas, selain menghelat kegiatan-kegiatan di alam bebas khususnya Pendakian Gunung, setiap tahunnya juga rutin mengadakan kegiatan Bakti Sosial yang dimaksudkan sebagai sarana berbagi kepada mereka yang relatif kurang beruntung dibandingkan kebanyakan lainnya.
Tahun 2014 ini, KPAWW yang baru menginjak tahun ke-3 keberadaannya, kembali memilih format “KEMPING plus BAKSOS”, sebagai bentuk kegiatan Bakti Sosial yang akan kami adakan. Pertimbangan terbesarnya adalah, kita tetap bisa merasakan nikmatnya aktifitas trekking bin camping namun pada saat yang sama juga bisa merealisasikan “Indahnya Berbagi” melalui Bakti Sosial.
Kampung yang menjadi tujuan Kemping-Baksos kami bernama CISADON, terletak di satu ketinggian di antara Gunung Pancar dan Mega Mendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ini adalah kali yang ke-2 kami mengadakan acara Kemping Baksos setelah yang pertama di tahun 2012 dan meninggalkan kesan yang cukup mendalam bagi sekitar 20 orang yang berkunjung ke sana kala itu dengan satu kesimpulan besar, “Kami Harus Kembali Lagi ... “. Dan Alhamdulillah, 7 – 8 Juni 2014 akhirnya resmi tercatat sebagai kunjungan kami yang ke-2 ke Kampung Cisadon.
Menyusun Rencana, Menghimpun Potensi dan DonasiSecara resmi agenda Kemping Baksos ini mulai kami gaungkan 2 bulan sebelum hari pelaksanaan. Dimulai dari jajak pendapat di laman group FB kami dengan berbagai opsi bentuk serta destinasi Baksos yang kemudian mengerucut dalam kesimpulan, “ Kemping Baksos di Kampung Cisadon”.
Menyusul kesimpulan bentuk dan tempat kegiatan Baksos, rapat pembentukan kepanitiaan dan rapat-rapat lanjutan persiapan kegiatan pun dilakukan untuk lebih mendetilkan format Kemping Baksos tahun ini. Untuk kebutuhan operasional dan donasi Baksos, kamipun membuat proposal untuk menyasar donasi dari korporasi ataupun perorangan yang membutuhkan proposal resmi untuk pengajuan donasi kegiatan. Dalam detil pembahasan kemudian disepakati rangkaian acara Kemping Baksos kali ini adalah Pembagian Paket Sembako, Pembagian Buku-Buku Bergizi (khususnya buku pengetahuan untuk anak usia sekolah), pembagian pakaian layak pakai, Pemeriksaan Kesehataan Umum, Makan Malam Bersama Warga dan Perlombaan untuk Anak-Anak di kampung Cisadon.
Selain melalui penyebaran proposal, seluruh rekan-rekan Kepanitiaan KPAWW pun gencar mengkampanyekan kepada publik ajakan untuk berdonasi dan ikut serta meramaikan kegiatan ini Melalui FB dan Twitter. Selain donasi dana, kami juga mencoba menghimpun sumbangan buku-buku serta pakaian layak pakai ataupun sumbangan lainnya yang dirasa bermanfaat.
Alhamdulillah. Ternyata antusiasme para donatur untuk kegiatan Baksos terbilang luar biasa menilik target-target donasi yang telah ditetapkan. Sampai dengan target akhir pengumpulan donasi yakni sepekan sebelum pelaksanaan terkumpul terkumpul lebih dari cukup dana baik dari korporasi ataupun perongan untuk keperluan belanja 50 paket sembako, 25 goodybag untuk anak-anak, hadiah-hadiah untuk perlombaan anak, belasan ekor ayam bakar siap makan untuk acara makan malam bersama warga, obat-obatan untuk pemeriksaan kesehatan 50 orang pasien, biaya akomodasi & operasional dll. Selain donasi dana, Alhamdulillah juga terkumpul donasi 30 Dus Mie Instant dan 50 School Kit dari Dompet Dhu’afa Republika, Ratusan paket kesehatan gigi (sikat gigi, pasta gigi, handuk dll) dari Pepsodent, Puluhan Buku Bergizi tuk anak serta Berkarung-karung pakaian layak pakai. Jumlah yang sungguh melebihi ekspektasi kami. Subhanallah, Alhamdulillah.
