Seorang analis politik Amerika mengatakan Washington berusaha untuk memecah belah rakyat Pakistan melalui penggunaan dari drone dan kehadiran militer di Afghanistan, Press TV melaporkan.
Dalam sebuah wawancara dengan Press TV Ahad 14 April, penulis dan sejarawan Webster Tarpley mengatakan penggunaan pesawat tempur tak berawak atau drone oleh AS di Pakistan dan perang yang sedang berlangsung di Afghanistan, keduanya adalah bagian dari kebijakan Washington untuk akhirnya memecah belah rakyat Pakistan, dengan dalih untuk membela diri.
Komentar datang hari setelah mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf mengakui telah mengijinkan AS untuk melakukan serangan pesawat tak berawak di negaranya.
"Jadi, bagian dari strategi [serangan drone] tidak ada hubungannya dengan dugaan pembunuhan teroris, tetapi harus dilakukan dengan mencoba untuk memecah Pakistan, yang merupakan tujuan utama dari kehadiran AS di Afghanistan sejak awal," tambahnya.
Analis lebih lanjut menyatakan bahwa para pejabat AS telah mencoba untuk mengekspor perang sipil di Afghanistan ke Pakistan dan memecah suku-suku seperti Pashtun , Baluchi, Punjabi, Shins, dan kelompok lain seperti yang berada di deerah kesukuan Waziristan.
Akibatnya, Pakistan dan Afghanistan terus saling menuduh mendukung militan dan berkontribusi terhadap kekerasan di wilayah itu.
"Sudan dipecah menjadi dua bagian dan Irak telah dipecah menjadi tiga bagian, Serbia telah dipecah dan negara-negara lain dalam proses pemecahan. Libya mungkin berakhir pecah pada akhirnya dan Suriah mungkin juga terpecah. Jadi, kebijakan utama AS adalah kehancuran negara bangsa lain."
Washington menggunakan drone pembunuhan di sejumlah negara, mengaku 'teroris' adalah sasarannya. Namun, serangan sebagian besar telah menyebabkan korban sipil yang besar. [yy/muslimdaily.net]
Komentar datang hari setelah mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf mengakui telah mengijinkan AS untuk melakukan serangan pesawat tak berawak di negaranya.
Tarpley mengatakan drone adalah faktor utama yang memecah rakyat di Pakistan karena mereka yang berada di daerah yang terkena serangan drone merasa bahwa pemerintah pusat di Pakistan telah mengkhianati mereka dengan membiarkan hal-hal ini terjadi.
"Jadi, bagian dari strategi [serangan drone] tidak ada hubungannya dengan dugaan pembunuhan teroris, tetapi harus dilakukan dengan mencoba untuk memecah Pakistan, yang merupakan tujuan utama dari kehadiran AS di Afghanistan sejak awal," tambahnya.
Analis lebih lanjut menyatakan bahwa para pejabat AS telah mencoba untuk mengekspor perang sipil di Afghanistan ke Pakistan dan memecah suku-suku seperti Pashtun , Baluchi, Punjabi, Shins, dan kelompok lain seperti yang berada di deerah kesukuan Waziristan.
Akibatnya, Pakistan dan Afghanistan terus saling menuduh mendukung militan dan berkontribusi terhadap kekerasan di wilayah itu.
"Sudan dipecah menjadi dua bagian dan Irak telah dipecah menjadi tiga bagian, Serbia telah dipecah dan negara-negara lain dalam proses pemecahan. Libya mungkin berakhir pecah pada akhirnya dan Suriah mungkin juga terpecah. Jadi, kebijakan utama AS adalah kehancuran negara bangsa lain."
Washington menggunakan drone pembunuhan di sejumlah negara, mengaku 'teroris' adalah sasarannya. Namun, serangan sebagian besar telah menyebabkan korban sipil yang besar. [yy/muslimdaily.net]
Follow @wisbenbae