Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi non aktif, Abraham Samad memenuhi panggilan penyidik Bareskrim Polri di gedung Bareskrim Polri, Jakarta, 24 Juni 2015. Abraham Samad diperiksa sebagai tersangka dalam kasus penyalahgunaan kekuasaan atas laporan dari Direktur Eksekutif KPK Watch Indonesia, M Yusuf Sahide. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi nonaktif, Abraham Samad, berharap pemimpin KPK yang terpilih untuk periode berikutnya berani dan tegar dalam bertugas.
"Minimal seperti periode ketiga,” kata Samad di Markas Besar Kepolisian RI setelah diperiksa untuk ketiga kalinya pada Kamis, 2 Juli 2015. Periode ketiga kepemimpinan komisi antikorupsi yakni periode 2011-2015, yang saat ini tengah berjalan.
Menurut Samad, calon pemimpin KPK harus orang yang progresif. “(Tapi) kalau orang itu progresif, pasti akan dihabisi,” katanya. "Orang progresif itu bagus dalam memimpin. Saking bagusnya, banyak orang akan mencoba menumbangkan."
Anggota pimpinan KPK periode ketiga selain Samad, Wakil Ketua Bambang Widjojanto, ditetapkan sebagai tersangka oleh Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. Dia dituduh mengarahkan saksi untuk memberikan keterangan palsu dalam sidang sengketa hasil pemilihan kepala daerah Kotawaringin Barat di Mahkamah Konstitusi pada 2010.
Adapun Samad terjerat kasus dugaan pemalsuan dokumen administrasi kependudukan di Kecamatan Panakkukang, Makassar.
"Saya sendiri memang tidak mau menjadi pemimpin yang biasa saja," katanya. “Kalau mau jadi pemimpin yang santai, tidur saja di rumah.”
Saat ini pemilihan pimpinan KPK yang baru sedang berlangsung. Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK membuka pendaftaran para kandidat hingga 3 Juli 2015. Hingga 1 Juli 2014, ada 523 orang yang telah mendaftar sebagai calon pemimpin KPK.
Post a Comment Blogger Facebook