GuidePedia

0


Negara yang paling taat terhadap nilai-nilai Quraniah adalah Irlandia, menurut akademisi kelahiran Iran di George Washington University, Amerika Serikat. Berikutnya adalah Denmark, Swedia, dan Inggris. Demikian dilaporkan, Irish Times.

Dalam wawancaranya dengan BBC, Hossein Askari, Profesor Bisnis Internasional dan Hubungan Internasional di George Washington University mengatakan bahwa sebuah studi yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan koleganya Dr. Scheherazde S. Rehman, juga menempatkan Israel (27) sebagai lebih taat dengan cita-cita Quraniah dibandingkan negara-negara berpenduduk mayoritas muslim manapun.

Tak ada satupun negara berpenduduk muslim mayoritas yang berada di 25 ranking teratas dan tak ada negara Arab di 50 ranking teratas.

Dia menyatakan hal ini ketika “indeks keislaman” hanya diterapkan di Malaysia (33) dan Kuwait (42) yang menduduki ranking 50 teratas. Bandingkan dengan Amerika Serikat dan Belanda yang sama-sama menempati ranking 15, dan Perancis pada 17.

Arab Saudi menempati urutan 91, sedangkan Qatar ke-111.

Dalam melakukan studi ini mereka mengkategorisasikan cita-cita keislaman dalam bidang pencapaian ekonomi masyarakat, tata kelola pemerintahan, hak asasi manusia dan politik, serta hubungan internasional.

Dalam indeks tersebut, “Negara-negara Islam amatlah buruk.” Dia menduga mereka memakai agama sebagai alat dari kekuasaan.

November lalu Profesor Askari mengatakan bahwa, “Kita harus menggarisbawahi bahwa banyak negara yang mengaku Islam dan disebut Negara Islam, tetapi mereka tidak adil, korup, terbelakang, dan sebenarnya tidak ‘islamis’ sama sekali dalam kategori apapun.”

“Melihat indeks Keislaman Ekonomi, atau seberapa dekat kebijakan dan pencapaian negara-negara yang mencerminkan ajaran ekonomi Islam, Irlandia, Denmark, Luksemburg, Swedia, Inggris, Selandia Baru, Singapura, Finlandia, Norwegia, dan Belgia, menempati urutan 10 besar.”

Dalam “Indeks Keislaman Keseluruhan” mereka, sebuah ukuran yang mencakup hukum dan tata kelola pemerintahan, hak asasi manusia dan politik, hubungan internasional, dan faktor ekonomi, “Rankingnya hampir sama: Selandia Baru, Luksemburg, Irlandia, Islandia, Finlandia, Denmark, Kanada, Inggris, Australia, dan Belanda; lagi-lagi hanya Malaysia (38) dan Kuwait (48) yang menempati 50 besar dari negara-negara Islam.”

“Jika sebuah negara, masyarakat, atau komunitas menunjukkan karakteristik seperti tak memiliki pemilihan pemimpin, korup, kepemimpinan yang tak adil dan opresif, hukum yang tak setara, kesempatan yang tak imbang untuk pengembangan manusia, ketiadaan kebebasan untuk memilih (termasuk memilih agama), ketimpangan kaya-miskin, kekuatan militer dan agresi sebagai pemecah konflik dibandingkan dialog dan rekonsiliasi, dan, terutama merajalelanya ketidakadilan dalam segala bentuk, maka itulah bukti paling sahih dari tiadanya nilai keislaman dalam komunitas tersebut,” tuturnya.

“Islam adalah, dan selama berabad-abad terbukti, wujud dari cinta Allah atas makhluk-Nya dan atas kebersatuannya, dan semua ini mengarah pada perkembangan ekonomi dan kemanusiaan yang menyeluruh,” simpulnya. 

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top