GuidePedia

0

http://cdn2.ubergizmo.com/wp-content/uploads/2014/05/proton-mail.jpg
 
Ketika berita tentang aksi peretasan email oleh NSA, badan sandi negara Amerika Serikat, terbongkar tahun lalu, sejumlah ilmuwan di laboratorium fisika partikel (CERN) di Swiss terkejut. Mereka khawatir email-emailnya juga diretas oleh NSA.

Andy Yen PhD, salah satu peneliti muda, lalu mengajak koleganya berdiskusi soal masalah itu. Setelah berdiskusi panjang, dia dan lima pakar fisika lainnya mulai mengembangkan konsep dan menciptakan layanan email baru yang dinamai “ProtonMail”.

Layanan email itu tidak berbeda dengan Gmail milik Google, tetapi sistem ProtonMail menggunakan kode enkripsi dari hulu hingga ke hilir, sehingga hampir mustahil untuk diretas.

“Kami mengenkripsi data di browser sebelum email sampai ke server. Saat data tiba di server, dia sudah dienkripsi. Jadi jika seseorang datang kepada kami dan ingin membaca email seseorang, maka yang ada hanya data yang sudah disandi dan kami tidak punya kunci untuk membuka sandi itu,” kata Yen dalam wawancara dengan Forbes.

“Kami pada dasarnya memisahkan pesan yang telah terenkripsi dengan kuncinya. Semua proses enkripsi berlangsung di dalam komputer Anda, bukan di server kami. Jadi tidak mungkin kami bisa melihat email Anda,” jelas Yen.

Menurut Yen sistem yang mereka gunakan berbeda dari sistem lain. Gmail misalnya, meski mengaku sudah mengenkripsi email-emailnya, mereka tetap punya kunci untuk memecahkan sandi-sandi tersebut, dan mengakses email yang masuk dalam server mereka.

ProtonMail juga bisa menjadi alternatif jika Anda muak dengan layanan email gratis yang dipenuhi dengan iklan.

“Anda dipaksa untuk mempercayai Google. Google menghasilkan uang dengan memindai email-email Anda dan merecoki Anda dengan iklan berdasarkan pada apa yang Anda tulis dalam email. Gmail membaca membaca dan memanfaatkan email-email Anda,” beber Yen.

Server-server ProtonMail juga sengaja disimpan di Swiss, meski sebagian besar pendiri sudah menjadi peneliti di Massachusetts Institute of Technology, AS. Alasannya tidak lain adalah faktor keamanan, karena Swiss melarang pemerintah memata-matai warganya atau menyita server seperti yang lazim terjadi di AS.

Sebagian besar tim ProtonMail hanya bekerja paruh waktu untuk mengembangkan layanan email itu.

“Kami semua adalah ilmuwan di CERN atau di MIT. Jadi kami meneliti soal komputasi, matematika, dan fisika yang sebenarnya sangat berkaitan dengan mengembangkan layanan email yang aman. Enkripsi sangat matematis, jadi ada empat doktor bidang fisika yang menangani enkripsi,” ungkap Yen.

ProtonMail baru saja diluncurkan secara global dan kini Yen dkk sedang mengembangkan aplikasi untuk Android dan iPhone. Rencananya aplikasi mobile itu rampung akhir musim panas tahun ini.

Yen juga mengatakan permintaan untuk layanan email mereka itu sangat tinggi dan melampaui perkiraan. Permintaan terutama banyak datang dari Cina, yang pemerintahnya sangat ketat menyensor internet.

“Kini pengguna kami hampir 20.000 orang dan kami pernah menutup pendaftaran untuk sementara untuk menambah kapasitas server,” tutup dia.

ProtonMail sendiri tersedia secara gratis. Biaya hanya dipungut jika pengguna ingin menambah kapasitas penyimpanan mereka. 
 
SumberLihat yg lebih 'seru' di sini !

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top