Perjalanan saya ke Islam dimulai ketika saya berusia 10 tahun. Awalnya saya tidak terlalu mementingkan masalah agama. Orang tua saya pun jarang menghadiri gereja dan berdoa, tapi mereka mengirim saya ke sekolah pada hari minggu untuk berdoa dan belajar tentang agama kristiani.
Ketika sekolah saya dipaksa untuk mempercayai semua kisah-kisah tentang Yesus. Saya mencoba meyakinkan diri bahwa kisah-kisah itu benar adanya karena teman-teman saya yang berada dalam kelas percaya akan kisah tersebut. Namun saya tidak dapat membohongi hati kecil saya yang terus berjibaku tentang kebenaran Yesus. Saya merasa ada kejanggalan dengan kisah-kisah Yesus.
Saya merasa banyak hal yang tidak masuk akal mengenai Yesus. Bagaimana bisa seseorang mati karena menanggung semua dosa-dosa orang lain. Selain itu, saya pun merasa aneh dengan kisah Yesus mati disalib. Saya juga merasa sangat bingung tentang keyakinan bahwa Yesus adalah anak Allah. Ini membuat saya benar-benar kebingungan.
Hingga pada suatu hari ketika saya hendak berdoa, saya merasa sangat kebingungan. Sebenarnya saya harus berdoa kepada siapa? Yesus atau Allah? Hati saya penuh dengan tanya-tanya. Konsep Trinitas adalah misteri bagi saya.
Hingga akhirnya pada suatu malam saya menyimpulakan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan tempat saya berdoa. Karena Dia yang telah menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini. Saya meyakini dengan sepenuh hati, namun pada saat itu saya belum berani untuk memberitahu siapapun bahwa saya hanya percaya kepada Allah. Sejak saat itulah saya selalu berdoa agar Allah menunjukan saya kepada agama yang benar.
Bertahun-tahun kemudian pada saat kuliah, saya bertemu dengan pria Mesir yang kini menjadi suami saya. Dia memberitahu saya bahwa dia adalah seorang Muslim. Ia mengajari saya mengenai Islam dan nabi Muhammad. Saya mempelajari Al-Quran, dan saya merasa sangat lega, bahwa ternyata Yesus bukanlah anak Allah. Saya pun memutuskan untuk menjadi seorang muslim.
Pada suatu hari suami saya membawa saya ke suatu Masjid. Subhanallah, saya merasa sangat bahagia bisa menjadi seorang muslim. Saya disambut baik oleh perempuan muslim yang mengenakan jilbab. Mereka begitu ramah dan hangat. Mereka meminta saya untuk mendengarkannya membaca Al-Quran. Saya pun dengan senang hati mendengarkannya.
Islam membuat saya menerima hal-hal yang terjadi dalam hidup saya dan percaya bahwa segala sesuatu terjadi karena suatu alasan. Allah mengajari saya berbagai hal dalam hidup ini. Saya merasa sangat beruntung, karena Allah telah memberikan hidayah-Nya dan membawa saya kembali kepada-Nya. [yy/islampos]
----
Post a Comment Blogger Facebook