wisbenbae

10 Husbands

<div style="text-align: center;">
<img height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEjOJ8-2Id2D38a1NMaoS2O9fRiSi6LCw9wN7Eg5zYBuXd4bW6-ptX6C0klXSACODIvMSVGg7SbHhAZv82j5IGoyQ_7X8ZQUyZnq700_umKxPW544OpaVXTU6ipg_f-ol6abSEKALNT3scY=" width="400" /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="text-align: justify;">The Husbands....</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="text-align: justify;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
Ayoung man married a <a href="http://girlunited.blogspot.com/">beautiful woman</a> who had previously divorced ten husbands. On their wedding night, she told her new husband, "Please be gentle; I'm still a virgin....</div>
<div style="text-align: justify;">
"What?" said the puzzled groom. "How can that be if you've been married tentimes?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Well, Husband #1 was a Sales Representative;</div>
<div style="text-align: justify;">
he kept telling me how great it was going to be.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Husband #2 was in Software Services; he was never really sure how it supposed to function, but he said he'd look into it and get back to me.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Husband #3 was from Field Services; he said everything checked out diagnostically but he just couldn't get the system up.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Husband #4 was in Telemarketing; even though he knew he had the order he didn't know when he would be able to deliver.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Husband #5 was an Engineer; he understood the basic process but wanted three years to research, implement, and design a new state-of-the-art method.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Husband #6 was from Finance and Administration; he thought he knew how but he wasn't sure whether it was his job or not.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Husband #7 was in Marketing; although he had a product, he was never sure how to position it.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Husband #8 was a psychiatrist; all he ever did was talk about it.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Husband #9 was a gynaecologist; all he did was look at it.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Husband #10 was a stamp collector; all he ever did was ... God, I miss him!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
But now that I've<a href="http://wisbenbae.blogspot.com/2006/05/mathematics-world.html"> married</a> you, I'm so excited!"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Good," said the husband, "but, why?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"You're a<a href="http://shippingina.blogspot.com/2006_03_12_shippingina_archive.html"> Freight Forwarder</a>. This time I KNOW I'm gonna get screwed!"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>

10 Husbands

The Husbands.... Ayoung man married a beautiful woman who had previously divorced ten husbands. On their wedding night, she told her...

Orang paling beruntung

. Tombo Ati 4:46 PM

<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red; float: left; font-family: times; font-size: 100px; line-height: 80px; padding-right: 5px; padding-top: 1px;">S</span><span style="color: red; font-style: italic;">iapakah orang yang sibuk? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang yang sibuk adalah orang yang suka menyepelekan waktu solatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman a.s Maka sempatkanlah bagimu untuk beribadah..............dan bersegerralah!....<br />
<br />
<br />
<span style="color: red; font-style: italic;">Siapakah orang yang manis senyumanya?</span><br />
Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah orang yang ditimpa musibah lalu dia berucap "Innalillahi wainna illaihi rajiuun." Kemudian berkata,"Ya Rabb, Aku redha dengan ketentuanMu ini",sambil mengukir senyuman. Maka berbaik hatilah dan bersabar...............<br />
<br />
<span style="color: red; font-style: italic;">Siapakah orang yang kaya? </span><br />
Orang yang kaya adalah orang yang bersyukur dengan apa yang ada dan tidak lupa akan kenikmatan dunia yang sementara ini. Maka bersyukurlah atas nikmat yang kau terima dan berbagilah.......<br />
<br />
<span style="color: red; font-style: italic;">Siapakah orang yang miskin?</span><br />
Orang yang miskin adalah orang tidak puas dengan nikmat yang ada selalu menumpuk-numpukkan harta. Maka janganlah kau menjadi kikir juga dengki...........<br />
<br />
<span style="color: red; font-style: italic;">Siapakah orang yang rugi?</span><br />
Orang yang rugi adalah orang yang sudah sampai usia pertengahan namun masih berat untuk melakukan ibadat dan amal-amal kebaikan. Maka hargailah waktumu dan bersegeralah..............<br />
<br />
<span style="color: red; font-style: italic;">Siapakah orang yang paling cantik?</span><br />
Orang yang paling cantik adalah orang yang mempunyai akhlak yang baik. Maka peliharalah akhlakmu dari dosa dan noda.............................<br />
<br /></div>
<center>
<div style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; background: white none repeat scroll 0% 50%; border: 1px solid red; font-family: trebuchet ms; font-size: 100%; height: 301px; padding: 15px 35px 45px 15px; text-align: center; width: 250px;">
<img height="251" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIn6mnSxVa-0jhO-Y82VemocpmSoLMApVGEGWDIAFIrTL97qeP-7Grp1neUGjJwCiHlLAgoUjIo3z5GDVVFjCRWHZQ45_1cdQKfXmiV7088ScZOR1zmGPGHYVc-2z00U2SOC7p/s320/untung.jpg" style="border: 10px solid gold;" width="250" />Paling beruntung....</div>
</center>
<br />
<br />
<span style="color: red; font-style: italic;">Siapakah orang yang mempunyai rumah yang paling luas? </span><br />
<div style="text-align: justify;">
Orang yang mempunyai rumah yang paling luas adalah orang yang mati membawa amal-amal kebaikan dimana kuburnya akan di perluaskan sejauh mata memandang. Maka beramal shalehlah selagi sempat dan mampu...............<br />
<br />
<span style="color: red; font-style: italic;">Siapakah orang yang mempunyai rumah yang sempit lagi dihimpit?</span><br />
Orang yang mempunyai rumah yang sempit adalah orang yang mati tidak membawa amal-amal kebaikkan lalu kuburnya menghimpitnya. Maka ingatlah akan kematian dan kehidupan setelah dunia............<br />
<br />
<span style="color: red; font-style: italic;">Siapakah orang yang mempunyai akal? </span><br />
Orang yang mempunyai akal adalah orang-orang yang menghuni syurga kelak karena telah menggunakan akal sewaktu di dunia untuk menghindari siksa neraka. Maka peliharalah akal sehatmu dan pergunakan semaksimal mungkin untuk mengharap ridho-Nya..............<br />
<br />
<span style="color: red; font-style: italic;">Siapakah org yg PELIT ?</span><br />
Orang yg pelit ialah org yg membiarkan atau membuang email ini begitu saja, malah dia tidak akan menyampaikan kepada org lain. Maka sampaikanlah kepada yang lain sedikit berita gembira ini selagi sempat, karena tiada ruginya bagimu...........<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>

