Setelah 10 tahun vakum dalam kegiatan ekspedisi, Mapala Silvagama kembali menggelar ekspedisi pada 25 Januari hingga 22 Februari 2012. Kegiatan ekspedisi ini mengambil tema eksplorasi dan pengabdian masyarakat, yang mengambil tempat di Pulau Karimata, Cagar Alam Laut Karimata, Kepulauan Karimata.
Pulau Karimata termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Maya Pulau Karimata, Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat dengan letak geografis 1° 25‘ - 1° 50' LS dan 108° 40' - 109°10' BT. Status kawasan Gugusan Kepulaun Karimata ditunjuk sebagai Cagar Alam berdasarkan surat Keputusan Menteri kehutanan No.259/Kpts – II/2000, dengan luas total CAL Kepulauan Karimata sebesar 77.000 ha.
Letak Pulau Karimata:
Sebagai gambaran dasar, Pulau Karimata memiliki 4 ekosistem yaitu ekosistem hutan mangrove, ekosistem hutan pantai, ekosistem hutan tropis dataran rendah, dan ekosistem terumbu karang. Variasi ekosistem di dalam pulau ini memungkinkan adanya keanekaragaman jenis flora dan fauna yang unik, karena keadaan geografis, wilayah Pulau Karimata yang merupakan sebuah kepulauan yang terpisah berjauhan sehingga mendorong terjadinya proses spesiasi.
Pulau Karimata memiliki SDA peralihan yang khas antara Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera yang awalnya merupakan satu kelompok kerak benua yang dikenal sebagai Dangkalan Sunda. Keunikan dan kekhasan sumber daya alam tersebut didukung dengan kondisi bentang alam Pulau Karimata. Pulau ini dikelilingi oleh wilayah perairan laut, menyebabkan pulau ini terisolir karena tidak ada koridor penghubung antar pulau disekitarnya.Sampai saat ini informasi mengenai sumber daya alam berupa flora dan fauna di Pulau Karimata yang tersedia masih terbatas.
Karena sedikitnya penelitian dan data yang ada mengenai Pulau Karimata, oleh sebab itu perlu diadakannya survei awal untuk melihat dan mengetahui secara langsung potensi yang terdapat di Pulau Karimata. Pada tanggal 11 Juli 2011 survei telah dilakukan selama 19 hari, dan telah memberi informasi dasar bagaimana gambaran Pulau Karimata.
Salah satu pemandangan pantai di Pulau Karimata:
POTENSI FAUNA
Berdasarkan survei pengamatan langsung di lapangan dan informasi dari masyarakat setempat satwa, mamalia yang kami bisa dijumpai meliputi tupai tiga warna (Callosciurus prevostii), babi hutan (Sus Sucrofa), babi berjenggot (Sus barbatus), kera merah (Phresbistis rubicunda), kera ekor panjang (Macaca fasicularis), krabungkuk (Tarsius bancanus), kancil (Tragulus javanica), dan pelanduk (Tragulus napu). Beberapa reptil antara lain, biawak (Varanus salvator), buaya (Crocodilus porosus), ular piton (Phyton reticulatus), dan penyu sisik (Eritmochyles imbricate).
Sedangkan jenis-jenis aves terdapat elang bondol (Haliastur indus), elang laut (Haliaeetus leucogaster), burung tiong emas (Gracula religiosa), kucica hutan (Copsychus malabaricus), sikatan bakau (Cyornis rufigaster), cabai bunga api (Dicaeum trigonostigma), madu sriganti (Nectarinia jugularis), dara laut putih (Gygis alba), cangak laut (Ardea sumatrana), camar kepala hitam (Larus ridibundus), dan pergam laut (Ducula bicolor).
POTENSI FLORA
Keanekaragaman jenis tumbuhan yang tumbuh di Pulau Karimata yang menempati di beberapa ekosistem memiliki kerapatan tegakan yang cukup tinggi dan juga susunan yang cukup teratur. Ekosistem hutan mangrove hampir bisa ditemui ditiap tepi pantai di Pulau Karimata. Tegakan hutan mangrove sangat rapat sehingga sangat sulit untuk dilewati. Di belakang barisan hutan mangrove terdapat ekosistem hutan pantai yang cukup luas juga.
Hutan Dataran rendah didominasi oleh pohon gelam dan pohon keruing, sedangkan tumbuhan bawah banyak di temui jenis kantong semar. Hutan Pantai masih banyak di jumpai pohon penaga dan pohon cemara laut yang tumbuh secara alami. Dari beberapa jenis pohon yang ditemui, terdapat variasi spesies, seperti pohon penaga ditemukan spesies yang berbuah besar dan berbuah kecil.
