Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Kebahagiaan Indonesia tahun 2013. Hasilnya, orang Indonesia rata-rata memiliki kehidupan yang cukup membahagiakan.
Kepala BPS Suryamin menyebutkan, indeks diukur dengan skala 0 hingga 100. Skala 0 mengindikasikan sangat tidak bahagia dan skala 100 mengindikasikan sangat bahagia. "Indeks kebahagiaan Indonesia mencapai 65,11. Artinya orang Indonesia cukup bahagia," kata Suryamin di Jakarta, Senin (3/6/2014).
Indeks Kebahagiaan Indonesia yang dilakukan BPS merupakan hasil dari Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK). Indeks ini diukur berdasarkan indikator kepuasan individu terhadap sepuluh domain kehidupan yang menggambarkan tingkat kebahagiaan.
Kesepuluh indikator tersebut berupa pekerjaan, pendapatan rumah tangga, kondisi rumah, aset, pendidikan, kesehatan, keharmonisan keluarga, hubungan sosial, ketersediaan waktu luang, kondisi lingkungan, dan kondisi keamanan.
"Indeks ini diperlukan sebagai konfirmasi masyarakat atas kinerja pembangunan yang telah terukur oleh berbagai indikator obyektif selama ini. Misalkan pertumbuhan ekonomi, inflasi, literasi, dan tingkat kriminal," ujar Suryamin.
Survei tersebut dilakukan atas 10.000 rumah tangga dari berbagai kalangan berdasarkan berbagai tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan. Semakin tinggi rata-rata pendapatan rumah tangga, maka semakin tinggi indeks kebahagiaan.
Berdasarkan survei tersebut, individu dengan tingkat pendapatan lebih dari Rp 7,2 juta per bulan mencapai indeks kebahagiaan 74,64. Adapun individu dengan tingkat pendapatan Rp 1,8 juta per bulan memiliki indeks 61,8 dan Rp 1,8 juta sampai Rp 3 juta mencapai indeks 67,07.
Berdasarkan tingkat pendidikan, semakin tinggi pendidikannya, maka indeks kebahagiaannya tinggi. Penduduk dengan pendidikan tidak lulus SD, indeks kebahagiaannya di bawah 62.
Adapun indeks tertinggi adalah penduduk tamatan S-2 dan S-3, yakni 75,53. Penduduk yang berumur 65 tahun ke atas indeks kebahagiaannya mencapai 63,94. Sementara itu, kelompok umur kisaran 17-65 tahun mencapai 65.
Suryamin menjelaskan, penduduk yang belum kawin dan kawin cenderung serupa indeks kebahagiaannya yakni 65, tetapi yang berstatus cerai lebih rendah indeks kebahagiaannya.
"Penduduk yang berstatus cerai hidup hanya bernilai 60,55, sementara yang cerai mati bernilai 63,49," ujar dia.
Post a Comment Blogger Facebook