Orang paling beruntung

S iapakah orang yang sibuk? Orang yang sibuk adalah orang yang suka menyepelekan waktu solatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan seperti...

Grow Your Value

. 0 Tombo Ati 4:33 PM

<div style="text-align: justify;"><span style="float: left; line-height: 80px; padding-top: 1px; padding-right: 5px;font-family:times;font-size:100px;color:red;"   >B</span>eberapa hari yang lalu saat sedang berjalan-2 di Mall Taman Anggrek -Jakarta, saya kebetulan masuk di sebuah toko perhiasan dan selintas melihat percakapan yang menarik antara seorang pembeli dan penjual.<br /><br />Mereka sedang terlibat tawar menawar sebuah kalung mutiara yang cukup indah, dan kelihatannya termasuk salah satu koleksi unggulan dari toko tersebut. Setelah tawar menawar beberapa saat, si pembeli akhirnya memutuskan untuk keluar dari toko itu, karena dianggapnya harga barang tersebut mahal....<br /><br />Selang beberapa menit kemudian, ada pembeli lain yang masuk, dan kemudian mengamati kalung mutiara yang tadi. Dia kemudian mencoba sejenak di lehernya, dan setelah dirasa cocok, tanpa tawar menawar langsung dibayarnya barang tersebut dan<br />keluar.<br /><br />Apa yang menarik dari kedua kejadian tadi ?<br />Barang yang sama, tapi dipersepsikan berbeda oleh dua orang. Tentu, yang membedakan persepsi keduanya adalah uang yang dimiliki oleh masing-2 orang. Semakin banyak uang yang anda miliki, tentu<br />semakin murah harga barang tersebut dimata anda.<br /><br />Saya tertarik untuk membahas justru dari sisi orang pertama.Apa yang kira-2 dilakukan oleh orang tadi setelah gagal menawar barang tersebut ? Bila dia memang serius ingin membeli barang tersebut, mungkin dia akan mulai masuk ke toko-2 lain, mencari-2 yang lebih murah. Bila setelah `berjuang'<br />keliling mall dan tidak juga menemukan barang yang harganya sesuai dengan isi kantongnya, mungkin dia mencoba mencari di tempat lain, atau mungkin juga mengurungkan niat untuk membelinya....<br /><br />Fokus dari orang pertama ini adalah lebih kepada jumlah uang yang dia miliki, dibanding dengan nilai dari barang tersebut bagi dirinya.<br /><br />Jika merujuk kepada teori RichDad-nya Kiyosaki, dikatakan disana bahwa orang rata-2 melihat dari seberapa besar pendapatannya, lalu menekan pengeluarannya, sedang orang sukses melihat dari sisi pengeluarannya, lalu meningkatkan pendapatannya.<br /><br />Dalam lingkup kehidupan, bukankah sebagian besar dari kita juga memiliki Sikap seperti orang pertama itu ? Saat kita menghadapi masalah, kita selalu mengeluh mengapa kita yang `kecil' ini mendapat masalah seberat itu.<br /></div><p style="text-align: justify;"><br /></p><center><div style="border: 1px solid red; padding: 15px 35px 45px 15px; background: white none repeat scroll 0% 50%; font-size: 100%; font-family: trebuchet ms; width: 300px; height: 500px; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; text-align: center;"><img height="450" src="http://www.thepearloutlet.com/buypearls_images/necklaces.jpg" style="border: 10px solid gold;" width="300" />Kalung mutiara....</div></center><br /><br /><div style="text-align: justify;">James Gwee dalam Ultimate Power Motivation di Senayan kemarin mengatakan, BAHWA YANG MENJADI POKOK PERSOALAN BUKAN BESAR KECILNYA MASALAH, TAPI BESAR KECILNYA VALUE ANDA.<br /><br />Begitu value anda ditingkatkan, maka masalah tersebut akan menjadi kecil di mata anda. Bukankah anda saat ini sudah sangat mahir makan dengan sendok dan garpu,suatu hal yang menjadi masalah besar saat anda berusia dua tahun ?<br /><br />Dan bukankah anda saat ini sudah sangat mahir bermain internet, sehingga anda bisa ikut milis dan membaca newsletter ini, suatu hal yang mungkin sangat asing dan sukar beberapa tahun yang lalu ?<br /><br />Sayangnya, di dunia di mana kita tinggal ini, tidak semua orang mau berusaha untuk meningkatkan value di dalam diri mereka.<br /><br />Daripada berusaha capek-2 meningkatkan value, mereka lebih memilih untuk `menetapkan standard' mereka sendiri terhadap dunia ini. Sebagai contoh, ada dari mereka yang mungkin berkata ,"Karena kemampuan bahasa Inggris saya jelek, saya jadi tidak tertarik membaca buku bahasa Inggris. Kalau ada terjemahannya, mungkin saya mau baca".<br /><br />Standard bahasa Inggris mereka sudah dipatok di nilai tertentu, dan daripada meningkatkan value standardnya, mereka lebih memilih buku terjemahan yang `lebih sesuai' dengan standard mereka. Di sisi lain,ada juga mereka yang berusaha `meningkatkan value' standard mereka dengan memaksa diri membaca buku bahasa Inggris sambil membuka-2 kamus.<br /><br />Tidak ada yang salah dengan pilihan anda, apakah mau mematok standard atau meningkatkan standard value anda. Ini semua hanyalah pilihan anda pribadi dalam hidup.<br /><br />Hanya saja, apabila anda mematok standard anda di satu titik tertentu, jangan mengeluh terhadap kerasnya kehidupan dan masalah yang datang kepada anda. Ingat, bukan besar kecilnya masalah yang menjadi pokok dalam kehidupan ini, tapi besar kecilnya value anda.<br /><br />Dan ada satu prinsip yang luar biasa yang dikatakan oleh Andrie Wongso tentang hal ini, "KALAU ANDA KERAS TERHADAP DIRI ANDA, MAKA KEHIDUPAN AKAN LUNAK KEPADA ANDA. SEBALIKNYA APABILA ANDA LUNAK KEPADA DIRI ANDA, MAKA KEHIDUPAN AKAN KERAS KEPADA ANDA".<br /><br />Jadi, lakukan pilihan yang terbaik, dan dapatkan hasilnya. Sukses untuk anda !<br />BAHWA YANG MENJADI POKOK PERSOALAN BUKAN BESAR KECILNYA MASALAH, TAPI BESAR KECILNYA VALUE ANDA.<br /><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>

Grow Your Value

B eberapa hari yang lalu saat sedang berjalan-2 di Mall Taman Anggrek -Jakarta, saya kebetulan masuk di sebuah toko perhiasan dan selintas m...

