Gorontalo - beberapa tempat terjadi kelangkaan minyak tanah, namun hal ini tidak menyurutkan semangat masyarakat Gorontalo meramaikan budaya Tumbilotohe, atau malam pasang lampu, hal ini terlihat dari banyaknya lampu minyak yang menghiasi dijalan-jalan dan rumah-rumah penduduk Gorontalo.
Tumbilotohe sendiri sebenarnya berasal dari dua kata bahasa Gorontalo, yaitu “Tumbilo” yang berarti “pasang” dan “tohe” yang berarti “lampu” secara keseluruhan dua kata ini digabung menjadi satu kata satu pemaknaan dan berpengertian luas, yaitu “Tumbilotohe” yang artinya pasang lampu.
Tumbilotohe sendiri sebenarnya berasal dari dua kata bahasa Gorontalo, yaitu “Tumbilo” yang berarti “pasang” dan “tohe” yang berarti “lampu” secara keseluruhan dua kata ini digabung menjadi satu kata satu pemaknaan dan berpengertian luas, yaitu “Tumbilotohe” yang artinya pasang lampu.
Budaya Tumbilotohe sendiri dilakukan pada malam hari menjelang tiga hari sebelum idulfitri, secara historis budaya tumbilotohe memiliki sejarah yang besar yang bernilai positif bagi masyarakat Gorontalo. Tumbilotohe sendiri telah ada lebih dari 500 tahun yang lalu, jauh sebelum Indonesia dijajah oleh Belanda, yaitu pada masa kejayaan para Sultan yang memerintah di bumi Hulondalo
Menurut beberapa tetua Gorontalo, tumbilotohe terjadi ketika pada masa lampau Gorontalo akan diserang oleh pasukan bajak laut dari bagian timur Indonesia, karena pada waktu itu Gorontalol merupakan kerajaan kuat dan kaya, yang mana pada waktu itu kerajaan Bugis di Makassar Sulawesi Selatan tak mampu menaklukan Gorontalo, yang ingin melanggengkan kekuasaannya di seluruh wilayah Sulawesi.
Menurut beberapa tetua Gorontalo, tumbilotohe terjadi ketika pada masa lampau Gorontalo akan diserang oleh pasukan bajak laut dari bagian timur Indonesia, karena pada waktu itu Gorontalol merupakan kerajaan kuat dan kaya, yang mana pada waktu itu kerajaan Bugis di Makassar Sulawesi Selatan tak mampu menaklukan Gorontalo, yang ingin melanggengkan kekuasaannya di seluruh wilayah Sulawesi.
Penyerangan bajak laut pun tertunda, karena taktik raja-raja Gorontalo untuk memperdaya musuh, Sultan Gorontalo memerintahkan seluruh rakyat memasang obor baik dihalaman rumahnya, jalan-jalan yang dilewati, dipinggiran pantai, kebun, sawah bahkan bagian yang tidak berpenghuni sekalipun. Sehingga rencana penyerangan terhadap Gorontalo di malam hari pun dibatalkaan, karena bajak laut menyangka bahwa Gorontalo telah siap menghadapi mereka, dilihat dari jumlah obor yang nampak dari laut, mereka menganggap jumlah tentara Gorontao dua kali lebih dari mereka, sehingga mereka pun memutuskan untuk pulang ke negeri mereka dan sekaligus meninggalkan impian menguasai Gorontalo dan teluk tomini.
Hal in pun didengar oleh kerajaan-kerajaan tetangga terutama Ternate dan Tidore beserta kerajaan bugis Sulawesi Selatan, sehingga mereka pun mengurungkan niat untuk menguasai Gorontalo dan kawasan teluk Tomini, dan bahkan menjalin persahabatan untuk saling bersaudara, bersahabat dalam satu keyakinan. Itulah sedikit cerita tentang Tumbilotohe, yang pernah dituturkan oleh beberapa tetua adat Gorontalo, sehingga sejak malam itu, tumbilotohe dicanangkan menjadi salah satu budaya Gorontalo yang patut dipertahankan.
Kini tumbilotohe masih tetap menjadi budaya fenomenal di Gorontalo, sehingga tidak sedikit wisatawan domestik ikut menyaksikan semarak tumbilotohe di Gorontalo. Bahkan pengakuan beberapa pengunjung, saat malam tumbilotohe tiba, Gorontalo berubah seakan berada di Hongkong, yang terkenal dengan keindahan lampunya dimalam hari.
Hal in pun didengar oleh kerajaan-kerajaan tetangga terutama Ternate dan Tidore beserta kerajaan bugis Sulawesi Selatan, sehingga mereka pun mengurungkan niat untuk menguasai Gorontalo dan kawasan teluk Tomini, dan bahkan menjalin persahabatan untuk saling bersaudara, bersahabat dalam satu keyakinan. Itulah sedikit cerita tentang Tumbilotohe, yang pernah dituturkan oleh beberapa tetua adat Gorontalo, sehingga sejak malam itu, tumbilotohe dicanangkan menjadi salah satu budaya Gorontalo yang patut dipertahankan.
Kini tumbilotohe masih tetap menjadi budaya fenomenal di Gorontalo, sehingga tidak sedikit wisatawan domestik ikut menyaksikan semarak tumbilotohe di Gorontalo. Bahkan pengakuan beberapa pengunjung, saat malam tumbilotohe tiba, Gorontalo berubah seakan berada di Hongkong, yang terkenal dengan keindahan lampunya dimalam hari.
Post a Comment Blogger Facebook