Jakarta, Penyanyi Selena Gomez memutuskan untuk rehat sejenak dari dunia hiburan. Dia ingin lebih fokus dalam merawat kesehatan terkait penyakit lupus yang dialaminya.
Lupus dikenal sebagai penyakit 1.000 wajah. Ini karena lupus tidak memiliki gejala yang khas dan lupus pada tiap orang yang terkena bisa berbeda-beda. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini enam hal tentang penyakit lupus yang perlu Anda ketahui:
1. Apa Itu Lupus?
Lupus Eritematosus Sistemik (SLE) atau lupus merupakan penyakit autoimun yang bisa mengenai banyak organ tubuh. Penyakit ini ditandai adanya produksi antibodi terhadap tubuh sendiri secara berlebih, sehingga menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan tubuh.
Pada kondisi normal, seseorang akan membentuk zat penangkal yang disebut antibodi terhadap segala benda asing yang masuk, misalnya kuman. Nah, pada orang dengan lupus (odapus) terbentuk kelebihan antibodi yang menyerang tubuh.
Lupus tidak memiliki gejala khas. Gejala lupus sangatlah beragam, antara lain:
- Pegal linu seperti rematik
- Sendi terasa sakit dan bengkak
- Mudah capek
- Tak enak badan (nggregesi) atau demam
- Wajah mulai merah-merah
- Pada kulit muncul bintik-bintik
- Rambut rontok
- Sering sariawan
- Bila terkena sinar matahari, sering pusing atau warna kulit berubah
- Nyeri sendi, kemudian membengkak
Namun bukan berarti jika terkena satu gejala lantas didiagnosis lupus. Namun jika gejalanya terjadi secara berurutan dan lebih dari dua minggu, pasien dianjurkan untuk segera memeriksakan diri.
2. Lebih Sering Menyerang Perempuan Muda
Lupus lebih sering menyerang perempuan muda dengan usia antara 10-30 tahun. Persentasenya sekitar 85 persen perempuan dan sisanya laki-laki. Ditengarai ini terkait sistem kekebalan tubuh pada perempuan yang lebih kuat dibandingkan laki-laki.
"Lupus itu kan dasarnya penyakit autoimun, di mana sistem pertahanan tubuh kita itu menyerang tubuh kita sendiri. Jadi kan semestinya itu untuk virus, bakteri, tapi karena menyerang dirinya sendiri, manifestasinya jadi ke jantung, dan organ lain. Nah pada wanita, imunnya ini lebih kuat sehingga cenderung menjadi overactive," jelas Prof Dr dr Nyoman Kertia, SpPD-KR dari Bagian Reumatologi RSUP Dr Sardjito, beberapa waktu lalu.
Selain itu faktor homonal pada perempuan diduga turut berperan.
3. Bisakah Menurun?
Dokter pemerhati lupus, Prof dr Zubairi Djoerban SpPD KHOM menjelaskan lupus tidak termasuk penyakit keturunan maupun penyakit yang bisa ditularkan oleh orang tua ke anaknya. Jadi meskipun faktor genetik memang berperan, namun dari semua kasus lupus hanya 5-6 persen yang diturunkan.
Prof Zubairi menuturkan genetik memang mempengaruhi kerentanan seseorang untuk terkena lupus namun bukan dalam hubungan kekerabatan antara orang tua dan anak. Pengaruh genetik lebih terkait dengan epidemologi, misalnya orang Asia diketahui 2 kali lebih rentan kena lupus dibanding orang Eropa.
Sementara dokter pemerhati lupus dari RS Hasan Sadikin Bandung dr Rachmat Gunadi SpPD-KR menyebut jika ibu terkena lupus, maka ada kemungkinan anaknya juga terkena lupus, meskipun kecil. Menurutnya, perbandingan anak perempuan terkena lupus 1:40, sementara untuk anak laki-laki 1:200.
4. Hamil dan Penyakit Lupus
Perempuan dengan penyakit lupus masih bisa hamil. Namun harus tetap memperhatikan saran dan berada di bawah pengawasan dokter. Sebab tanpa pengawasan dokter, kondisi lupus bisa semakin aktif dan dapat membahayakan diri perempuan tersebut.
Penelitian di Hospital for Special Surgery (HSS) selama 10 tahun juga menemukan perempuan dengan penyakit lupus bisa mendapatkan hasil kehamilan yang baik jika penyakitnya tidak aktif dan bebas dari faktor risiko tertentu.
Nah, perempuan yang mengalami lupus dan hendak hamil disarankan membatasi asupan obat. Dengan pengobatan dosis rendah dan resep umum untuk lupus maka bisa membantu mengurangi pembengkakan, nyeri dan sakit yang dihubungkan dengan inflamasi dan tidak membahayakan organ. Selain itu juga disarankan agar pasien tidak terkena sinar matahari langsung.
5. Bisa Memburuk dari Waktu ke Waktu
Penyakit lupus mudah memburuk dari waktu ke waktu. Karena itu jika tak terdeteksi bisa menyerang organ dalam. Beberapa organ yang sering terkena manifestasi dari lupus sendiri antara lain otak, ginjal, jantung, paru-paru, hingga liver. Jika penyakit lupus sudah mengenai organ dalam maka digolongkan ke dalam stadium berat dan kemungkinan untuk sembuhnya sangat kecil.
Selain itu lupus bisa memburuk jika pasien yang harus minum obat seumur hidup bosan sehingga menghentikan obatnya dan tak lagi kontrol ke dokter. "Padahal kalau kita manajemen dengan baik, di awal-awal gejala sudah kita terapi biasanya selamat. Tapi kalau sudah terlambat, mengenai organ dalam, bisa otak, jantung, paru-paru, ginjal, darah, maka pasien sulit tertolong lagi," terang Prof Nyoman.
Patut diwaspadai juga stres dan kelelahan bisa membuat lupus gampang kambuh. Jadi bisa dimaklumi Selena Gomez memilih rehat dulu dari dunia hiburan.
6. Kemoterapi untuk Pasien Lupus
Selena Gomez pernah menjalani kemoterapi sebagai pengobatan penyakit lupusnya. Tapi kemoterapi untuk pasien lupus tidaklah sama dengan kemoterapi untuk pasien kanker. Dari jumlah pemberian, untuk pasien lupus tidak sebanyak yang diberikan pada pasien kanker.
Kemoterapi bisa diberikan lagi pada pasien lupus saat kambuh beberapa waktu kemudian. dr Joan Merrill, Direktur Medis untuk Lupus Foundation of America, menjelaskan obat kemoterapi bisa membunuh sel-sel dalam tubuh yang membelah dengan cepat. Karena memang pada pasien lupus, sel-sel kekebalan cepat membelah sehingga menjadikan peradangan.
Meski dosis obat kemoterapi tidak setinggi yang diberikan pada pasien
kanker, tetapi efek sampingnya bisa dirasakan, termasuk mual atau diare.
Sumber