Ditolak kubur

. Mistis 9:35 AM

<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red; float: left; font-family: times; font-size: 100px; line-height: 80px; padding-right: 5px; padding-top: 1px;">K</span>ALA bocah, saya suka berdebat bab kiamat. Saya ngotot lolos dari maut, ngumpet tak bisa ditemukan siapa pun, termasuk Tuhan. Kendati teman sebaya mengatakan, jika langit runtuh dan bumi dijungkirbalikkan, kita tak bisa lolos dari maut, saya tak peduli....<br />
<br />
Pokoknya, aku tak mau mati! Titik! Engkel-engkelan itu pun tak habis. Maklum,bocah di bawah 10 tahun. Pemahaman soal kiamat baru jelas setelah akil balig. Bahwa kematian itu kiamat, barang siapa mati berarti kiamatnya telah tiba. Amal baik dan buruk ditimbang untuk dicemplungkan ke neraka atau surga.<br />
<br />
Toh, perilaku saya untuk berdusta atau bohong-kecil-kecilan, sih-tetap terpelihara. Perut masih menelan barang haram. Otak pun masih suka ngeres. Ibadah nomor sekian, cari kenikmatan nomor satu. "Kematian itu masih jauh," itu pikiran saya.<br />
<br />
Orang dewasa pun bila diingatkan kematiannya ada yang melengos atau melupakannya. Saat ke kubur, umpamanya, mereka mengira selamanya hanya akan menyaksikan penguburan orang lain, dan tak pernah terpikir bahwa suatu ketika mereka sendiri diusung dalam keranda. Sikap lalai itu mungkin akibat kurangnya perenungan pada maut.<br />
<br />
Tampaknya, tanda-tanda keuzuran berupa rambut putih, mata rabun, dan kulit keriput belum menyentuh. Juga iklan-iklan kematian di koran cuma sebagai obat "puas": "Ah, umur saya sudah dilebihkan ketimbang mereka."<br />
<br />
Sebenarnya, menguak misteri kematian bukan cermin selera rendah, melainkan merupakan prestasi keagamaan. Sejak 2.000 tahun sebelum Masehi, melewati masa Dante, Donne hingga Milton, perenungan yang terus-menerus atas kefanaan manusia dan kemungkinan bertahan hidup telah menghadirkan tema kesusastraan yang tak kunjung habis, dan indah.<br />
<br />
Mengingat kematian itulah yang, Kamis malam pekan lalu, jadi tema pengajian di Bintaro, Tangerang, Banten. Waktu itu, tuan rumah yang kiai mengisahkan sebuah pemakaman yang diikutinya di Tanah Kusir, Jakarta Selatan, April silam. Deretan mobil pelayat menandakan bahwa almarhum bukan rakyat kecil.<br />
<br />
Saat jenazah diturunkan ke liang lahat, kakinya nyantol tak bisa masuk. Mata orang pun terpana. Terpaksa, tanah kubur digali lebih panjang. "Kocrok! Kocrok!" Mayat kembali diturunkan. Lho, kok, masih nyantol. Digali lagi. Hasilnya sama saja. Para pelayat mulai bisik-bisik tentang almarhum. Penggali kubur judek. "Pak, ukuran jenazah 165 centimeter. Kubur yang kami gali panjangnya 260 sentimeter, kok tidak masuk. Liang lahat tak mungkin digali lagi, karena sudah mentok dengan nisan sebelah," ujar <a href="http://wisben.com/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=504">penggali kubur</a>. Masya Allah!<br />
<br />
Pihak keluarga lantas meminta kiai itu mendoakan almarhum. Dia pura-pura mbudek, karena hati kecilnya menolak. Ia ingat firman Allah bahwa bumi-Nya tak akan menerima jenazah orang-orang yang tak diridhai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<center>
