Daging ubi hangat yang masih mengepul itu terasa lezat saat menyentuh lidah. Empuk, manis, dan pulen. Tempat menikmatinya juga istimewa: tepi Danau Sentani di tanah Papua. Sebelum beras dikenal, ubi menjadi salah satu makanan pokok masyarakat Papua, termasuk mereka yang bermukim di sekitar Danau Sentani, Kabupaten Jayapura. Setiap kali panen raya, masyarakat Papua akan mengadakan ritual memasak ubi bersama sebagai ungkapan syukur kepada Sang Pencipta.
Yang membuat spesial, ubi nan lezat ini tak dimasak menggunakan panci atau belanga di atas kompor. Orang Papua punya cara berbeda untuk membuat ubi siap santap ini. Yaitu dipendam di dalam tanah, lalu ditutup dengan batu selama 1-2 jam. Batu yang dipakai pun bukan sembarang batu. Sebelum dimasukkan bersama dengan ubi, batu-batu ini dibakar terlebih dahulu. Budaya bakar batu yang dipraktekkan layaknya pesta ini masih terpelihara dan menjadi salah satu daya tarik wisata di Jayapura.
Cara ini juga kerap digunakan untuk memasak makanan lain, misalnya singkong, keladi, ikan, bahkan daging. Konon, memasak dengan cara ini membuat makanan bisa bertahan sampai satu pekan lamanya.
Upacara memasak dengan batu ini akan menjadi salah satu suguhan dalam Festival Danau Sentani (FDS) VIII yang akan diselenggarakan di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, pada 19-23 Juni 2015. Selain menyajikan tradisi memasak khas Papua beserta ragam kulinernya, festival yang tahun ini mengusung tema “Budayaku Kesejahteraanku” ini akan menampilkan beragam budaya, produk unggulan, dan lomba. Lomba yang akan diselenggarakan antara lain suling bambu, renang, dan panahan. Acara ini juga menjadi ajang promosi potensi wisata Papua dan Pekan Olahraga Nasional 2020 yang akan diselenggarakan di Papua.
Tema “Budayaku Kesejahteraanku” bermakna bahwa pengembangan dan pelestarian budaya dapat meningkatkan kesejahteraan. Digelarnya festival ini adalah salah satu upaya untuk melestarikan budaya masyarakat Kabupaten Jayapura. Juga memperlihatkan jati diri dan karakter budaya masyarakat setempat yang harmonis dan selaras dalam segala aspek kehidupan.
Bupati Jayapura Mathius Awoitauw mengatakan, meski digelar rutin setiap tahun, festival ini selalu menghadirkan hal baru setiap tahun, sehingga wisatawan tidak akan pernah bosan datang. “Kami berharap Festival Danau Sentani ini menjadi ajang promosi seni, budaya, dan berbagai usaha kerajinan tangan masyarakat setempat,” katanya.
FDS diketahui sukses mendongkrak pariwisata Papua, khususnya Jayapura. Pada 2013, angka kunjungan wisata ke kabupaten ini tercatat sekitar 87.000 orang, meningkat dari 2012 yang sebesar 72.000. Khusus wisatawan mancanegara, jumlahnya meningkat dari 1.012 pada 2012 menjadi 1.268 orang pada 2013.
Post a Comment Blogger Facebook