Lakukanlah simulasi sidang. Simulasi sidang sebaiknya dilakukan bersama dengan orang yang mengerti topik TA. Sehingga harapannya ia dapat memberikan masukan hingga pertanyaan-pertanyaan yang relevan, yang mungkin saja muncul dalam sidang nanti.
- Buatlah daftar pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul dan persiapkan jawabannya. Bersiap-siaplah untuk kemungkinan terburuk.
- Buatlah daftar hal-hal yang masih kurang dalam TA kamu. Jika masih sempat, perbaikilah. Namun jika tidak, antisipasi jika hal ini ditanyakan dalam sidang nanti.
- Terbuka dengan dosen pembimbing. Apabila masih ada hal yang masih belum dimengerti ataupun diragukan dalam analisa (atau apapun), segera komunikasikan dengan pembimbing. (untuk hal yang satu ini nanti akan saya ceritakan pengalaman pribadi saya yang “menyelamatkan” saya dalam sidang)
Konteks pembimbing dan mahasiswa adalah rekan kerja. Jadi saling membantu. Jadikan pembimbing sebagai seorang yang terdepan dalam membantu kita pada saat-saat kritis. Karena panik dan grogi seringkali lidah menjadi kelu dalam menjawab pertanyaan penguji. Atau terkadang kita tidak mengerti apa yang penguji maksudkan. Peran pembimbing disaat-saat seperti ini menjadi penting. Berdasarkan pengalaman saya, pembimbing saya beberapa kali “menerjemahkan” maksud dari pertanyaan penguji.^^
Terbukalah dengan pembimbing. Karena kamu dan pembimbing adalah satu tim. Jadi harus kompak! Jangan sampai pembimbing justru menjadi barisan penentang. Ini akan merugikan diri dari segi mental dan materiil(penilaian).
- Persiapkan seluruh kelengkapan dengan baik. Tata dengan rapi dan teratur agar mudah ditemukan.
- Persiapkan segala kondisi terburuk yang mungkin terjadi. Bagaimana jika mati lampu? (Siapkan hardcopy slide presentasi, dll) Bagaimana jika laptop tiba-tiba terkena virus? (Selalu bawa cadangan data) Ajak satu orang teman yang membawa laptop. Jika seandainya laptop kamu tidak sesuai dengan infocus ataupun terkena virus, maka kamu bisa menggunakan laptop temanmu itu.
- Hadiri sidang orang lain. Seperti halnya seminar, amat direkomendasikan untuk dapat datang sidang yang memiliki kesamaan topik Tugas Akhir. Selain itu, jika kamu sudah tahu siapa dosen penguji kamu, akan sangat bermanfaat jika kamu mendatangi sidang teman yang diuji oleh dosen yang sama. Dengan begitu kamu bisa mempelajari pola pikir dosen yang bersangkutan.
- Minta dukungan (doa) dari keluarga, orang-orang terdekat, dan orang-orang shaleh. Ini penting sekali. Doa yang berterbangan di langit akan di-ijabah satu per satu. InsyaAllah.
- Enyahkan dari benak perkataan orang-orang bahwa : “sidang adalah saat-saat penentuan kuliah selama 4 tahun”. Menjelang sidang, akan ada banyak komentar ataupun celetukan semisal diatas. Contoh yang saya alami; “Wah, selamat ya mb pucha..Minggu depan sidang ya..”;”Bentar lagi jadi Sarjana Teknik nih..” ; “gimana rasanya mau sidang,mb? sidang khan masa-masa penentuan selama kuliah di kampus..” ; “itu adalah hari yang mama tunggu, hari itu adalah penentuan, sebentar lagi anak mama akan menjadi seorang sarjana teknik”. Celoteh seperti ini, jika terus dijejali beberapa kali ke dalam pikiran, lama-kelamaan akan membuat diri semakin tertekan dan stress dalam menghadapi sidang. Walau mungkin sebetulnya maksud orang-orang tersebut adalah untuk memberi motivasi dan dukungan. Tapi karena suasana hati yang tidak karuan sebelum sidang, stress-panik-grogi-takut-resah-bercampur, maka kata-kata tersebut justru semakin memperparah kondisi hati.
Tepat pada H-3 sidang, saya begitu panik! Banyak yang perlu dipersiapkan, tapi karena paniknya, tidak tahu harus mulai dari mana. Kalau diibaratkan dengan komputer, kondisi saya saat itu : nge-hang! Karena begitu tidak tahan, saya pun curhat dengan seorang senior. Kemudian seorang senior itu memberikan masukan yang kira-kira isinya seperti ini :
Poe, ndak usah dengerin kata-kata yang menyatakan bahwa sidang itu adalah hari penentuan setelah kuliah 4 tahun di STT. Karena itu akan membuat poe semakin tertekan. Anggap aja poe mau menghadapi UAS mata kuliah yang bernilai 4 sks. Semangat ya, poe!
Karena begitu sederhana, awalnya saya menganggap remeh masukannya. Tapi setelah saya pikir dan renungkan, benar juga! Saya pun mulai memainkan pemikiran itu dalam benak. Saya cukup merenung dan membayangkan kondisi dalam menghadapi UAS Calculus. Setelah itu, hati saya JAUHHH lebih ringan. Sehingga saya dapat menghadapi sidang dengan hati yang tenang. (coba baca ini)
- Perbanyak doa. Karena doa adalah senjata terampuh seorang muslim! Tiada yang tidak mungkin jika Allah sudah menghendaki. Tiada yang sulit jika Allah permudah. Tiada yang berat jika Allah memberimu kekuatan.
- Percaya diri dan yang lebih utama lagi : percaya Allah.
Semoga bermanfaat.
Ada komentar? Ada tambahan? ^
Sumber : KasKus
Post a Comment Blogger Facebook