GuidePedia

0

Enam lelaki Indonesia tergeletak tak bernyawa. Diduga kuat mereka adalah pejuang yang dieksekusi tentara Belanda.


Enam lelaki yang tewas dieksekusi tentara Belanda. Diduga kuat mereka adalah gerilyawan Indonesia. Sumber: de Volkskrant.


FOTO-foto yang memuat kekejaman tentara Belanda semasa agresi militernya di Indonesia kembali ditemukan di Belanda. Pada Jumat, 16 Oktober kemarin harian terkemuka Belanda de Volkskrantmemuat berita penemuan tersebut. Secara keseluruhan terdapat 179 foto dan slides yang sebelumnja tidak pernah diumumkan di manapun juga. Pada salah satu foto terlihat jenazah enam pria Indonesia yang telah dieksekusi.

Gambar-gambar itu ditemukan di dalam sebuah kamar penyimpan barang berharga yang terletak dalam sebuah bangunan bekas bank di Gouda (Belanda tengah). Bangunan tersebut sekarang merupakan gedung Museum Perlawanan di propinsi Zuid-Holland (Holland selatan).

Joost Lamboo yang bertanggung jawab bagi gambar-gambar koleksi museum, menegaskan, “Semua foto ini langsung mengingatkan saya pada foto-foto eksekusi yang pernah diumumkan oleh harian de Volkskrant pada bulan Juli 2012. Pria-pria yang dieksekusi berdiri di pinggir sebuah lubang dangkal. Foto-foto ini dibuat dari jarak yang sanget dekat dan itu luar biasa. Dua dari enam pria itu sebenarnya gampang sekali diidentifikasi siapa mereka.”

Sebagaimana ditulis oleh wartawan de Volkskrant Lidy Nicolasen, di antara kumpulan foto itu juga bisa dilihat kampung yang dibakar habis, aksi pembersihan, interogasi orang-orang Indonesia yang ditelanjangi. Ada slide beberapa pejuang Indonesia yang sudah dipenggal kepala mereka dan ada pula slide orang Indonesia yang menunjukkan sebuah piagam, piagam itu merupakan bukti kesetiaan pemegangnya kepada pemerintah kolonial Belanda. Piagam itu mungkin pemberian Kerajaan Belanda karena Perang Aceh (1873-1914).

Secara kebetulan Joost Lamboo menemukan foto-foto tersebut. Di dalam kamar berpintu besi itu juga terdapat laci-laci sarat barang-barang yang mengingatkan orang pada Perang Dunia II. Misalnya medali Nazi, emblem SS untuk dibalutken pada lengan atas, atau bintang Yahudi, juga tidak ketinggalan barang-barang sekutu.

Sekarang barang-barang seperti itu sudah berharga mahal. Di dalam laci-laci itu Joost Lamboo juga mendapati banyak kotak buatan pabrik sabun Inggris Bromley. Cuma sabunnya sudah diganti dengan slides, yang tidak berkaitan dengan Perang Dunia II. Semua slides itu ternyata berkaitan dengan aksi polisi di Hindia.

Slides itu dibungkus dalam koran, kebanyakan sudah ditempatkan di dalam kaca yang dilekatkan dengan karton. Slides yang lain bisa diangkat menggunakan kayu atawa bakelit. Di sebelah kotak sabun itu masih ada dus yang sedikit lebih besar, di situlah ditemukan foto-foto perang kemerdekaan Indonesia.

Bagaimana semua gambar ini bisa sampai di Museum Perlawanan Gouda tidaklah jelas dan tak bisa dicari lagi kejelasannya. Juga tidak bisa diketahui lagi siapa pula yang menyerahkan semua itu kepada museum. Siapa pemotretnya juga tidak jelas. Lamboo adalah orang pertama yang berusaha melihat gambar dalam slides. Perhatiannya segera terpaku pada foto jenazah enam pria Indonesia dalam lubang dangkal. Bagian bawah tubuh mereka yang tidak tertutup sehelai benangpun ditutupi jerami atau rumput kering.

Menurut de Volkskrant, banyak slides yang sudah termakan zaman, jadi kebanyakan cahaya lantaran gelatin yang melapisinya sudah lenyap. Keaslian slidesini sudah dipastiken oleh Pusat Dokumentasi Perang Belanda, NIOD. Sejumlah besar foto dalam keadaan baik, jauh lebih baik ketimbang foto yang biasanya diambil oleh prajurit-prajurit Belanda.

Aksi militer, latihan perang, patroli dan material baik milik prajurit Belanda maupun para pewajib militer dan KNIL selalu didaftar dengen teliti. Lantaran itu Joost Lamboo semakin dan semakin yakin bahwa pembuat foto-foto itu ikut dalam dinas militer Belanda.

Joost Lamboo berupaya mati-matian menemukan tanda-tanda yang bisa mengarah kepada siapa pembuat foto-foto ini. Baginya aneh juga kalau dalam tumpukan foto ini cuma ada satu foto dinas seorang prajurit. “Itu foto seorang kapten yang mengenakan seragam militer Inggris. Pada baretnya terpampang sebuah emblem resimen parasit. Angkatan pertama komando Belanda memang dilatih di Inggris. Mungkin dialah fotografnya. Kalau tidak mengapa fotonya ada di dalam tumpukan foto ini?”

Pada foto lain terbaca coretan “you talk of Freedom and Justice” pada dinding sebuah bangunan yang sudah terbakar. Juga terlihat parade militer di depan Hotel Savoy Homann di Bandung, yang sampai sekarang tetap merupakan hotel. Pada bendera terlihat gambar anjing, simbol batalyon kelima KNIL. Kemudian berkali-kali terlihat emblem tentara Belanda, yaitu De Watermannen dan BatalyonZeeuws.

Foto-foto ini merupakan bahan pameran bertajuk Indië in oorlog – oorlog in Indië(Hindia dilanda perang – Perang di Hindia) yang diselenggarakan oleh Museum Perlawanan di Gouda sampai akhir bulan ini.


Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top