<div style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; background: white none repeat scroll 0% 50%; border: 1px solid red; font-family: trebuchet ms; font-size: 100%; height: 250px; padding: 15px 35px 45px 15px; text-align: center; width: 300px;">
<img height="640" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTsTLijc7Q2svquRNSu5HjLOGl0gaCZAI0OYuxdQTCNfbZiOERisA" style="border: 10px solid gold;" width="495" /><br />
kubur pun menolak....</div>
</center>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
"Bapak diminta untuk ke depan," kata seseorang mencolek sang kiai. Apa boleh buat, dia pun berdoa. Di tangannya tergenggam segelas air putih.<br />
<br />
Benar saja. Begitu air usai didoai, lalu disiramkan, dan jenazah diturunkan, kaki almarhum tetap mengganjal pada ujung tanah kubur. Tidak bisa masuk! Tak ada jalan lain kecuali dipatahkan. "Mohon jangan dilakukan dulu, saya mau menjauh," ujar kiai itu. Ternyata, walau sudah menjauh, kala kaki itu dipatahkan, suaranya cukup menyentakkan. Prak! Semua orang terdiam, larut dalam pikiran masing-masing.<br />
<br />
Begitu prosesi dilanjutkan-antara lain diazani dan diqamati- deretan mobil pengiring sudah lenyap. Pelayat telah sepi. "Yang tersisa hanya lima mobil dan pihak keluarga," kata kiai itu. Perjalanan hidup manusia hingga ke liang kubur tersebut tak urung membuatnya berkaca-kaca. "Sesungguhnya kuburan adalah tahap pertama akhirat. Jika penghuninya selamat darinya, maka yang datang sesudahnya akan lebih mudah, tapi jika dia tidak selamat darinya, maka yang datang sesudahnya akan lebih sukar," begitu Rasulullah SAW pernah bersabda.<br />
<br />
Artinya, memahami kematian bisa jadi cermin hidup dan mempertebal iman. Pernah, setahun lalu, seseorang yang menghadiri pemakaman keluarga di Wonogiri, Jawa Tengah, juga mengisahkan ketrenyuhan serupa. Makam itu berada di atas bukit. Saat liang kubur baru digali semeter lebih sedikit, air mengucur deras dari sebuah sumber. Ini mengherankan, tak masuk akal!<br />
<br />
Penggali kubur geleng-geleng kepala. Air dikuras, tapi tak juga habis. Lalu diuruk pasir. Hasilnya nihil. Apa boleh buat, terpaksa jenazah dimasukkan ke liang lahat dalam kondisi berair. Mayatnya mengapung kayak gedebok pisang. Para pelayat menundukkan kepala, kasihan. Adakah ini bagian dari ketidakridhaan-Mu, ya, Allah? Engkau tidak mengendaki bumi-Mu dimasuki orang-orang yang zalim, yang suka menyakiti orang, yang suka menilap bukan haknya? Wallahualam. Yang pasti, fenomena kubur tak sudi menerima jenazah seringkali hanya menyadarkan kita sesaat. "Ingatlah kematian. Demi Zat yang nyawaku berada dalam kekuasaan-Nya, kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis," sabda Nabi SAW.<br />
<br />
Memang, kita tak menutup mata bahwa kematian-bagi sebagian orang-adalah kebahagiaan, dan hidup adalah upaya memperoleh tambahan nilai kebaikan. Namun, acap pula kematian itu membisukan jawaban.<br />
<br />
By <span style="font-weight: bold;">Widi San desu</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>

