Bli Eric,
Di Pati susah sekalimencari Restoran Padang, amat mudah mencari Kedai Nasi Gandul, Soto Kudus,Soto Kemiri, Lonthong Balap, Mangut Cat Fish (Sembilang, Donggal).
Seumur umur belum pernah banjir sebesar ini Bli. Dulu banjir hanya berhenti di sawah dan sungai sungai. Itupun saya malah masih sempat bluron bareng sama kerbau kerbau saya, sambil main getekan. Banjir sekarang luar biasa besarnya dan lama. Warna airnya merah dan keruh sekali. Menenggelamkan seluruh sawah dan tambak saudara saudara kami. Tanaman bawang merah, timun, kacang, busuk tak berbekas. Karena terendam dua minggu. Air sampai masuk sedengkul di halaman rumah kami, dan semata kaki di rumah. Tak pernah terjadi sebelumnya.
Banjir ini berasal dari tiga penjuru :
- Dari arah Barat, Bendungan Gunung. Rowo sebelah kaki Muriah di buka karena sudah tidak muat.Turun ke kota Pati dan Kudus. Tak ada satupun media yang menahannya karena banyak hutan jati yang sudah ludes jaman reformasi dulu.
- Dari arah selatan, Bendungan Babelan, Gribogan-Pureadadi di buka karena tidak kuat lagi menahan air. Turun ke Pati Selatan dan Juana, kota Mas Susilo Cahyono SI87 dan Mas Dayat SI87 berada.
- Dari Langit, dihajar sekitar dua minggu hujan terus menerus. Mas Silo punya peta mendung. Diatas kota Pati-Kudus,awan terus bergayut kemarin selama 2 minggu itu.
Pelajarannya apa?
Secara logika, menggunakan akal sehat,tentu rusaknyahutan jatidi hulu, sehingga mudah sekali air meluncur. Tentu ini juga di perparah dengan cuaca exstrem. Jaman Reformasi 1999 terjadi penjarahan besar besar hutan jati milik negara oleh rakyat. Polisi hutan sampai kewalahan. Mereka terang terang membabat hutan memaki truk truk dan peralatan modern. Tak ada yang berani mencegahnya. Saya melihat dengan mata kepala sendiri, polisi hutan tak berani berbuat banyak ketika mendapati wargamenimbun hasil curian. Penduduk mengepung polisi itu, sehingga daripada darah tumpah, polisi memilih mundur.
Hari ini saya melihat Tuhan murka atas ulah ummatnya. Masih untung Bli cuma di kirim banjir yang bukan banjir bandang. Kalau G. Muriah sekalian di letuskan, tamat riwayat Desa kami.
Semoga warga kampung kami bertobat dengan kejadian ini. Dan memohon ampun kepadaNya. Mesjid besar yang kami bangun bersama, ternyata tidak jaminan menjadikan warga kami tetap khusyu'di jalan Allah.
Mohon maaf kalau ada yang tidak berkenan, saya hanya menceritakan kejadian di Desa saya saja. Mungkin Desa lain tidak seperti itu.
Salam Banjir.
Hdi-TM-87
Di Pati susah sekalimencari Restoran Padang, amat mudah mencari Kedai Nasi Gandul, Soto Kudus,Soto Kemiri, Lonthong Balap, Mangut Cat Fish (Sembilang, Donggal).
Seumur umur belum pernah banjir sebesar ini Bli. Dulu banjir hanya berhenti di sawah dan sungai sungai. Itupun saya malah masih sempat bluron bareng sama kerbau kerbau saya, sambil main getekan. Banjir sekarang luar biasa besarnya dan lama. Warna airnya merah dan keruh sekali. Menenggelamkan seluruh sawah dan tambak saudara saudara kami. Tanaman bawang merah, timun, kacang, busuk tak berbekas. Karena terendam dua minggu. Air sampai masuk sedengkul di halaman rumah kami, dan semata kaki di rumah. Tak pernah terjadi sebelumnya.
Banjir ini berasal dari tiga penjuru :
- Dari arah Barat, Bendungan Gunung. Rowo sebelah kaki Muriah di buka karena sudah tidak muat.Turun ke kota Pati dan Kudus. Tak ada satupun media yang menahannya karena banyak hutan jati yang sudah ludes jaman reformasi dulu.
- Dari arah selatan, Bendungan Babelan, Gribogan-Pureadadi di buka karena tidak kuat lagi menahan air. Turun ke Pati Selatan dan Juana, kota Mas Susilo Cahyono SI87 dan Mas Dayat SI87 berada.
- Dari Langit, dihajar sekitar dua minggu hujan terus menerus. Mas Silo punya peta mendung. Diatas kota Pati-Kudus,awan terus bergayut kemarin selama 2 minggu itu.
Pelajarannya apa?
Secara logika, menggunakan akal sehat,tentu rusaknyahutan jatidi hulu, sehingga mudah sekali air meluncur. Tentu ini juga di perparah dengan cuaca exstrem. Jaman Reformasi 1999 terjadi penjarahan besar besar hutan jati milik negara oleh rakyat. Polisi hutan sampai kewalahan. Mereka terang terang membabat hutan memaki truk truk dan peralatan modern. Tak ada yang berani mencegahnya. Saya melihat dengan mata kepala sendiri, polisi hutan tak berani berbuat banyak ketika mendapati wargamenimbun hasil curian. Penduduk mengepung polisi itu, sehingga daripada darah tumpah, polisi memilih mundur.
Secara spritual, khusus daerah Desa saya, saya tidak membahas tempat lain. Ini adalah peirngatan dari Allah SWT. Manakala panen bawang merah tahun lalu, yang harganya sempat naik 100rb per kg. Mereka berfoya foya setiap RT menanggap dangdut. Kalau sudah dangdutan, maka tak lengkap rasanya kalau tidak dengan minuman keras. Mabuk mabukan. Luar biasa rusaknya dan tak pernah itu bterjadi waktu saya kecil dulu. Mereka yang punya duit, bukan ke Mesjid malah ke Karaoke yangsekarang semakin banyak menjamur di jalan Protokol Pati-Kudus. Sudah banyak kasus orang yang alim meninggal setelah keluar dari Karaoke karena overdoses dan mabuk. Belum lagi kasus penceraian rumah tangga.
Hari ini saya melihat Tuhan murka atas ulah ummatnya. Masih untung Bli cuma di kirim banjir yang bukan banjir bandang. Kalau G. Muriah sekalian di letuskan, tamat riwayat Desa kami.
Semoga warga kampung kami bertobat dengan kejadian ini. Dan memohon ampun kepadaNya. Mesjid besar yang kami bangun bersama, ternyata tidak jaminan menjadikan warga kami tetap khusyu'di jalan Allah.
Mohon maaf kalau ada yang tidak berkenan, saya hanya menceritakan kejadian di Desa saya saja. Mungkin Desa lain tidak seperti itu.
Salam Banjir.
Hdi-TM-87
Follow @wisbenbae