JAKARTA - Banyak pandangan, saat menstruasi atau haid darah yang dibuang adalah darah kotor tapi faktanya justru sebaliknya. Darah yang dikeluarkan saat menstruasi adalah darah bersih atau sel darah merah.
Dalam siklus ini perempuan kehilangan pasokan darah bersih yang mengandung hemoglobin yakni protein darah yang mengandung zat besi dan berperan dalam transportasi oksigen.
"Kehilangan zat besi pada saat menstruasi ini menyebabkan perempuan mengalamai lemas, letih, lesu, lelah, tidak bertenaga, pusing berkunang-kunang," kata Dr. dr. Inge Permadhi, MS, SpGK, dokter spesialis gizi klinik dari FKUI/RSCM di Jakarta saat peluncuran Sangobion Femine di Jakarta akhir pekan lalu.
Dikatakannya, siklus menstruasi setiap bulannya menjadikan perempuan membutuhkan zat besi lebih banyak dibandingkan pria. Saat menstruasi jumlah rata-rata darah dan cairan yang dikeluarkan pada saat menstruasi adalah 35 – 50 mL (± 4 – 12 sdm), namun dapat juga antara 10 mL (hypomenorrhea) – 80 mL (hypermenorrhea).
"Per 30 cc jumlah darah yang hilang pada periode itu, perempuan kehilangan 30mg zat besi per periode menstruasi," katanya.
Disebutkan, normalnya seseorang akan kehilangan zat besi sebesar 1 – 2 mg/hari yang dapat terjadi melalui deskuamasi sel saluran cerna, urin, keringat, berganti kulit, dan perdarahan misalnya melalui menstruasi. "Kehilangan zat besi diluar ambang normal meningkatkan risiko terkena anemia," katanyaa
Post a Comment Blogger Facebook