Wisbenbae.blogspot.com Presiden Joko Widodo menyatakan silang pendapat para menteri yang menjadi pembantunya di Kabinet Kerja merupakan dinamika biasa dan dapat menjadi pembelajaran publik, mana yang benar dan mana yang tidak benar.
Namun anehnya, Jurubicara Presiden Johan Budi Sapto Prabowo malah memberi pernyataan bahwa Presiden Jokowi marah dengan situasi terkini terkait diskursus metode pengelolaan kilang gas Blok Masela antara Menteri ESDM Sudirman Said dengan Menko yang menjadi atasannya, Rizal Ramli.
Ada yang mengaitkan kemungkinan kongkalingkong Johan Budi, Sudirman Said dan Wapres JK. Publik menilai mereka sedang bersekongkol untuk menyingkirkan Rizal Ramli, menteri anti neolib dan anti pengpeng (penguasa-pengusaha). Penilaian ini bukannya tanpa alasan sebab selain dikenal sebagai anak didik pendiri jaringan Masyarakat Tranparansi Internasional (MTI), Erry Riana, justru pernyataan Johan Budi berbeda dengan Presiden Jokowi.
"Kita semakin bertanya, sebenarnya apa fungsinya Jubir ini. Banyak yang mengatakan jangan-jangan yang disampaikan Johan Budi itu bukan representasi dari presiden," ujar Managing Director Partisipasi Indonesia, Arie Ariyanto, dalam diskusi bertema "Nasib Nawacita?" di Jakarta, Minggu (13/3).
Arie beranggapan, posisi Johan Budi di Istana saat ini hanyalah semacam etalase pencitraan belaka. Posisi Johan Budi dengan latar belakang beberapa periode menjadi jubir KPK tak lebih untuk memperkuat citra bahwa pemerintah memiliki keberpihakan yang tinggi terhadap pemberantasan korupsi.
"Jadi semacam pencitraan, dibuktikan dengan figur pemberantas korupsi dalam pemerintahan berada di dalam etalase terdepan," kata Arie.
weh...kenapa johan budi mau ya masuk perangkap ?
ReplyDelete