7 Juni 2014, Permulaan
Sesuai dengan Itinerary yang telah disusun keberangkatan peserta dibagi ke dalam beberapa rombongan keberangkatan. Untuk yang menggunakan transportasi umum meeting Point di Stasiun Bogor Pkl 08.00 WIB untuk selanjutnya disambung dng mencarter angkot menuju kawasan Mega-Mendung, Bogor masuk terus hingga ujung jalan yang bisa diakses mobil di daerah Kampung Awan. Untuk yang menggunakan mobil pribadi meeting point langsung menuju ujung jalan Kampung Awan tersebut, termasuk saya yang berangkat bersama dengan pick up carteran yang membawa seluruh barang-barang donasi.
Total 40 orang yang berderap hari itu menuju Kampung Cisadon, dengan komposisi peserta yang hampir seimbang antara pria dan wanita. Termasuk didalam rombongan adalah 3 orang dokter muda yang secara sukarela ikut serta dalam agenda Kemping Baksos untuk kemudian nantinya melaksanakan pemeriksaan di kampung Cisadon.
Sabtu pagi jelang siang, sebagaimana keumuman jalur menuju Puncak, cukup macet hari itu. Setelah melewati kemacetan plus sistem buka-tutup jalur jalan raya puncak, pick up yang saya tumpangi akhirnya sampai di pertigaan Megamendung. Sesuai arahan, mobil kemudian mengarah masuk ke mega mendung hingga bertemu percabangan lalu ambil kiri dan terus menyusuri jalan naik menuju Kampung Awan. Menuju ujung jalan kampung awan dari pertigaan Megamendung ternyata masih lumayan jauh, sampai-sampai kami membayangkan mungkin letak kampung memang benar-benar di atas awan.
Beberapa km awal selepas pertigaan Mega mendung menuju kita masih disuguhi sajian jalan aspal yang relatif mulus, namun di beberapa Km akhir jelang ujung jalan Kampung Awan kita seperti disuguhi “trek off road” dengan tanjakan yang terjal serta kondisi aspal yang rusak parah. Sangat tidak dianjurkan kendaraan semisal Sedan ataupun yang clearance-nya rendah. Terjalnya tanjakan juga sukses membuat satu angkot carteran yang membawa rombongan beserta keril-kerilnya harus menurunkan sebagian penumpangnya lantaran tidak kuat menanjak, sehingga beberapa rekan sudah “lumayan panas” sebelum memulai trekking yang sebenarnya.
Seluruh rombongan akhirnya bisa sampai di ujung Jalan terakses mobil di Kampung Awan jelang Pkl 13.00 WIB dengan disambut oleh beberapa rekan dalam team advance yang sudah tiba terlebih dahulu di Kampung Cisadon sejak Jum’at sore untuk menyiapkan segala sesuatunya disana, termasuk sosialisasi kepada seluruh warga kampung Cisadon perihal rencana kedatangan rombongan kami dan kemudian menjemput kami di sabtu siangnya.
Kendaraan-kendaraan di parkirkan di halaman sebuah rumah peristirahatan sekaligus Vihara. Di rumah ini juga kami sejenak bersih-bersih, sholat, makan siang sembari bersiap untuk memulai perjalanan trekking di jalan setapak selama 2 – 3 jam perjalanan berjalan kaki menuju Kampung Cisadon.
Rombongan Kereta Api di Stasiun Bogor:
Siap Memulai Trekking:
Berderap menuju Cisadon
Pkl 14.00 WIB seluruh rombongan telah bersiap trekking menuju Kampung Cisadon. Seluruh barang-barang donasi (paket sembako, pakaian layak pakai, lemari dan buku-buku, obat-obatan dll termasuk belasan ekor ayam bakar siap makan) akan dibawa dan diangkut berjalan kaki bersama rombongan. Mengingat banyak serta beratnya barang donasi yang harus dibawa, kami memberdayakan beberapa warga sekitar sebagai porter dan beberapa warga kampung Cisadon yang ikut turun menjemput rombongan bersama team advance.
14.15 WIB. Setelah sedikit briefing dan do’a bersama, seluruh rombongan mulai menderap langkah menuju Cisadon. Trek menuju Cisadon relatif bersahabat di hampir keseluruhan trek selama hampir 3 jam berjalan kaki. Di awal Kita akan disuguhi jalan yang masih relatif lebar sedikit menanjak dan sebenarnya masih bisa di akses oleh Mobil walaupun sepertinya yang harus berkategori 4WD, terlebih bila hujan mendera.
