Aktivis Muhammadiyah mengecam pendukung Ahok yang menyebar berita usang dan pelintiran terkait dukungan Muhammadiyah untuk Ahok.
Salah seorang aktivis Muhammadiyah, Ibu Ushaifirah Qaani, di wall facebooknya mengecam Goenawan Mohamad, pendiri majalah TEMPO, yang dinilainya telah menyeret-nyeret dan memfitnah organisasi Muhammadiyah demi mendukung Ahok.
"Maaf Mas Goenawan Mohamad, anda kan budayawan dan wartawan senior.. kenapa berita usang dan plintiran itu diangkat lagi..??
Kenapa anda tidak cermat dan teliti..??
Mengapa anda ikut memfitnah Muhammadiyah..??
Pada 17 september 2014 berita fitnah itu sudah disanggah oleh Organisasi kami Muhammadiyah..
Silahkan lihat buktinya.. di era digital begini semua berita didunia terdokumentasi..!!!
Nggak ada yang bisa ngapusi..!!"
Demikian ujar bu Ushaifirah Qaani, Ahad (13/3).
Sanggahan ini disampaikan untuk menanggapi cuitan Goenawan Mohamad di twitter yang memposting berita dari Kompas berjudul "Anggap Jalankan Nilai Islam, Muhammadiyah DKI Dukung Ahok Jadi Gubernur" (http://megapolitan.kompas.com/read/2014/09/15/19015171/Anggap.Jalankan.Nilai.Islam.Muhammadiyah.DKI.Dukung.Ahok.Jadi.Gubernur)
Ini berita tahun 2014 terkait Ahok (Wakil Gubernur) yang akan menggantikan Jokowi (Gubernur DKI yang terpilih jadi Presiden RI).
Ini BUKAN BERITA Dukungan Muhammadiyah Untuk Ahok Jadi Gubernur Pada Pilgub 2017.
Bu Ushaifirah Qaani juga menyertakan berita Bantahan Muhammadiyah terkait itu.
Muhammadiyah Difitnah !!! Diberitakan Dukung Ahok Gubernur
Berikut ini adalah klarifikasi dari mubaligh senior Muhammadiyah yang akrab dipanggil Buya Risman:
Tadi malam ada PCM Jelambar nelpon saya menanyakan kebenaran berita dari running tex yang dia baca pada salah satu TV Kabel di Jakarta yang mengatakan bahwa Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta secara resmi mendukung Ahok Wagub DKI Jakarta menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi.
Perlu saya tegaskan bahwa Muhammadiyah bukan dalam kapasitas dan posisi mendukung atau tidak mendukung Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta, karena Muhammadiyah bukan partai politik yang dapat mendukung atau tidak mendukung seseorang menjadi pejabat politik. Jika nanti Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta tentu bukan karena dukungan Muhammadiyah, akan tetapi memang ada konstitusi atau UU yang mengatur bahwa apabila Gubernur berhalangan tetap maka wakil gubernurnya secara konstitusional menggantikannya menjadi gubernur.
Selengkapnya: http://sangpencerah.com/2014/09/muhammadiyah-difitnah-diberitakan-dukung-ahok-gubernur.html
Sebelumnya, Goenawan Mohamad juga yang ikut menyebar berita "SABOTASE KABEL BANJIR JAKARTA", yang setelah terbukti itu hoax, Goenawan akhirnya minta maaf.
"Saya memang salah menduga kulit kabel di gorong2 itu sabotase. Maaf. Tapi dukungan saya kpd Ahok-Heru tetap." Cuit @gm_gm pada 12 Maret lalu.
Apakah Goenawan akan kembali "meralat" dan minta maaf pada Muhammadiyah?
Post a Comment Blogger Facebook