Blue Mountain - Jika ingin wisata alam sambil menantang adrenalin di Australia, coba ke Blue Mountain di New South Wales. Ada Scenic World yang seru!
Kalau Anda berkunjung ke Blue Mountain di New South Wales, Australia, rasanya kurang kalau tak mampir ke Scenic World. Scenic World di kawasan Katoomba, Blue Mountain, merupakan objek wisata tak terlupakan di kawasan yang terdaftar sebagai World Heritage UNESCO ini.
Masih dalam rangkaian perjalanan familiarization trip Indonesia AirAsia X ke Sydney, New South Wales, Australia, Senin (18/1/2016), sekitar pukul 09.00 waktu setempat, Wibenbae meninggalkan resor cantik Fairmount Blue Mountain menuju salah satu objek wisata tertinggi di dunia, Scenic World. Scenic World masih berada di kawasan Blue Mountain dan masih menyuguhkan keindahan 'Three Sister', tiga tebing batu ikonik di Blue Mountain.
Scenic Railway dibangun di atas pengunungan curam dengan pepohonan lebat di bawahnya. Dari resort tempat kami menginap, jaraknya mungkin sekitar 30 menit ditempuh dengan menggunakan bus. Pohon-pohon eucalyptus lebat di kanan dan kiri jalan plus bunga warna-warni membuat suasana semakin indah di tengah kesegaran udara khas pegunungan yang sangat melegakan. Para wisatawan ditantang mengelilingi lokasi bekas tambang batu bara di abad ke-18 itu dengan tiga alat canggih dan menantang yakni Skyway, Railway, dan Cable Way.
Setelah mengantre beberapa, kami mendapatkan tiket 'unlimited' seharga AUD 30 (Rp 300.000). Sebuah gelang plastik berwarna biru yang dilengkapi dengan chip untuk memasuki berbagai wahana itu kemudian dipakaikan oleh pemandu wisata nan cantik berambut pirang. Kami kemudian dituntun memasuki wahana tersebut.
Untuk pertama kalinya, kami diarahkan menuju Scenic Skyway. Lewat wahana yang kurang lebih seperti kereta gantung raksasa yang mondar-mandir sejauh 380 meter ini, kita bisa melihat keindahan lembah hijau lengkap dengan air terjun Katoomba Falls dari atas ketinggian 270 meter. Rasanya, sangat menantang!
Disebut kereta gantung raksasa karena wahana ini bisa menampung hingga 20 orang penumpang dewasa. Di bawahnya dilengkapi dengan dasar kaca untuk melihat ke bawah bagi yang merasa kurang tertantang melihat lewat jendela.
Dari atas Skyway ini terlihat keindahan lembah hijau Blue Mountain, air terjun berlapis-lapis bernama Katoomba Falls, juga terlihat landmark Three Sister yang melegenda. Para pengunjung diberi kesempatan mengambil pose saat wahana Skyway berhenti sejenak tepat di tengah-tengah dua bukit batu. Ngeri!
Setelah puas menjajal Skyway, berikutnya rombongan mencoba Scenic Railway. Seperti namanya wahana ini seperti kereta api. Scenic Railway tak lain adalah kereta api yang kira-kira terdiri dari tiga gerbong, yang 'terjun' melalui rel curam dengan sudut 52 derajat dengan jarak tempuh total 310 meter.
Setelah kita masuk ke dalamnya, kereta api ini akan turun perlahan-lahan dengan sudut sangat curam, kereta berhenti tepat di bibir tebing Blue Mountain. Ada gardu pandang yang biasa dipakai-pakai turis di ujung Railway ini, pengunjung bisa memilih kembali menggunakan railway, atau memilih melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri tambang batu bara tua Katoomba.
Rel kereta api yang kini dipakai Scenic Railway itu sejarahnya memang digunakan untuk mengangkut batu bara dari tambang di tengah perbukitan Katoomba menuju ke atas bukit. Tambang batu bara ini awalnya dibangun di Lembah Jamison pada tahun 1880-an. Railway ini digunakan untuk mengangkut batubara ke lereng atas bukit. Tambang batu bara ini kemudian ditutup pada tahun 1945 dan setelah itu dijadikan objek wisata.
Setelah turun dari Scenic Railway, kami pun menyusuri setapak kayu yang menggantung di tengah bukit Katoomba. Suasana sangat khas pegunungan dengan pepohonan lebat, dengan tebing-tebing batu. Pemandangan sejumlah gua yang dulu digunakan untuk menambang batubara semakin memantapkan perjalanan kami.
Puas berjalan-jalan di area bekas tambang batu bara Katoomba, kami pun naik kembali ke 'permukaan' dengan Scenic Cableway. Bentuk dan cara kerjanya mirip kereta gantung. Namun yang membuat menantang, Cableway ini menarik kami dari bawah lembah menuju ke permukaan melalui tebing curam.
Sebuah wahana Cableway juga bisa ditumpangi 20 orang dewasa termasuk seorang 'pilot' di dalamnya. Kami kembali ke atas permukaan dan membeli sejumlah oleh-oleh.
Setelah itu tur, kami lanjutkan ke kawasan Leaura, sebuah pedesaan cantik di Blue Mountain. Kami makan siang di restoran bertema bengkel, salah satu yang paling terkenal di Leura, yakni Leura Garage.
Kami juga sempat berputar-putar menikmati indahnya pemandangan di stasiun Leura yang bersih dan indah dengan banyak bunga-bunga khas pegunungan, kami kemudian mengarah ke perjebunan apel, peach, jeruk, dan pir, uniknya pembeli boleh memetik sendiri buah-buahannya dan kemudian membayar barang yang mereka beli saja 'pick up your own' begitu moto penjual yang menghargai setiap 1 kg buah seharga AUD 4 (sekitar Rp 40 ribu) ini.
Kami kemudian beristirahat sejenak di resort The Retreat yang menawarkan pemandangan hamparan rumput hijau, pohon-pohon tua nan besar, dan kesejukan alam khas pegunungan, sebelum melanjutkan perjalanan kami di tenggara Benua Australia.
Post a Comment Blogger Facebook