Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Salah satu diantara penjagaan Allah terhadap tanah haram, Allah hindarkn tanah ini dari penguasa jahat, termasuk Dajjal. Dia dihalangi sehingga tidak bisa masuk k tanah haram, Mekah atau Madinah.
Dari Fatimah bintu Qais radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan bagaimana keinginan Dajjal,
فَأَخْرُجَ فَأَسِيرَ فِى الأَرْضِ فَلاَ أَدَعَ قَرْيَةً إِلاَّ هَبَطْتُهَا فِى أَرْبَعِينَ لَيْلَةً غَيْرَ مَكَّةَ وَطَيْبَةَ فَهُمَا مُحَرَّمَتَانِ عَلَىَّ كِلْتَاهُمَا كُلَّمَا أَرَدْتُ أَنْ أَدْخُلَ وَاحِدَةً أَوْ وَاحِدًا مِنْهُمَا اسْتَقْبَلَنِى مَلَكٌ بِيَدِهِ السَّيْفُ صَلْتًا يَصُدُّنِى عَنْهَا
Sebentar lagi aku bisa keluar. Aku akan berjalan di muka bumi, tidak akan aku tinggalkan satu kampung pun kecuali aku singgah di sana, selama empat puluh hari, selain Makkah dan Thaibah (kota Madinah). Kedua kota ini diharamkan untukku. Setiap kali aku hendak masuk ke salah satu darinya, maka Malaikat akan menghadangku dengan pedang yang terhunus yang menghalangiku untuk memasukinya, dan di setiap lorong darinya ada Malaikat yang menjaganya. (HR. Muslim 7573)
Sebagaimana Allah lindungi Mekah dan Madinah dari Dajjal, Allah juga melindungi dua kota suci ini untuk dikuasai oleh pemerintah dzalim. Setiap kali ada kelompok dzalim yang mengasainya, mereka tidak bisa bertahan lama. Karena itulah, dalam al-Quran Allah sebut kota Mekah dengan Bakkah. Dari kata bakka – yabukku [بكَّ – يَبُكّ] yang artinya memenggal.
Mengapa dinamakan Bakkah?
Al-Azruqi membawakan riwayat keterangan dari sahabat Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu,
سُمِّيَتْ بَكَّةَ ؛ لأَنَّهَا كَانَتْ تَبُكُّ أَعْنَاقَ الْجَبَابِرَةِ
“Dinamakan Bakkah, karena kota ini memenggal leher-leher orang yang sombong.” (Akhbar Makkah, no. 119).
Termasuk diantaranya, Allah pilih pemerintah Arab Saudi untuk menjadi khadimul haramain (pelayana dua kota suci) yang bertahan ratusan tahun, hingga sekarang. Pemerintah kerajaan Arab Saudi berpaham ahlus sunnah wal jamaah. Sementara dalam fiqh, mengikuti salah satu madzhab sebagai madzhab mayoritas penduduknya, yaitu madzhab hambali. Meskipun banyak ulama bermadzhab lain yang mendapatkan banyak ruang untuk mengajar di Saudi. Seperti Syaikh Abu Bakr Jabir al-Jazairi, pengajar di masjid Nabawi, bermadzhab Malikiyah, atau Syaikh Ahmad bin Abdillah ad-Daughan, ulama besar madzhab Syafii, hingga beliau digelari dengan Syaikhul Madzhabi as-Syafii. Beliau mengajar di Saudi timur.
Kenyataan ini membuat syiah tidak nyaman. Syiah yang ingin menguasai dunia, mereka merasa lebih berhak terhadap tanah suci. Bukan umat islam ahlus sunah. Terlebih mereka sendiri memiliki tanah suci Karbala. Sehingga mereka berusaha menjatuhkan karakter dua kota suci ini, untuk memuliakan kota sucinya. Semua syiah 12 imam yang berkembang di Iran sangat mengagungkan Karbala, melebihi upaya mereka memuliakan Mekah dan Madinah.
Aqidah Syiah tentang Karbala dan Mekah
Bagi syiah, tanah Karbala lebih mulia dibandingkan tanah Mekah atau Madinah.
Kita akan sebutkan bagaimana aqidah mereka tentang Karbala yang dicantumkan dalam kitab-kitab rujukan Syiah,
Pertama, keterangan dalam at-Tahdzib karya at-Thusi,
خلق الله كربلاء قبل أن يخلق الكعبة بأربعة وعشرين ألف عام وقدسها وبارك عليها، فما زالت قبل أن يخلق الله الخلق مقدسة مباركة ولا تزال كذلك
Allah menciptakan Karbala 24 ribu tahun sebelum Allah menciptakan Ka’bah. Lalu Allah mensucikannya dan memberkahinya. Dia terus menjadi kota suci yang diberkahi, sebelum Allah menciptakan makhluk yang lain, dan terus akan menjadi kota suci. (at-Tahdzib li at-Thusi, 6/72)
Kedua, karbala menjadi tanah paling mulia di surga,
حتى يجعلها الله أفضل أرض في الجنة، وأفضل منزل ومسكن يسكن الله فيه أولياءه في الجنة
Allah akan jadikan Karbala sebagai tanah paling mulia di surga, dan tempat yang paling afdhal, yang akan diberikan oleh Allah, untuk dihuni para wali-Nya di surga. (Kamil az-Ziyarat, Ibnul Quluwiyah, hlm. 450).
Menteror Jamaah Haji
Tidak hanya menyanjung Karbala, mereka juga menteror dan membantai kaum muslimin yang melaksanakan ibadah haji. Kedengkian dan kebencian mereka kepada kaum muslimin ahlus sunah, tertutama saudi, membuat mereka tega untuk melakukan pembantaian di tanah suci Mekah.
Kita akan sebutkan berbagai kejahatan Syiah terhadap jamaah haji yang terjadi di beberapa masa,
Pertama, kejahatan Syiah Qaramithah Bathiniyah
Al-Hafidz Ibnu Katsir menceritakan kejadian di tahun 312 H,
في المحرم منها اعترض القرمطي أبو طاهر الحسين بن أبي سعيد الجنابي – لعنه الله ولعن أباه – للحجيج وهم راجعون من بيت الله الحرام قد أدوا فرض الله عليهم، فقطع عليهم الطريق فقاتلوه دفعًا عن أموالهم وأنفسهم وحريمهم، فقتل منهم خلقًا كثيراً لا يعلمهم إلا الله، وأسر من نسائهم وأبنائهم ما اختاره، واصطفى من أموالهم ما أراد، فكان مبلغ ما أخذه من الأموال ما يقاوم ألف ألف دينار
Di bulan Muharram tahun itu, gembong Qaramithah Abu Thahir bersama pasukannya, menghadang jamaah haji yang baru saja kembali dari Baitullah al-haram. Mereka baru saja menunaikan kewajiban haji. Jamaah haji ini dirampok di tengah perjalanan pulang, jamaah melawan untuk mempertahankan jiwa, keluarga, dan hartanya. Hingga terbunuh banyak sekali jamaah haji, yang jumlahnya hanya Allah yang tahu. Mereka menawan beberapa wanita dan anak-anak yang mereka pilih, dan mengambil harta yang mereka inginkan. Nilai yang mereka ambil, mencapai 1 juta dinar. (al-Bidayah wa an-Nihayah, 11/149)
Kedua, pencurian Hajar Aswad dan pembantaian jamaah haji di masjidil Haram.
Selanjutnya, al-Hafidz Ibnu Katsir menceritakan kejadian tahun 317 H, peristiwa pembantaian jamaah haji di masjidil haram dan pencurian hajar aswad.
Selanjutnya Qaramithah merampas Hajar Aswad dan dibawa ke negerinya. Tepatnya ketika hari tarwiyah. Mereka merampas harta kaum muslimin, dan membantai jamaah haji yang sedang thawaf. Hingga banyak diantara mereka yang berlindung dengan memgang kiswah Ka’bah. Namun tetap dibantai. Sementara pemimpin mereka, Abu Thahir – la’anahullah – duduk di pintu ka’bah, sambil mengatakan,
أنا بالله وبالله أنا *** يخلق الخلق وأفنيهم أنا
Aku dengan Allah dan Allah denganku… dia yang menciptakan makhluk, dan aku yang membinasakannya.
Ibnu Katsir menyebutkan, ketika itu ada salah seorang ulama ahli hadis yang sedang ihram. Begitu selesai thawaf, beliau ditodong pedang. Ketika hendak dibunuh, beliau melantunkan syair,
ترى المحبين صرعى في ديارهم *** كفتية الكهف لا يدرون كم لبثوا
Kalian lihat, banyak korban berjatuhan di rumah mereka … seperti pemuda Kahfi, mereka tidak tahu berapa lama dia tinggal di dalam gua.
Yang lebih sangar lagi, mayat-mayat ini dimasukkan ke dalam sumur Zam-zam dan dikubur untuk menutup sumur. (al-Bidayah wa an-Nihayah, 11/160).
Ketiga, kejadian tahun 1406 H
Kejadian rencana peledakan terowongan Mina.
Terowongan mina, salah satu sasaran terbesar syiah. Di saat terowongan ini penuh dengan jamaah haji menuju jamarat, syiah berencana untuk meledakkan TNT, sehingga potensial mematikan dari dua sisi,
[1] Mematikan karena ledakannya
[2] Mematikan karena kepanikan manusia di satu terowongan, sehingga bisa mati berdesakan
Di tahun 1906 ini, pemerintah menangkap jamaah Iran membawa TNT.
Keempat, di tahun 1407, mereka menyelundupkan banyak senjata tajam. Selanjutnya mereka meneriakkan basmi amerika… ganyang amerika, sambil menghunus senjata tajam. Di situlah mereka memajang foto-foto Khumaini dan mengibarkan gambar Khumaini.
Mereka tidak berfikir, di mana Amerika, di mana mereka? Apa tentara Amerika ikut haji?
Tidak lain tujuannya hanya untuk mencari simpati masyarakat, mereka anti amerika. Atau tidak lain tujuannya untuk mengacaukan jamaah haji.
Kelima, di tahun 1409 H, terjadi bom bunuh diri yang dilakukan Syiah dari Kuwait. Mereka ledakkan bom di dekat masjidil haram, hingga menewaskan bebarapa jamaah haji.
Keenam, di tahun 1410 H, lagi-lagi syiah bikin ulah.
Mereka meledakkan gas mustard, yang mengandung senyawa kimia Yperit. Itu dilakukan di terowongan al-Mu’aishim di Mekah. Hingga menewaskan ratusan jamaah haji.
Kitab Mereka Menyerukan Permusuhan dengan Jamaah Haji
Mengapa Syiah bersikap sekejam itu terhadap para jamaah haji?
Ternyata, itu sudah menjadi prinsip mereka. Para tokoh, penulis kitab-kitab Syiah menyerukan permusuhan kepada jamaah haji. Dan itu bagian dari jihad Syiah. Karena haji adalah lambang syiar ahlus sunnah.
Kita simak, bagaimana semangat ulama mereka untuk memusuhi jamaah haji,
Pertama, mereka menceritakan mimpi Ja’far as-Shodiq,
كأني بحمران بن أعين وميسر بن عبد العزيز يخبطان الناس بأسيافهما بين الصفا والمروة
Seolah aku bersama Humran bin A’yun dan Maisar bin Abdul Aziz, keduanya sedang mengibas-ngibaskan pedang ke arah manusia antara shafa dan marwah. (Bihar al-Anwar, al-Majlisi, 53/40)
Kedua, memotong tangan dan kaki jamaah haji
كيف بكم (يعني الحجبة على الكعبة كما يعبر النص) لو قطعت أيديكم وأرجلكم وعلقت في الكعبة، ثم يقال لكم: نادوا نحن سراق الكعبة
Bagaimana kalian – wahai para manusia yang berlindung di Ka’bah – andai tangan kalian dan kaki kalian dipotong, lalu digantung di Ka’bah. Kemudian kalian diseru, “Teriakkan, kami pencuri Ka’bah.” (al-Ghaibah, karya an-Nu’mani, hlm. 156).
Mereka juga mengatakan tentang kehadiran Mahdi versi Syiah,
إذا قام المهدي هدم المسجد الحرام … وقطع أيدي بني شيبة وعلقها بالكعبة، وكتب عليها: هؤلاء سرقة الكعبة
Apabila Mahdi datang, dia akan membongkar masjididl haram… memutus tangan-tangan bani syaibah dan digantung di ka’bah. Lalu ditulis di sana, “Mereka para pencuri Ka’bah.” (al-Irsyad al-Mufid, hlm. 411)
Ketiga, setiap harta ahlus sunah, halal bagi syiah. Siapa yang mendapatkannya, maka 1/5 diserahkan ke Imam Syiah. Para tokoh mereka mengatakan,
خذ مال الناصب حيثما وجدته وادفع إلينا الخمس
Ambillah harta an-Nashibah (gelar yang diberikan syiah untuk ahlu sunah) dimanapun kalian mendapatkanya, dan serahkan 1/5 untuk kami. (Tahdzib al-Ahkam, at-Thusi, 1/384).
Di tempat lain, mereka menyatakan,
مال الناصب وكل شيء يملكه حلال
Harta milik an-Nashibah dan semua yang mereka miliki, itu halal (untuk dirampas). (Wasail as-Syiah, al-Amili, 11/60)
Keempat, menuduh jamaah haji sebagai anak zina
Dalam salah stau rujukan pokok syiah, kitab al-Wafi, dinyatakan,
إن الله يبدأ بالنظر إلى زوار الحسين بن علي عشية عرفة قبل نظره إلى الموقف؛ لأن في أولئك (يعني حجاج بيت الله) أولاد زناة وليس في هؤلاء أولاد زنا
Sesungguhnya Allah terlebih dahulu melihat para peziarah kuburan Husain bin Ali di siang hari arafah, sebelum Allah melihat ke tempat wukuf. Karena mereka (para jamaah haji) adalah anak-anak zina, sementara para peziarah ini tidak ada yang statusnya anak hasil zina. (al-Wafi, 2/221).
Kelima, Hajar Aswad harus pindah ke Karbala,
Dalam salah satu kitab rujukan mereka, al-Wafi, al-Kasyani menyatakan,
يا أهل الكوفة لقد حباكم الله عز وجل بما لم يحب أحد من فضل مصلاكم بيت آدم وبيت نوح وبيت إدريس وصلى إبراهيم .. ولا تذهب الأيام والليالي حتى ينصب الحجر الأسود فيه
Wahai penduduk Kufah, Allah telah memberikan banyak keutamaan kepada kalian yang tidak diinginkan untuk diberikan kepada seorangpun. Tempat shalat kalian adalah rumah Adam, rumah Nuh, rumah Idris, dan tempat shalatnya Ibrahim. .. kiamat tidak akan terjadi, sampai Hajar Aswad dipindah ke Kufah (Irak). (al-Wafi, karya al-Faidh al-Kasyani, 2/215)
Laa haula wa laa quwwata illaa billaaah…
Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari kejahatan syiah dan bala tentaranya.
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Follow @wisbenbae
Post a Comment Blogger Facebook