JAKARTA - Sprindik atau surat perintah penyidikan milik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setya Novanto terkait kasus korupsi perencanaan dan pelaksanaan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Riau diduga bocor.
Dalam sprindik yang diterima redaksi dari alamat email bambang.sukoco23@gmail.com menerangkan untuk melakukan penyidikan, dengan menetapkan anggota DPR Setya Novanto sebagai tersangka.
"Info terbatas, sprindik SN bocor, gambar2 berikut berasal dari internal KPK, sprindik Setya Novanto - DPR 01," tulis Bambang Sukoco dalam emailnya, Selasa (7/10/2014).
Berikut foto-foto sprindik yang diduga milik Setya Novanto.
Sebelumnya, Ketua KPK, Abraham Samad menyesalkan terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua DPR, "KPK sangat prihatin dan menyesalkan terpilihnya Setya Novanto sebagai ketua DPR karena yang bersangkutan berpotensi mempunyai masalah hukum dan bisa merusak citra DPR sebagai lembaga terhormat."
Sementara itu, Setya Novanto menanggapi kekecewaan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad atas kepemimpinannya di lembaga legislatif periode 2014-2019.
"Segala isu kita jadikan sebagai masukan, menjadi kekuatan kita," kata Setya Novanto di sela-sela acara potong kurban, di gedung parlemen, Jakarta, Minggu (5/10/2014).
Setya mengatakan dirinya berterima kasih kepada masyarakat, dan menerima sebaik-baiknya atas segala masukan yang diberikan kepadanya.
"Semua ada hikmahnya. Kita terus senantiasa berdoa untuk bisa mengawal program-program yang pro rakyat," kata dia.
Sebelumnya, Abraham Samad menyatakan kekecewaannya atas terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua DPR. Alasan Samad, Setya potensial terjerat kasus hukum.
Pernyataan Samad sempat mendapat kritikan dari sejumlah pihak. Samad yang merupakan Ketua KPK dianggap tidak patut mengomentari kepemimpinan seseorang layaknya politisi.
Politisi Partai Golkar Meutya Hafid meminta Samad tidak ikut berpolitik dengan menyatakan kekecewaannya atas terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua DPR RI 2014-2019.
"KPK sebaiknya tidak berpolitik dan tidak perlu terlalu banyak bicara," ujar Meutya Hafid beberapa waktu lalu.
Post a Comment Blogger Facebook