Warsaw, Polandia, Selain status gizi di masa pertumbuhan, tinggi badan seseorang juga dipengaruhi oleh riwayat pacaran jarak jauh kedua orangtuanya. Jika masing-masing berasal dari daerah yang berjauhan, peluang melahirkan anak jangkung akan makin besar.
Hal ini terungkap dalam penelitian Dr Dariusz Danel, seorang antropolog dari Polish Academy of Sciences. Penelitian tersebut melibatkan 2.675 anak laki-laki dan 2.603 anak perempuan, dengan memperhitungkan tinggi badan orangtua dan status ekonominya.
Hasil pengamatan pada 3 periode pertumbuhan antara 6-18 tahun menunjukkan, perbedaan asal daerah kedua orangtua turut mempengaruhi pertumbuhan fisik khususnya tinggi badan si anak. Jika kedua orangtuanya masing-masing berasal dari daerah yang berjauhan, anaknya cenderung tumbuh lebih jangkung.
Pengaruhnya lebih teramati pada anak laki-laki, meski pada perempuan juga berpengaruh. Seperti dikutip dari LiveScience, Sabtu (6/8/2011), perbedaan daerah asal orangtuanya memberi pengaruh sebesar 20 persen pada anak laki-laki sedangkan pada anak perempuan hanya sekitar 14 persen.
Kesimpulan ini menyiratkan bahwa pasangan yang berasal dari satu daerah yang sama lebih sulit mendapatkan anak bertubuh tinggi, kecuali memang mewarisi sifat tersebut dari orangtuanya dan mendapat asupan gizi yang cukup. Sementara jika berasa dari lain daerah, ada faktor lain yang membuat anaknya lebih berpeluang untuk punya tubuh jangkung.
Hal ini terungkap dalam penelitian Dr Dariusz Danel, seorang antropolog dari Polish Academy of Sciences. Penelitian tersebut melibatkan 2.675 anak laki-laki dan 2.603 anak perempuan, dengan memperhitungkan tinggi badan orangtua dan status ekonominya.
Hasil pengamatan pada 3 periode pertumbuhan antara 6-18 tahun menunjukkan, perbedaan asal daerah kedua orangtua turut mempengaruhi pertumbuhan fisik khususnya tinggi badan si anak. Jika kedua orangtuanya masing-masing berasal dari daerah yang berjauhan, anaknya cenderung tumbuh lebih jangkung.
Pengaruhnya lebih teramati pada anak laki-laki, meski pada perempuan juga berpengaruh. Seperti dikutip dari LiveScience, Sabtu (6/8/2011), perbedaan daerah asal orangtuanya memberi pengaruh sebesar 20 persen pada anak laki-laki sedangkan pada anak perempuan hanya sekitar 14 persen.
Kesimpulan ini menyiratkan bahwa pasangan yang berasal dari satu daerah yang sama lebih sulit mendapatkan anak bertubuh tinggi, kecuali memang mewarisi sifat tersebut dari orangtuanya dan mendapat asupan gizi yang cukup. Sementara jika berasa dari lain daerah, ada faktor lain yang membuat anaknya lebih berpeluang untuk punya tubuh jangkung.
Menurut Dr Danel, faktor lain yang dimaksud adalah variasi genetik sebab orangtua yang masing-masing berasal dari lain daerah diasumsikan memiliki struktur gen yang lebih beragam. Jika struktur genetiknya makin beragam, berbagai fungsi tubuh cenderung berjalan lebih efisien termasuk untuk mengolah nutrisi dari makanan.
Fungsi tubuh yang berjalan dengan efisien akan menghemat banyak energi, sehingga sumber energi akan dialihkan untuk keperluan lain yang salah satunya untuk pertumbuhan. Namun tentunya, asupan nutrisi yang baik tetap harus terjaga jika ingin mengoptimalkan kelebihan ini.
Jarak perkimpoian mungkin menjadi masalah, karena di dunia global orang-orang yang lahir di daerah yang dekat satu sama lain cenderung memiliki sedikit kesamaan genetik. Sedangkan dua orang yang lahir berjauhan satu sama lain maka genetiknya lebih berbeda, yang bisa memberikan beberapa kekuatan genetik pada keturunan mereka.
"Keanekaragaman genetik dalam individu disebut heterozigositas. Heterozigositas mengekspresikan dirinya lebih besar pada tinggi badan anak laki-laki dibandingkan anak perempuan," jelas Danel.
Danel dan rekannya mempublikasikan hasil temuan ini secara online pada bulan Juli dalam American Journal of Physical Anthropology.
Post a Comment Blogger Facebook