GuidePedia

0
Catatan redaksi: Ulasan di bawah bersifat independen. Penulis (Kasman Taslim) maupun Ransel Kecil tidak dibayar ataupun diminta oleh Qatar Airways untuk tulisan di bawah. Tulisan ini juga bukan bermaksud untuk mengajak pembaca Ransel Kecil menggunakan kelas bisnis/pertama, tetapi sebagai wawasan dan memberi informasi tentang manfaat yang diraih jika sering bepergian dengan pesawat. Selamat menikmati.
Business Class Qatar Airways

Kesan awal suasana Business Class.


Sudah lebih dari dua tahun terakhir menjadi penumpang setia Qatar Airways, maskapai nasional milik negara Qatar dan termasuk satu dari tujuh maskapai yang mendapatkan rating penerbangan ber-bintang 5 (Cathay Pacific, Kingfisher Airlines, Asiana Airlines, Malaysia Airlines, Singapore Airlines dan Hainan Airlines). Berawal dari membanding-bandingkan harga tiket pesawat yang melayani rute Dubai – Jakarta. Meskipun tidak selalu lebih murah dari harga yang ditawarkan maskapai penerbangan lainnya dengan rute yang sama, secara keseluruhan harga yang ditawarkan Qatar Airways sangat kompetitif.


Dengan tiga kali penerbangan pulang pergi Dubai – Jakarta dalam waktu enam bulan pertama saja saya sudah berhasil mendapatkan keanggotaan Silver dan berhak menggunakan fasilitas Business Class Lounge yang tersedia di lebih dari 101 kota dan 55 negara. Terlebih lagi setelah mengantongi keanggotaan Silver, tiga penerbangan berturut-turut selanjutnya selalu di-upgrade ke Business Class. Dengan enam kali penerbangan pulang pergi dengan rute yang sama dalam satu tahun sudah cukup untuk memperoleh status elit keanggotaan Gold. Relatif lebih cepat dibandingkan untuk mendapatkan status elit di maskapai penerbangan lain.


Penerbangan singkat dari Dubai ke Doha ditempuh dalam waktu 45 menit. Dari Doha ke Jakarta, biasanya saya menggunakan penerbangan malam agar tiba di Jakarta siang keesokan harinya. Selain waktu yang pas untuk bisa tertidur pulas, juga sedikit membantu menyesuaikan perbedaan waktu dengan perbedaan empat jam. Penerbangan Doha ke Jakarta ditempuh selama delapan jam dengan menggunakan pesawat Airbus A330.


Formasi tempat duduk 2-2-2 memungkinkan tempat duduk kelas ini memiliki lebar 51 sentimeter dan terdapat meja kecil untuk menaruh gelas di antaranya sekaligus memungkinkan lengan dan siku bergerak bebas tanpa harus khawatir menyentuh pundak penumpang disebelah. Terdapat pengatur tempat duduk yang mudah digunakan, satu tombol pengatur manual sesuai posisi tempat duduk yang kita inginkan dan lima tombol otomatis untuk posisi lepas landas dan mendarat, tidur 180 derajat, makan, duduk biasa dan duduk ‘malas’. Dengan jarak kursi selebar 150 sentimeter memungkinkan penumpang yang duduk di sisi jendela menggunakan kamar kecil tanpa harus membangunkan penumpang sebelahnya yang sedang tertidur pulas.


Setiap tempat duduk memiliki monitor layar sentuh 15,4 inci dan dilengkapi ratusan pilihan jenis musik dan film yang disediakan oleh Oryx Entertainment dengan slogan “Sit back, relax and enjoy our multiplex in the sky”. Di samping menonton film, ada hal yang suka saya lakukan ketika terbang. Main game, Zelda yang selalu menjadi favorit dari sekian banyaknya pilihan in-flight games yang tersedia.


Setibanya di dalam pesawat penumpang akan disambut oleh senyum bersahabat pramugari dari berbagai negara, tidak heran kalau pramugari Qatar Airways pernah memegang predikat The Best Cabin Crew se-Timur Tengah tujuh tahun berturut-turut. Tersedia pilihan anggur atau jus buah segar dan handuk hangat penyeka wajah menyambut kedatangan penumpang. Pramugarinya memang sangat terlatih untuk memanjakan penumpang, membagikan buku menu berlapis kulit dengan pilihan beberapa jenis makanan di dalamnya sambil menunggu pesawat siap diterbangkan.