Setelah sekitar 2 Km jalan yang relatif lebar, kita kemudian mulai masuk ke jalan setapak yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Sempat melintasi beberapa sungai kecil dan tanjakan yang lumayan terjal, kita bertemu dengan 2 rumah sederhana warga setempat yang berjarak cukup jauh satu sama lain, setelahnya kemudian kita akan menemui jalur menanjak berkubang lumpur yang cukup parah. Alhamdulillah, sabtu itu cuaca sangat cerah mengiringi episode trekking kami sehingga jalur kubangan lumpur sebagian mengering. Entah apa apa jadinya bila kami melalui jalur ini dalam kondisi hujan >.<. Usut punya usut ternyata jalur yang kami lalui tersebut juga cukup sering dilalui oleh komunitas motor-cross terutama di akhir pekan. No wonder alias Pantes aje !
Memberdayakan Warga Sekitar sbg Porter:
Trekking Menuju Cisadon:
]
Cisadon, Bumi Kesendirian.. Bumi Keterasingan
Hampir 3 jam berjalan. Lewat pkl 17.00 seluruh rombongan akhirnya sukses menjejak Kampung Cisadon yang damai dan masih sangat asri. Di huni hanya 20an KK saja dengan antar Rumah cukup berjauh-jauhan. Rumah warga di Kampung Cisadon terbilang sangat-sangat sederhana, berdinding serta beratap kayu, dengan sedikit seng. Anak-anak disana belum lagi bisa membaca kecuali hanya beberapa saja, yang harus berjam-jam berjalan kaki ke sekolah mereka di desa terdekat.
Listrik PLN belum lagi sampai di kampung ini sehingga mereka harus berkreasi sendiri (mungkin atas arahan komunitas lain yang pernah hadir sebelumnya di kampung ini) membuat listrik mandiri dengan membuat turbin air sederhana. Cukup membuat rumah-rumah di Cisadon terang oleh lampu di malam hari.
Sebagai sumber penghasilan, warga cisadon mengandalkan hasil-hasil pertanian dan perkebunan yang mereka kelola di kampung yang masih sangat alami ini. Hasil-hasil pertanian dan perkebunan ini kemudian secara reguler mereka jual di pasar-pasar terdekat, dengan tentu diangkut dulu berjalan kaki oleh mereka keluar kampung Cisadon. Sebagian warga ada juga yang bekerja di kota-kota terdekat dan kembali ke Cisadon di akhir pekan untuk istirahat dan bertemu keluarganya.
Rombongan kami memilih tempat beristirahat sekaligus area baksos di “alun-alun” kampung Cisadon, dimana terdapat bangunan Musholla untuk sebagian kami tidur didalamnya, dengan dataran cukup lapang disampingnya. Sebagian lagi dari kami tetap menjaga “orisinalitas” sebuah acara kemping, yakni mendirikan tenda untuk tempat bermalam.
Cisadon, Bumi Kesendirian..Bumi Keterasingan:
8 Juni 2014, Indahnya Berbagi
Malam menjelang di Bumi Cisadon. Selepas bersih-bersih diri, Sholat Maghrib dan Isya, acara pertama dalam rangkaian agenda Kemping Baksos pun di mulai, “ Makan Malam Bersama Warga Cisadon !! ”
Dengan menggelar terpal di atas tanah, semua sajian belasan ekor ayam Bakar, rendang daging, kering kentang, sambal beserta lalapannya yang kami bawa dari Jakarta pun langsung di sajikan dan siap santap. Seluruh warga Cisadon termasuk anak-anak pun ikut ngeriung bersama seluruh peserta rombongan KPAWW. Kehangatan interaksi dalam “pesta sederhana” itu mampu menepis dinginnya udara Cisadon malam itu. Pak Ma’mun, tetua & imam Cisadon, menyampaikan ucapan terima kasih serta memimpin do’a bersama sebelum “eksekusi” seluruh sajian yang terhidang.
Alhamdulillah, Alhamdulillah. Hanya kalimat kesyukuran yg bisa terus mengalun demi melihat sajian yang kami bawa membawa antusiasme tersendiri ke warga Cisadon. Warga demikian lahap menyantap sajian, yang mungkin ‘sangat biasa’ bagi peserta rombongan yang berderap dari kota besar itu.
Demi melihat episode tersebut seorang sahabat berbisik, “ Ya Allah.. sepertinya selama ini kita teramat kurang bersyukur ya om”. Sering kita mengeluhkan apa yang kita punya dan santap “itu-itu saja” atau “biasa-biasa aja”, namun bagi sebagian lain bisa jadi sangat mewah. Terlebih kita juga tak jarang tidak menghabiskan apa yang kita santap dan membiarkannya dalam kemubadziran. “Ahh.. jadi pengen nangis nih om”, sahut rekan lainnya.
