
Teknologi kloning bukan hal baru. Pada tahun 1962, John Gurdon menjadi ilmuwan pertama yang berhasil mengkloning binatang. Membuat seekor kecebong sehat dari telur katak dengan DNA dari sel usus kecebong lain. Beberapa dekade kemudian, 5 Juli 1996, mamalia hasil kloning pertama dari DNA domba dewasa lahir di Institut Roslin, Skotlandia. Domba itu bernama Dolly, yang mati di usia 6 tahun.
Namun, apa yang dilakukan saat ini lebih luar biasa.Sebuah perusahaan yang berkembang pesat, BGI membangun sebuah peternakan yang menjadi pusat kloning terbesar di dunia untuk mengkloning babi. Teknologi kloning diaplikasikan dalam produksi massal.Kandang-kandang terdiri dari 2 baris yang diisi Mereka kelihatan normal, namun masing-masing dari mereka mengandung embrio kloning. Lainnya adalah hasil kloning. Yang menakjubkan, tempat ini menghasilkan 500 babi kloning dalam setahun.Ruangan di sebelah kandang dibuat sebagai bangsal operasi.
Sebuah pabrik kloning -- dulu adalah gagasan yang dicomot dari cerita fiksi ilmiah. Namun, di Shenzhen, tepatnya di bekas pabrik sepatu, kloning menjadi modal untrk membuat industri baru.
Dan ambisi BGI luar biasa 'gila'. Perusahaan itu tak hanya ingin menjadi yang terbesar sejagad dalam hal kloning babi. Tapi, berniat menjadi yang terbesar di muka Bumi dalam hal sekuensing DNA.
Di gedung lain, masih di markas pusat BGI, terdapat barisan alat sekuensing DNA -- mesin seukuran kulkas yang beroperasi 24 jam sehari.
Sebagai perbandingan, pusat sekuensing DNA di Eropa adalah Wellcome Trust Sanger Institute yang berada dekat Cambridge, yang memiliki 30 mesin. Sementara, BGI punya 156 buah -- bahkan telah membeli perusahaan Amerika Serikat yang membuat alat tersebut.
Direktur Eksekutif BGI, Wang Jun menjelaskan mengapa mereka membutuhkan teknologi untuk mengembangkan cara membaca gen yang lebih cepat dan murah.
Perbandingan lagi, sebuah proyek yang diluncurkan baru-baru ini di Inggris memiliki target sekuensing DNA, mengurutkan genom dari 10.000 manusia. Sementara, BGI berambisi melakukannya pada 1 juta manusia, 1 juta hewan, dan 1 juta tumbuhan.
Wang Jun menekankan, segala kerja mereka harus relevan dengan pebutuhan manusia: lebih sehat dan makan lebih enak. Untuk tujuan kedua, kantin BGI digunakan sebagai tempat pengujian segala produk dari laboratorium: apapun yang tumbuh dua kali lebih besar dari ukuran normal -- dari babi sampai yogurt.
"Jika sesuatu terasa enak, kau harus mensekuensinya," kata dia. "Kau harus tahu apa yang ada dalam gen spesies-spesies itu."
Soal rasa, itu baru satu sisi. Kriteria lainnya adalah, punya manfaat untuk industri, seperti meningkatkan hasil panen atau meningkatkan layanan kesehatan manusia.
"Kategori ketiga adalah, untuk mereka yang terlihat lucu," kata Wang Jun. Maksudnya? "Yang lucu itu misalnya panda, beruang kutub, penguin, kita harus mengurutkan DNA-nya. Seperti mendijitalisasi segala spesies yang luar biasa.
Bukankah itu sama dengan memperoleh kekuatan untuk mengambil alih proses alami? Wang Jun membantahnya.
"Kami mengikuti alam," kata dia. "Ada banyak orang meninggal karena kelaparan dan kekurangan pasokan protein sehingga kita harus berpikir tentang cara-cara menanganinya, misalnya mengeksplorasi potensi beras sebagai spesies," kata dia.
Follow @wisbenbae