Angie Bermain Anggaran di Empat Kampus
Kamis, 26 April 2012 | 07:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi menjerat politikus Partai Demokrat, Angelina Patricia Pingkan Sondakh, dengan kasus suap dalam proyek di empat kampus negeri, selain suap dalam proyek Wisma Atlet.
"Ini terkait dengan proyek-proyek pembangunan fasilitas di universitas negeri," kata sumber Tempo di Komisi Pemberantasan Korupsi Rabu 25 April 2012 kemarin.
Menurut dia, proyek-proyek itu digarap oleh Grup Permai, perusahaan milik M. Nazaruddin, yang telah divonis 4 tahun 10 bulan penjara dalam kasus Wisma Atlet. Empat kampus itu Universitas Haluoleo di Sulawesi Tenggara; Universitas Andalas, Padang; Universitas Sumatera Utara, Medan; dan Universitas Mataram di Nusa Tenggara Barat.
Dugaan Angie telah memainkan anggaran itu terungkap dalam percakapan dengan Mindo Rosalina Manulang, Direktur Pemasaran PT Anak Negeri yang menjadi anak usaha Grup Permai, di BlackBerry Messenger (BBM) pada periode November 2010 hingga Februari 2011. "Isi pembicaraan melalui pesan BlackBerry itu terkait dengan tugas-tugas yang diberikan M. Nazaruddin sehubungan dengan upaya memperoleh proyek di Kementerian Pendidikan Nasional," kata Rosa dalam dokumen Tempo.
Percakapan itu, di antaranya, menyoal pengadaan alat laboratorium Fakultas MIPA Universitas Haluoleo. Rosa mengatakan kepada Angie bahwa ia sedang mencari proyek yang anggarannya sudah siap dan menjanjikan bahwa Angie akan mendapatkan bayaran yang lebih dari biasanya. "Jadi, 900 buat ramai-ramai, yang 50 kita berdua saja ya, Bu," kata Rosa kepada Angie dalam percakapan itu.
Angie tak bisa dihubungi untuk dimintai tanggapan. Namun, dalam persidangan, ia pernah membantah soal percakapan BBM. Juru bicara KPK, Johan Budi S.P., mengaku tak mengetahui perincian kasus Angie yang Rabu 26 April 2012 hari ini akan diperiksa. "Tapi terjadi ketika pembahasan anggaran di DPR," katanya. Menurut dia, Angie tetap sebagai tersangka untuk satu kasus, yakni penerimaan suap terkait dengan proyek Wisma Atlet dan proyek di Kementerian Pendidikan.
Kasus Angie di Kemendiknas Terkait Universitas
Rabu, 25 April 2012 | 19:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi menolak mengungkapkan kasus suap Kementerian Pendidikan yang menjerat Anggota Badan Anggaran Angelina Sondakh. Namun Sumber Tempo di lembaga itu menyebutkan bahwa kasus berasal dari proyek Universitas yang dikelola oleh Permai Grup, perusahaan bekas Bendahara Partai Demokrat M Nazaruddin.
"Ini terkait proyek-proyek di Universitas," kata Sumber tersebut. Proyek universitas tercatat dalam transkrip percakapan BlackBerry Mindo Rosalina Manulang, terpidana kasus suap wisma atlet SEA Games, Palembang dengan Angie.
Rosa yang menggunakan PIN 256FF48D pernah mengatakan sedang mencari proyek yang sudah siap penganggarannya. Bahkan ia menawari agar Angie akan mendapatkan bayaran yang lebih dari biasanya. Tak lama berselang Rosa menyebutkan pengadaan alat laboratorium Fakultas MIPA Universitas Haluoleo Sulawesi Tenggara. Keduanya membicarakan sejumlah angka seperti 900 dan 50. "Jadi 900 buat rame2 yang 50 kita berdua saja ya bu," kata Rosa kepada Angie dengan PIN 20E342D9. Angie pun mengiyakannya.
Rosa juga menyebut proyek Gedung Farmasi Universitas Andalas, Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Mataram. Khusus Andalas, Angie menyebut gedung farmasi dengan disertai angka 25 dan alat-alatnya dengan angka 5. Juru Bicara KPK, Johan Budi S.P menolak mengomentar pernyataan sumber tadi. Dia menegaskan tak tahu menahu mengenai kasus Kementerian Pendidikan tersebut. "Saya belum mendapat informasi itu," katanya.
Adapun bekas Wakil Direktur Keuangan Permai Grup Yulianis dan anak buahnya Oktarina Furi tak muncul di KPK. Sumber tadi mengungkapkan bahwa keduanya diperiksa di sebuah tempat untuk menjamin keselamatannya. "Memang mereka tidak diperiksa di KPK," kata sumber itu. Sementara Lutfi, sopir Yulianis menjalani pemeriksaan di KPK sekitar pukul 10.00 WIB hingga 16.00 WIB. Namun, saat memasuki ruang pemeriksan dan meninggalkannya, dia memilih bungkam.
----------------
Hilang sudah aura kecantikannya bila dibandingkan saat menjadi Ratu Kecantikan Indonesia di tahun 2001 dulu. Semuanya gara-gara bergaul dengan teman dan lingkungan yang salah. Lingkungan yang penuh di isi oleh para penyamun uang rakyat. Anggie selama berada di Banggar DPR itu, ibarat "ratu kecantikan disarang penyamun" yang hidupnya terancam kalau tak mau ikut menjadi penyamun pula. Kalau tak mau jadi ratu diantara penyamun itu? risikonya jelas, bisa diperkosa beramai-ramai oleh para penyamun uang rakyat disana. Terpaksalah dia akhirnya ikut larut jadi penyamun pula. Alamak, sialnya nasibmu, Anggie!