Minuman Selamat Datang dan Tombol di Kursi
Minuman selamat datang.


Dengan tetap mengusung makan malam berbintang lima, Qatar Airways menyediakan berbagai jenis anggur dan sampanye dari berbagai negara yang dipilih oleh konsultan anggur ternama dunia. Minuman beralkohol yang tersedia antara lain Forrest Estate Sauvignon Blanc, Dr. Thanisch Berncasteler Doctor, Laurent Perrier Champagne, Vincent Girarding Maursault Villes Vignes, Chateau Cantenac Brown, Amione Compu Alla Sughera, Shiraz Hollick Wrattonbully, Mas de Daumas Gassac.


Qatar Airways juga menyediakan pilihan menu khusus untuk menyesuaikan kebutuhan diet ataupun kepercayaan religius penumpangnya. Jenis makanan yang tersedia antara lain makanan untuk penyandang diabetes, makanan bebas gluten, makanan rendah garam/sodium, makanan rendah kolesterol, makanan rendah kalori, makanan tak pedas, makanan vegetarian khas Asia/India/Oriental/mentah, makanan rendah laktosa, makanan Hindu, buah-buahan, makanan untuk anak-anak, makanan untuk pengobatan hingga makanan kosher yang khusus disiapkan disesuaikan seperti kebiasaan orang Yahudi. Menu-menu ini hanya bisa dipilih secara online sebelum keberangkatan.


Ketika pesawat telah mengudara di ketinggian jelajah, penumpang dihidangkan makanan pembuka uramaki sushi lengkap dengan acar jahe dan wasabi. Dilanjutkan dengan hidangan menu utama berupa pilihan mi goreng udang, menu klasik Arab atau roti lapis isi ayam tandoori dan potongan buah segar sebagai penutup. Semua hidangan disajikan menggunakan alat makan keramik lengkap dengan serbet meja berwarna putih.


Setelah makan malam, satu persatu penumpang kelas bisnis ditanyai apakah mau dibangunkan untuk sarapan pagi atau tidak. Tentu saja setelah mencicipi nikmatnya menu yang disajikan sebelumnya, saya tidak akan melewatkan sarapan pagi. Sambil menunggu waktu tidur, saya membongkar amenity kit yang di dalamnya terdapat kaus kaki, penutup mata, sikat dan pasta gigi, penutup telinga dan beberapa produk Molton Brown seperti krim pelembab tubuh & tangan, pelembab bibir dan pafrum. Penumpang juga disediakan satu stel piyama, bantal dan selimut. Lampu kabin akan dimatikan/diredupkan beberapa saat setelah meja dirapikan.


Sarapan Pagi di Business Class Qatar Airways
Sarapan pagi.


Untuk sarapan pagi, penumpang kembali disegarkan dengan handuk hangat dan pilihan jus jeruk segar, jus campuran buah kurma dan pisang, atau jus cranberry. Ritual sarapan pagi dilanjutkan dengan potongan enam jenis buah tropis dengan greek yoghurt dan balik-style salad salmon dengan spicy lemon dressing. Menu utama sarapan pagi berupa pilihan telur dadar salmon, nasi goreng daging sapi, panekuk apel dan kayu manis atau menu sarapan klasik Arab.


Apapun pilihan menu sarapan pagi selalu disertai dengan aneka jenis roti antara lain croissant, pain au chocolat, roti tawar, roti gandum panggang lengkap dengan mentega dan selai buah. Sarapan pagi tidak lengkap tanpa tersedianya pilihan kopi cappuccino, espresso, cafe latte, macchiato, American dan pilihan teh Earl Grey, English Breakfast, teh hijau, roasted Japanese, Moroccan mint, chamomile, sencha green atau green jasmine.


Dengan desain kabin yang modern dan bersih, banyaknya pilihan in-flight entertainment, menu makanan yang lezat dan beragam pilihan minuman serta pelayanan dari pramugari yang hangat, tentunya Skytrax World Airline Awards tidak salah pilih dalam menganugerahi Qatar Airways sebagai “Airline of the Year 2011”. Tapi ada satu yang saya keluhkan, setelah menjadi keanggotaan Gold, kok, tidak pernah di-upgrade ke Business Class lagi?

http://feedproxy.google.com/~r/ranselkecil/~3/j4fzMgAQc5s/pengalaman-dengan-business-class-qatar-airways

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top