Wisatawan yang traveling ke kawasan padang rumput di Namibia, Afrika bisa menjumpai fenomena aneh ini. Ada pola - pola berbentuk lingkaran dalam jumlah banyak. Suku setempat menyebutnya 'Jejak Kaki Para Dewa'.
Lingkaran misterius ini berdiamater 2-15 meter. Selain di padang rumput Namibia, lingkaran misterius ini juga muncul di Angola dan Afrika Selatan.
Wisatawan bisa menjumpai lingkaran misterius ini di kawasan sepanjang 2.400 km di pedalaman Namibia. Jaraknya ratusan kilometer dari desa terdekat. Hmm, cukup terpencil tempatnya.
Tapi ilmuwan punya dugaan lain. Profesor biologi dari Universitas Hamburg Jerman German, Norbert Juergens mengatakan lingkaran ini akibat ulah rayap tanah Psammotermes allocerus.
Rayap ini ditemukan di setiap lingkaran tersebut. Menurut Juergens, rayap memakan semua vegetasi di atas tanah dan terciptalah lingkaran ajaib ini. Namun Juergens dibantah pakar biologi dari Florida State University, Walter R Tschinkel. Tschinkel tidak merasa menemukan rayap ini di lokasi yang sama.
Sementara ilmuwan masih berbantah-bantahan, wisatawan bisa menikmati lingkaran ajaib ini dengan tenang. Mereka mungkin lebih mudah menerima sebutan orang Suku Himba terhadap lingkaran aneh tapi nyata ini. Suku Himba menyebutnya 'Jejak Kaki Para Dewa'.
Lingkaran misterius ini berdiamater 2-15 meter. Selain di padang rumput Namibia, lingkaran misterius ini juga muncul di Angola dan Afrika Selatan.
Wisatawan bisa menjumpai lingkaran misterius ini di kawasan sepanjang 2.400 km di pedalaman Namibia. Jaraknya ratusan kilometer dari desa terdekat. Hmm, cukup terpencil tempatnya.
Suku Himba yang tinggal di kawasan itu mengatakan, lingkaran aneh di padang rumput ini akibat nafas naga di bawah permukaan bumi yang membakar rumput di atasnya sampai gundul membentuk lingkaran. Ada juga dugaan lingkaran aneh ini dibuat oleh semut, rayap, zat radio aktif, racun bahkan tanaman beracun.
Tapi ilmuwan punya dugaan lain. Profesor biologi dari Universitas Hamburg Jerman German, Norbert Juergens mengatakan lingkaran ini akibat ulah rayap tanah Psammotermes allocerus.
Rayap ini ditemukan di setiap lingkaran tersebut. Menurut Juergens, rayap memakan semua vegetasi di atas tanah dan terciptalah lingkaran ajaib ini. Namun Juergens dibantah pakar biologi dari Florida State University, Walter R Tschinkel. Tschinkel tidak merasa menemukan rayap ini di lokasi yang sama.
Sementara ilmuwan masih berbantah-bantahan, wisatawan bisa menikmati lingkaran ajaib ini dengan tenang. Mereka mungkin lebih mudah menerima sebutan orang Suku Himba terhadap lingkaran aneh tapi nyata ini. Suku Himba menyebutnya 'Jejak Kaki Para Dewa'.
Sumber : travel.detik.com