Selepas santap bersama warga, malam semakin larut. Beberapa langsung mengambil posisi tidur dalam sleeping bag. Sebagian ibu-ibu dalam rombongan bikin rapat kecil menajamkan skenario-skenario untuk esok pagi, khususnya lomba anak-anak. Sebagian lagi lanjut masak-masak untuk seduh-menyeduh minuman hangat, sementara yang lainnya memilih mengobrol dan beberapa lagi merenung dalam keheningan malam hingga kantuk menjemput.
Malam Keakraban di Cisadon:
8 Juni 2014. Pagi menyapa Bumi Cisadon. Setelah aktifitas Sholat subuh, sarapan pagi dan mandi pagi. Seluruh peserta rombongan sudah bersiap untuk agenda utama Kemping-Baksos kali ini. Sekitar Pkl 07.00 agenda Baksos ahad pagi dimulai dengan pembukaan dan beberapa sambutan, dari pihak KPAWW dan juga perwakilan warga Cisadon, yang kembali diwakili oleh tetua-nya, Pak Ma’mun.
Setelah sambutan acarapun secara berturut-turut dilaksanakan dari mulai pembagian paket sembako sebanyak 50 paket, 30 paket school kit, paket kesehatan mulut dan gigi dari Pepsodent, pakaian layak pakai dan sarung-sarung baru.
Setelah menyelesaikan agenda “bagi-bagi” kemudian dilanjut ke Acara Lomba Anak dan Pemeriksaan Kesehatan yang dilaksanakan secara simultan/berbarengan. Yang dewasanya diperiksa oleh 3 orang dokter dan anak-anaknya berkumpul di lapangan ikut serta lomba yang sudah disiapkan, berikut hadiah-hadiahnya.
Ramai sekali Kampung Cisadon pagi itu. Bumi kesendirian yang biasanya sunyi dengan rumah tinggal yang tersekat jarak cukup jauh satu sama lain. Ada antrian penuh harap dari para orang tua menanti giliran mereka diperiksa oleh dokter-dokter, ada keriuhan di kalangan ibu-ibu ketika memilah-milah pakaian layak pakai yang cocok untuk anggota keluarga mereka, keramaian serta semangat anak-anak mengikuti lomba-lomba yang di gawangi kakak-kakak KPAWW yang cantik-cantik serta ketika mereka di ajarkan serta praktik tentang bagaimana menyikat gigi yang baik.
Indahnya Berbagi: Cerianya Lomba Anak:
Pemeriksaan Kesehatan tuk Warga Cisadon:
Kembali ke Realita
Siang menjelang. Pkl 10.30 WIB semua rangkaian kegiatan Kemping Baksos KPAWW di Kampung Cisadon telah terlaksana dengan baik. Saatnya berkemas untuk kembali ke realita keseharian yang bising (dan menjemukan). Ada rasa sedih disebagian teman-teman karena hanya bisa menghabiskan semalam saja di Cisadon untuk berbagi bersama warga Kampung Cisadon dan harus kembali lagi ke tempat asal masing-masing.
Pkl 11.30 seluruh rombongan telah bersiap berderap kembali ke lokasi Vihara. Pak Dadang, mewakili warga Cisadon, kembali memberikan ucapkan terima kasih kepada rombongan KPAWW dan memohon maaf atas segala kekurangan dalam perjamuan kepada para tamu. Setelah di awali dengan do’a seluruh rombongan kemudian beringsut perlahan meninggalkan Cisadon, bumi kesendirian..bumi kesunyian..bumi kedamaian.
Tak banyak yang bisa diceritakan dalam episode trekking kepulangan. Hanya kesan mendalam yang terasa mengiringi tapak-tapak kami kembali pulang. Kami menyadari, sejatinya “Kemping Baksos” ini bukan sekedar cerita tentang berbagi dari mereka yang (relatif) mampu kepada mereka yang kurang beruntung. Tetapi dari kesan terdalam yang kami rasakan, Kemping Baksos ini adalah sebuah perjalanan yang sangat berharga untuk kami bisa belajar tentang arti kata “CUKUP”. Dari mereka yang merasa CUKUP dengan segala kesederhanaan keseharian mereka. Dari mereka yang tak risau dengan apa yang mereka tak punya dan selalu nampak ikhlas serta riang hidup di bumi yang jauh dari bisingnya peradaban. Terima kasih CISADON atas pelajarannya.
Potret Anak-Anak Cisadon:
Lakon KPAWW-ers di Cisadon: