
Sebelum kita masuk ke aspek militer suku Maori dari New Zealand, mari kita telisik dulu sedikit latar belakang budaya suku ini.. Suku ini merupakan kumpulan petani dan pelaut yang mencapai New Zealand antara tahun 800 - 1300 dari Kepulauan Polynesia.. Meskipun mereka suku petani dan pelaut, peperangan sudah menjadi bagian dari budaya dan tradisi mereka. Desa2 mereka berbentuk benteng.. Mereka juga gemar melakukan perang kecil2an dengan desa tetangganya setiap tahun.. Ini membuat budaya warrior mereka sangat kental..
Warband ini biasanya harus mampu memenuhi satu War Canoe yang menjadi mode transportasi umum di New Zealand.. Sebelum bertempur, Prajurit Maori harus melakukan beberapa ritual, termasuk penyiksaan diri, mati raga, dan pantangan makanan..
Pola serangan Warband Maori sendiri biasanya berbentuk ambush dan surprise attack, namun tak jarang pula mereka berhadapan scr terbuka..

Para Prajurit Maori terkadang telanjang dalam bertempur, tapi tdk sedikit jg yg memakai sabuk di sekeliling pinggulnya.. Dalam pertempuran, Prajurit Maori terkenal menggunakan tombak kayu dan gada kayu.. Senjata mereka tidak ada yang memakai besi..
Kepala pasukan yang kalah akan diawetkan dan dipamerkan di desa sebagai bukti kemenangan mereka.. Azas No Quarter yg diterapkan ini merupakan imbas dr perang balas dendam (utu). Mrk harus membunuh semua agar musuh tdk bs balas dendam. Biasanya, pembantaian ini bisa dicegah jika suku tsb memiliki persiapan bertahan yg baik. Pertahanan ini disebut "Pa" dalam bahasa Maori. Pa biasa dibangun diatas bukit, dilengkapi dgn palisade, parit, dan tanggul tanah..

Pada tahun 1800, pasukan Maori mulai menjalin kontak dengan bangsa Eropa dalam bentuk nelayan, pemburu paus, dan pedagang yg singgah..
Salah satu orang Maori yang sangat terbuka adalah Hongi Hika, seorang kepala suku yang mengunjungi King George IV pada thn 1820.. Tujuan Hongi Hika ini sendiri jelas: mempelajari teknologi militer di Inggris dan menjalin kerja sama dgn kerajaan Inggris.. Pada tahun 1810an - 1830an, Bangsa Maori bertempur dalam peperangan yg dikenal dgn Musket Wars.. Musket Wars ini sebenarnya sama dengan konflik antar suku lainnya.. Bedanya, jumlah kombatan dan petempur di perang ini jauh lebih besar
Tercatat pula bahwa sekitar 20.000 Prajurit Maori tewas selama 20 tahun pertempuran ini.. 20% dari seluruh populasi New Zealand wkt itu. Pada tahun 1840, Orang Maori mengalami tantangan baru: pasukan Inggris masuk ke New Zealand sbg hasil dr Traktat Waitangi yg legendaris. Dalam kurun waktu 5 tahun saja, pasukan Inggris mulai merasakan perlawanan dari Prajurit Maori.. Mererka menentang kekuasaan Inggris..
Namun, bangsa Maori tdk dpt dianggap remeh.. Mrk merupakan lawan terkuat Inggris di koloninya.. Bangsa Maori trnyt cepat beradaptasi menjadi pasukan Gerilya. Mereka dikenal sebagai pasukan gerilya yang ambushnya cukup mengerikan.. Selain pasukan, Bangsa Maori jg hebat dalam mengubah Pa mereka untuk keperluan pertempuran modern. Mrk membuat Pa yg dikelilingi oleh sistem tanggul yg rumit n palisades, dibangun agar pasukan musket memiliki field of fire yg efektif.
Bangsa Maori jg sudah mampu membangun bunker2 dalam sbg tempat perlindungan dari tembakan artileri bangsa Inggris.. Kesukaan pasukan Maori adalah mengumpan pasukan Inggris untuk dtg mengepung Pa ini.. Setelah membunuh bnyk, Pa biasanya ditinggalkan.. Keunggulan sistem ini ditunjukkan pd pasukan Inggris di Tauranga, April 1864. Saat itu, 250 prajurit Maori melawan 1700 pasukan Inggris. Pasukan Inggris tdk hanya dilengkapi musket.. Mrk jg dilengkapi mortir, howitzer, dan meriam Armstrong.. Inggris dipimpin Gen. Cameron.. Artileri pasukan Cameron kemudian berhasil merontokkan palisades Pa, namun pasukan Inggris banyak yg tewas ketika menyerbu Pa tsb..
Pada pertempuran Gate Pa, Tauranga tsb, pasukan Inggris harus kehilangan 111 org, sedangkan pasukan Maori hanya 25 org saja.. Kekalahan Inggris terus berlanjut pada thn 1860 saat mereka melawan Titokowaru.. Strateginya sama: mengandalkan Pa.. Meskipun menang berturut2, Titokowaru akhirnya bubar dgn sendirinya, most likely akibat konflik internal..
Dari sini, bisa kita lihat bahwa pasukan Maori mampu mengimbangi pasukan Eropa dalam bertempur.. Namun, mrk gagal dalam mengimbangi kemampuan ekonomi jangka panjang pasukan Eropa.. Dan jumlah korban tewas selama pertempuran melawan Inggris ini: hanya 2000 Maori dan 750 Inggris.. Lamanya? 20 tahun juga..




Pic: Tewhatewha, kapak panjang sebesar 175cm lebih. Hanya pasukan khusus atau kepala suku yg berhak memakainya.


