Laba2 Tetragnathid sedang enggunakan jaringnya sebagai jangkar. Image credit: Alex Hyde.
Menurut sebuah tim ahli biologi yg dipimpin oleh Dr Morito Hayashi dari the Natural History Museum di London, UK, laba-laba air menggunakan kaki2nya sebagai layar dan jaringnya sebagai jangkar.
Laba2 biasa sering kita ketemukan melayang menggunakan teknik yg disebut sebagai ballooning.
Laba2 Ballooning ini diperkirakan bergerak sejauh sampai 30 km per hari ketika angin dalam keadaan bagus, tetapi strategi ini beresiko tinggi.
Ketika terbang, laba2 ini hanya mempunyai kendali sedikit terutama dalam hal arah sehingga bisa saja terjatuh di air, yg sudah diketahui bisa berakibat fatal.
“Sekarang kita sudah tahu kalau laba2 mengadopsi postur yg memungkinkan mereka untuk menggunakan arah angin sebagai kendali perjalanan mereka di atas air,” kata Dr Hayashi, pengarang utama dari kertas ilmiah dalam the journal BMC Evolutionary Biology.
“Mereka bahkan mengeluarkan jaring dan berhenti kapanpun mereka inginkan di atas permukaan air. Kemampuan ini menggantikan resiko mendarat di atas air setelah penerbangan yg tak terkontrol.”
Dr Hayashi dan rekan2nya dari the University of Nottingham di UK, Miyagi University of Education di Jepang, dan the University of Granada di Spanyol, telah mengumpulkan 325 laba2 dewasa yg terdiri dari 20 linyphiid species dan sebuah tetragnathid species tunggal. Kebiasaan mereka diteliti di permukaan air yg dihubungkan dengan pompa penghasil udara.
Semua specimens yg diujicoba mempunyai kaki kedap air dan para ilmuwan telah meneliti 6 kebiasaan tunggal dan enam kebiasaan kombinasi seperti berikut :
“Berlayar: sekali berada di permukaan air, laba2 bereaksi kepada angin dengan menjulurkan kakinya sebagai layar. Kemudian laba2 yg sedang berlayar itu secara diam2 dan lembut menyelinap ke permukaan air tanpa menimbulkan riak sama sekali.”
“Berenang terbalik: ketika di air, laba2 bereaksi ke angin dan menaikkan perutnya sebagai layar, dalam posisi gaya punggung ini mereka meluncur di atas air.”
“Menjangkar: laba-laba mengeluarkan jaringnya di atas permukaan air dan memperlambat gerakannya, atau berhenti, melawan arah angin. Ketika jaringnya meraih obyek mengambang, sang laba2 mulai merambat di atas jaringnya sampai bisa meraih obyek itu.”
“Mimicry kematian: laba-laba diam tak bergerak dan kelihatannya pura2 mati di permukaan air. beberapa diantaranya berhenti bergerak selama beberapa detik dan mulai bergerak lagi. Kebiasaan mimicry kematian ini sepertinya jurus menghindar dari pemangsa, umum bagi hewan sih.”
“Berjalan di atas kaki yg sedang bergerak : laba2 mencoba untuk berjalan di permukaan air dengan cara memutar kaki2nya dengan cepat seperti baling2 dan kebanyakan bergerak ke arah hembusan angin bawah.”
Para peneliti menemukan bahwa laba2 yg mengadopsi kebiasaan ballooning untuk terjun ke darat adalah laba2 yg juga paling berani dan terampil sebagai pelaut.
“Kebisaan berada di lingkungan air benar2 bikin laba2 bisa bergaul lebih luas dengan teman2 nya. Mereka bisa bergerak dari tempat padat yg satu ke yang lain, dan kemungkinan besar bisa berkelana jauh lewat perjalanan udara. Jika jatuh ke permukaan air pun mereka tidak masalah, karena dalam satu atau dua minggu mereka masih sanggup untuk mengarungi perjalanan jauh dari tempat mereka berasal,” kata peneliti utama Dr Sara Goodacre dari the University of Nottingham, UK.
Post a Comment Blogger Facebook