Jelang pemilu legislatif Turki yang akan digelar 7 Juni mendatang, suhu politik Turki memanas. Terbaru, pihak oposisi menuduh 'gaya hidup' mewah Presiden Erdogan di istana negara.
Dilansir Hurriet Daily News, pemimpin oposisi utama Kemal Kılıçdaroğlu dari partai sekuler CHP menuduh istana kepresidenan terdapat toilet kamar mandi dari emas.
Menghadapi tudingan itu, Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan siap mengundurkan diri dari kursi kepresidenan kalau pemimpin oposisi berhasil menemukan toilet emas di istana negara.
"Silakan mengunjungi istana dan berjalan-jalan di dalamnya, kalau menemukan toilet emas saya mengundurkan diri dari kursi kepresidenan," ujar Erdogan.
Erdogan sering diserang pihak oposisi setelah membangun Istana Kepresidenan yang megah.
Istana kepresidenan Turki yang baru dibangun di pinggiran ibu kota Ankara itu dengan biaya sekitar 615 juta dolar AS atau setara dengan Rp 7,6 triliun.
Bangunan megah itu memiliki luas 200.000 meter persegi, atau 30 kali lebih besar dibanding Gedung Putih dan bahkan lebih besar dibanding Istana Versailles Perancis.
Erdogan yang menjadi presiden pada Agustus tahun lalu setelah menjabat perdana menteri selama lebih dari satu dekade mengatakan akan membangun lebih banyak bangunan-bangunan megah.
Kelompok oposisi Turki mengecam pembangunan istana kepresidenan itu sebagai sebuah kemewahan yang absurd yang semakin membuktikan Erdogan sudah semakin menjadi pemimpin otoriter.
"Ini bukan istana saya, istana ini bukan properti pribadi. Istana ini milik rakyat," tambah Erdogan menjawab kritikan.
Pengunjung pertama istana baru itu adalah pemimpin tertinggi Katolik, Paus Fransiskus, dan disusul Presiden Palestina Mahmud Abbas yang disambut di Istana dengan pengawalan tentara Ottoman.
Dengan kemajuan ekonomi Truki yang pesat sejak dipimpinnya, Erdogan ingin mengembalikan kejayaan zaman Ottoman yang disegani dunia dan dibanggakan rakyat Turki.
"Generasi mendatang nanti akan mengatakan dari gedung-gedung itulah Turki baru dipimpin," tegas Erdogan.
Post a Comment Blogger Facebook