Perusahaan-perusaan kecil dan tidak diunggulkan, atau dalam istilah asing disebut underdog, tanpa disadari bisa menyimpan kekuatan besar. Kekuatan untuk maju dan berinovasi dengan optimisme mampu menyaingi strategi bisnis perusahaan besar.
Tak aneh, banyak perusahaan-perusahaan yang akhirnya mendulang kesuksesan yang luar biasa, meskipun berawal dari perusahaan yang tidak diperhitungkan pada awal kehadirannya.
Dilansir dari investopedia.com, berikut daftar lima perusahaan besar dunia yang dulunya adalah perusahaan yang tak diunggulkan:
1. BEN & JERRY'S
Ben Cohen dan Jerry Greenfield bersahabat sejak kecil. Mereka memulai perjalanan dengan mengikuti kursus membuat es krim bersama. Di tahun 1978, dua pengusaha ini menggelontorkan USD12,000 untuk membuka toko pertama mereka di sebuah SPBU yang sedang direnovasi.
Sekitar tahun 1980, mereka mulai mendistribusikan es krim mereka ke sebuah toko swalayan Mom&Pop di Boston, Amerika Serikat. Haagen-Dasz saat itu berniat untuk menyabotase pendistribusian es krim mereka. Di tahun 1999, Ben & Jerry's Homemade, Inc. dijual kepada Unilever dengan harga USD326 juta.
Gerai Ben & Jerry's/commons.wikimedia.org
2. Clif Bar
Delapan tahun sebelum menolak pembelian jenamanya oleh Quaker Oats di tahun 2000 senilai USD120 juta, Gary Erickson pernah berbagi kisah awal dirinya memulai usaha. Gary pernah membuka usaha toko roti kecil di garasinya di Berkeley. Tidak begitu sukses, Gary pun mencoba bereksperimen dengan membuat batangan-batangan makanan ringan yang terbuat dari bahan organik yang diambil dari dapur sang ibu. Gary menjual hasil eksperimennya dengan menggunakan sepeda berkeliling di area rumahnya.
Gary mengembangkan usahanya. Hingga pada akhirnya, ia berhasil mengalahkan posisiPowerBar di tahun 2012.
"Aku tidak memulai perjalanan untuk mengakhirinya. Aku memulai perjalanan untuk tetap berada di sana." - Gary Erickson
Clif Bar/flickr.com
3. Apple Inc.
Kisah sukses Steve Jobs dimulai ketika berumur 20 tahun, ia memulai usahanya bersama Steve Wozniak. Mereka mulai mengembangkan Apple dari garasi. Dalam waktu 10 tahun, Apple berkembang menjadi perusahaan dengan aset 2 milyar dollar dan 4000 karyawan.
Saat itu Apple mengeluarkan komputer Macintosh. Mac merupakan komputer pertama yang menggunakan tipografi yang beraneka ragam. Dan saat itulah ia baru menyadari manfaat belajar tipografi 10 tahun yang lalu.
CEO Dell, Michael Dell pernah mengatakan, jika ia memiliki Apple, maka ia akan melikuidasi perusahaan tersebut dan mengembalikan uang para pemegang saham. Steve Jobs membuktikan mereka salah. Saat itu, Jobs hanya berkata, "Sedikit banyak, Apple dan Dell adalah sebagian dari perusahaan di industri ini yang menghasilkan uang. Namun, mereka membuatnya dengan menjadi Wal-Mart. Sementara kami membuatnya dengan inovasi."
Steve Jobs© JOHN G. MABANGLO /EPA
4. NETFLIX
Netflix sebenarnya sudah berdiri sejak 1997, dari tangan Marc Randolph dan Reed Hastings yang kini menjabat sebagai CEO-nya. Bermarkas di Los Gatos, California, AS, Netflix kini menjadi wajah masa depan pertelevisian.
Selain layanan streaming on-demand, Netflix juga mengirimkan DVD ke seluruh penjuru Amerika. Per 2007, perusahaan ini sudah mencatatkan pengiriman DVD hingga semiliar keping.
Netflix berhasil mendapatkan 50 juta pelanggan di seluruh dunia dan membawa pulang tujuh piala dari Emmy Awards di tahun 2014. Banyak orang menduga Netflix akan bangkrut seiring dengan kepemilikan TV kabel terus merosot.
Pertempuran melawan Blockbuster LLC bukan yang terberat. Netflix terus berusaha untuk mengembangkan inovasi dengan mengubah cara orang mengakses hiburan. Blockbuster yang pernah menolak membeli Netflix senilai USD50 juta di awal tahun 2000, akhirnya mengajukan kebangkrutan dan menutup seluruh 9,000 toko mereka.
Logo Netflix© ETIENNE LAURENT /EPA
5. The Body Shop
Pertama kali diluncurkan tahun 1976 di Brighton, Inggris, The Body Shop International PLC harus bersaing dengan jenama yang sudah terlebih dahulu besar namanya, seperti Revlon dan Olay. The Body Shop kemudian berevolusi menjadi perusahaan kosmetik yang dibuat hanya dari bahan-bahan natural dengan tanpa melibatkan hewan sebagai kelinci percobaannya.
The Body Shop pun gencar terlibat dalam sejumlah aksi menyelamatkan lingkungan, seperti salah satu program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) bersama Greenpeace International.
The Body Shop menjadi perusahaan terbuka di 1985, dan di tahun 2006 L'Oreal Group membeli perusahaan ini dengan nilai sekitar 652,3 juta Pound.
"Anda harus selalu lapar ide, untuk membuat sesuatu terjadi dan melihat visi-visimu berubah menjadi kenyataan." - Dame Anita Roddick, aktivis HAM dan pendiri The Body Shop.
Gerai The Body Shop/commons.wikimedia.org
Post a Comment Blogger Facebook