
Norma (Nala/detikcom)
"Saya sudah 13 tahun jadi guru dan tiap hari harus menaiki perahu menuju tempat saya mengajar," kata Norma kepada wartawan di Pulau Mansinam, Manokwari, Papua Barat, Senin (8/4/2013).
"Tapi terkadang timbul gelombang tinggi atau hujan yang membuat saya kesulitan mencapai sekolah," kata Norma.
Ibu dua anak ini terpaksa harus pulang pergi naik perahu ke pulau tersebut karena tak ada perumahan guru di pulau tersebut. Hal ini membuat dia harus bolak balik naik perahu dari rumahnya
di kota Manokwari menuju tempatnya mengajar di Pulau Mansinam.
Ada sekitar 120 orang siswa yang belajar di sekolah beratap seng ini. Menyatu dengan sekolah SD tersebut terdapat bangunan SMP. Para murid di SD bercat kuning ini memakai seragam putih merah. Namun banyak murid yang tidak memakai sepatu. Meski tanpa alas kaki mereka tetap gembira mengikuti pelajaran di sekolah tersebut.
Pulau ini dikelilingi pasir putih. Sebagian besar penduduk di pulau ini bekerja sebagai nelayan. Di pesisir pulau terdapat banyak pohon kelapa. Namun sayangnya sudah banyak sampah plastik yang mengotori pulau tersebut.
"Guru kelas di SD ini baru 4 orang, jadi masih kekurangan guru," kata Norma yang mengenakan baju biru ini.
Norma mengatakan, sekolah tempatnya mengajar belum bisa melakukan ujian nasional mandiri. Sebab itulah saat ujian nasional harus pergi ke kota untuk mengikuti ujian di sekolah yang sudah ditunjuk. "Kita menyewa perahu kecil untuk mengantar para siswa ujian nasional tiap tahunnya," katanya.
"Kita akan berikan bantuan berupa perahu sehingga para guru bisa menyeberang ke pulau itu," katanya.
Selain perahu, Kemendikbud juga akan membuat asrama guru di pulau tersebut. Sehingga saat ada gelombang tinggi para guru dapat tinggal sementara di asrama tersebut. "Asrama guru juga akan kita buat," katanya.