Ditolak kubur

K ALA bocah, saya suka berdebat bab kiamat. Saya ngotot lolos dari maut, ngumpet tak bisa ditemukan siapa pun, termasuk Tuhan. Kendati tema...

Beetween math,history & logic

. Humor 2:30 PM

<div style="text-align: justify;">
<span style="color: red; float: left; font-family: "times"; font-size: 100px; line-height: 80px; padding-right: 5px; padding-top: 1px;">T</span>wo rednecks, Bill and Cooter, decided that they weren't going anywhere in life and thought they should go to college to get ahead.<br />
<br />
Bill goes in first, and the professor advises him to take math, history, and logic.<br />
"What's logic?" asked Bill .<br />
The professor answered, "Let me give you an example. Do you own a weed-eater?"<br />
"I sure do," answered Bill.<br />
"Then I can assume, using logic, that you have a yard."replied the professor....<br />
"That's real good." Bill responded in awe.<br />
The professor continued: "Logic will also tell me<br />
that since you have a yard, you also have a house."<br />
<br /></div>
<center>
<div style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; background: white none repeat scroll 0% 50%; border: 1px solid red; font-family: trebuchet ms; font-size: 100%; height: 366px; padding: 15px 35px 45px 15px; text-align: center; width: 250px;">
<img src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTcZcQtXrq4ZeM_1TKgdRvUqIfzT_yPyoDDG82gIvoDjqusgAOs" style="border: 10px solid gold;" width="250" />three queers....</div>
</center>
<br />
<br />
Impressed, Bill shouted, "GAWL-LEEE!!"<br />
"And since you own a house and a house is tough to take care of by yourself, logic dictates that you have a wife."<br />
"Sally Mae! This is incredible!" (Bill is obviously catching on.)<br />
"Finally, since you have a wife, logically I can assume that you are heterosexual rather than homosexual" said the professor.<br />
"You're absolutely right! Why that's the most fascinatin' thing I ever heard of. I can't wait to take this here logic class.<br />
<br />
Bill , proud of the new world opening up to him, walked back into the hallway where Cooter is still waiting.<br />
"So what classes are ya takin?" he asks.<br />
"Math, history, and logic," replies Bill .<br />
"What in tarnation is logic?"<br />
"Let me give you an example. Do ya own a weed-eater?"<br />
"No."<br />
"You're queer, ain't you?"