POTENSI SOSIAL:
Pulau Karimata terdapat 2 desa yaitu Desa Padang dan Desa Betok Jaya. Desa Betok memiliki 3 Dusun yang meliputi Dusun Betok Jaya, Dusun Klumpang dan Dusun Serutu yang terbagi menjadi 10 RT. Desa Betok terdapat 222 KK dan memiliki jumlah total penduduk 1002 jiwa. Sarana dan Prasarana yang ada di Desa Betok meliputi masjid, Sekolah Dasar , SMP, Pusat Pelayanan Kesehatan (Puskesmas), Pusat pelayanan telekomunikasi dan Informasi (Pusyantip), kantor Desa Betok , jalan desa, dan dermaga. Masyarakat Betok Jaya mayoritas bekerja sebagai nelayan dan berladang (kelumpang).
Desa Padang mayoritas penduduk beragama Islam dan jumlah penduduk menurut data desa tahun 2010 berjumlah 1.811 jiwa. Desa Padang terdiri 4 dusun yaitu Dusun Pantai Lestari, Dusun Sungai Abon, Dusun Tanjung Uru, Dusun Benteng Jaya. Sarana danprasarana yang ada berupa jalan umum (kurang lebih 13 km), masjid, kantor desa, SD, SMP, air bersih yang berasal dari Sungai Merah, Puskesmas dan Pusyantip. Masyarakat Desa Padang mayoritas bekerja sebagai nelayan dan sedikit yang berladang.
Kebudayaan di Pulau Karimata tidak lepas dari kebudayaan agama Islam, karena di pulau ini memang dulunya pernah sebagai pintu masuk permulaan agama islam di Indonesia. Dari sinilah kebiasaan yang ditinggalkan menjadi kebudayaan yang dimiliki Pulau Karimata seperti, pelaksanaan syukuran di tiap rumah sebelum memasuki bulan puasa, seni musik marawis,dll. Disini juga ada budaya sedekah bumi atau sedekah laut.
POTENSI WISATA:
Pulau Karimata memiliki potensi wisata yang menarik karena memiliki bentang alam yang unik dan memiliki ekositem alam yang lengkap, menurut pengamatan dilapangan Pulau Karimata memiliki bentang lahan mulai dari pantai, dataran rendah hingga dataran tinggi, Pulau karimata juga memiliki sungai-sungiu besar yaitu Sungai Guntong, Sungai Tayan, Sungai Beto, Sungai Are, Sungai Gelombang dan Sungai Raya, dimana di setiap sungai dan pantai memiliki potensi Hutan mangrove yang masih alami dan banyak atraksi hewan yang dapat di saksikan secara langsung.
Pantai di Pulau Karimata memiliki berbagai macam bentuk pantai dari pantai pasir putih yang panjang, pantai berkarang, dan pantai berbatu yang mirip seperti pantai pantai di Pulau Belitung. Musim angin utara di Pantai Pasir panjang yang terletak di Teluk Penghujan memiliki potensi untuk olahraga selancar air, karena teluk tersebut diapit oleh dua tanjung besar sehingga dapat menghasilkan ombak yang tinggi dan lumayan panjang.
Pulau Karimata memiliki banyak perbukitan dan puncak tertinggi 1050 mdpl, potensi hutan pegunungan yang meliputi berbagai tegakan hutan dan air terjun merupakan daya tarik tersendiri bagi wisata minat khusus dan petualangan. Pantai yang memiliki panorama yang indah meliputi Pantai Teluk Alam, Pantai Pasir panjang, Pantai Lising, Pantai Teluk Biang, Pantai Pualu Kepahiang, Pantai Pulau Bungkuk, Pantai Pulau Busung, Pantai Surunggading. Perbukitan Pulau Karimata memiliki potensi air terjun, seperti Air Terjun Bidadari dan Air Terjun Air Gemuruh dan Wisata pendakian Gunung Cabang yang memiliki ketinggian 1050 mdpl.
PERMASALAHAN PADA KAWASAN CAGAR ALAM PULAU KARIMATA
Pertama, kegiatan penebangan pohon pada Cagar Alam. Saat ini masih banyak orang dari luar pulau yang masuk Pulau Karimata untuk bekerja menebang pohon kelapa. Pada 3 atau 4 tahun sebelumnya pernah terjadi penebangan pohon dalam skala besar untuk jenis pohon Agathis. Selain itu juga ada keinginan dari masyarakat untuk berkebun atau menanami pohon karet yang dapat menghasilkan hasil yang dapat dijual dan menambah pendapatan masyarakat.
Kedua, kegiatan pengeboman ikan di laut yang merusak ekosistem karang Pulau Karimata. Pengeboman dilakukan saat bulan-bulan tertentu ketika sulit mendapatkan ikan dengan pukat. Masih ada banyak kapal yang dilengkapi dengan alat selam memakai radiator yang biasa digunakan pengebom untuk melakukan aksinya.
Ketiga, penurunan status Pulau Karimata. Berdasarkan informasi yang kami dapatkan dari BAPPEDA bahwa status Cagar Alam Laut Pulau Karimata akan diturunkan menjadi Hutan Lindung dan HPL. Permohonan proses penurunan status ini sudah mencapai tahap ketiga dari lima tahap, tinggal diajukan ke DPR dan bagaiman hasilnya.
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !