GuidePedia

0

 

Roma memusnahkan Kartago untuk memastikan tidak akan bangkit lagi sebagai ancaman utama. Turki Ottoman menamatkan selamanya kerajaan agung Byzantium. Pasukan AD gerak cepat Persia berkali-kali dipukul mundur oleh Yunani, diangkat lagi oleh Alexander yg Agung, dan dihancurkan oleh kebangkitan Islam. Takdir dari negara2 yg tadinya besar dan mengagumkan mengisi halaman2 buku2 sejarah — dan tahukah aboi bahwa ada kekuatan2 terlupakan besar yang jarang diceritakan dalam buku sejarah ? 

10. Burgundy
Eropa Barat 


Musuh terbesar kerajaan Prancis dalam sejarah biasanya kalau tidak Inggris ya Jerman. Tapi, pernah pada masanya, Burgundy tak diragukan lagi adalah musuh terbesar. 

Seperti sebelumnya pernah aing ceritakeun bagaimana Louis the Pious, putra Charlemagne, membagi kekaisaran Carolingian diantara anak-anaknya. Si sulung, Lothair, dapat tanah subur luas yang termasuk di dalamnya nanti menjadi tanah Burgundy. Seiring berjalannya waktu, sebuah kekuatan baru muncul, menguasai Burgundy bawah, Alsace, Lorraine, Flanders, dan Belanda. Pada masa jayanya di abad ke-15, kerajaan ini merupakan yg terkuat sekaligus terkaya di Eropa. Perseteruan antara Burgundi dan Prancis tidak terbatas—dari mengkhianati Joan of Arc ke Inggris hingga perang di luar negeri selama the War of the Roses. 

Sekilas, keberuntungan memihak Burgundy. Pada kenyataannya sejarah berbelok cepat. Kematian tiba-tiba dari Duke Charles the Bold pada bulan Januari 5, 1477 mengubah segalanya, memunculkan pertanyaan tentang warisan Burgundi. Penerus tahta Charles hanyalah anak gadisnya, yang seharusnya kawin dengan keluarga anggota kerajaan Prancis. Tapi, dia malah mengawini Maximilian I, kaisar kekaisaran Tahta Romawi Suci dan penguasa the House of Habsburg. Dalam perlombaan perebutan wilayah Burgundi, Prancis menukar satu musuh besar dengan dua wilayah—Austria dan Spanyol. 

9. Novgorod
Eropa Timur 


Kota Novgorod, yg penduduknya sering menyebutnya sebagai “tuanku Novgorod yg Agung,” bener-bener menghidupkan nama sang Penguasa itu. Di bawah kepemimpinan Alexander Nevsky, rakyat Novgorod dengan gagah berani mempertahankan kotanya dari serangan  dari Swedia dan Ksatria2 Teuton. Walaupun mereka dilibas Mongol, mereka pernah berhasil untuk pemerintahan merdeka dan meraih kemakmuran. 

Sampai abad ke-14, Novgorod telah menjadi pelabuhan dagang tersibuk di Eropa—diperkirakan sekitar 400 ribu penduduk tinggal di kota. Republik Novgorod terbentang ulai dari lingkar kutub utara sampai ke pegunungan Ural. Orang-orang Novgorod menikmati kemerdekaanmereka , walaupun di bawah kekuasaan raja-raja bangsawan. 

Sedihnya, keceriaan ini tidak berlangsung lama. Kerajaan Muscovy sudah lama iri terhadap kemakmuran Novgorod. Belum lagi, Novgorod bersekutu dengan kerajaan Lithuania yg Katholik yg merupakan musuh besar kristen Orthodox yg dianut rakyat Muscovy. 

Ivan III, yg juga dikenal sebagai “Ivan yg agung,” menyerang kota ini pada tahun 1471, kemudian menjajahnya pada tahun 1478. Hampir 100 yahun kemudian, raja yang serupa Ivan, dikenal dalam sejarah sebagai “Ivan si Bengis,” memimpin bala tentaranya guna membantai dan mengasingkan banyak warga Novgorod, membakar kota, dan menghancurkan jejak sejarah tak bernilai. Kejayaan Novgorod punah. Di kemudian hari Muscovy (Moscow) lah yang menjadi pusat sosial dan politik Russia. 

8.Qara-Khitai
 Asia Tengah 


Selama abad ke-12th M, rakyat Khitan, dipimpin oleh Yelu Dashi, melarikan diri ke barat guna menghindari pembantaian suku Jurchen. Kekaisaran Dinasti Liao dari China selatan  sudah punah, dan mereka harus mengalami perjalanan kejam dan keras menyeberangi stepa maha luas untuk menemukan tanah baru di dunia ini. 

Di tahun 1134 M, Yelu Dashi dan rakyatnya sampai di Balasagun, sekarang dikenal sebagai Kyrgyzstan. Penaklukan berikutnya akan melahirkan kekaisaran baru— Liao Barat. Berkat warisan China mereka, orang Khitan menganur Budha bercampur animisme, sementara mayoritas penduduk awal adalah Muslim. Walaupun demikian mereka hidup rukun dan harmonis. Bahkan banyak muslim yg percaya bahwa yang dipertuan agung Khitan adalah “dinding” antara dunia Islam dan orang barbar di sebelah sana. 

Setelah berdekade mengalami kemakmuran sampai kemudian datanglah Kuchlug, Pangeran dari suku Naiman Mongolia, yg melarikan diri setelah ayahnya dibunuh Genghis Khan. Kuchlug, seorang pemeluk kristen Nestor, mencari suaka di Khitan dan bahkan diijinkan untuk mengawini putri Khitan. Di tahun 1211 M, Kuchlug merebut tahta, kemudian memulai kampanye melawan kerajaan muslim tetangga, memaksa tawanan untuk murtad dan memeluk kepercayaan kristen Nestor. 

Melihat kejadian itu, Genghis Khan mengirim letnan terbaiknya, Jebe Noyan dan Subotai, untuk menangkap Kuchlug. Marah karena perebutan tahta, rakyat Khitan malah menyambut penjajah dengan suka cita. Kuchlug dikalahkan dalam peperangan dan akhirnya dipenggal pada tahun 1218. Setelah penaklukan yang relatif damai, rakyat Mongol sadar kalau suku nomaden Khitan telah menjadi ahli dalam kenegaraan dan administrsi. Mereka berasimilasi dengan kekaisaran Mongol , bukan sebagai prajurit, tapi sebagai PNS terbaik. 

Kekaisaran Khitan yg seumur jagung berjasa menghasilkan legenda Prester John, tokoh dongeng kristen dipercayai pejuang perang salib kristen akan menyerang negeri muslim dari belakang. Beberapa ahli sejarah mengaku bahwa penaklukan awal Khitan menolong penyebarluasanlegenda itu, sedangkan yang lain berpendapat bahwa Kuchlug lah, sebagai pengikut kristen nestor fanatik yang membumbui legenda itu. 

Orang2 Khitan juga punya jasa satu lagi dalam sejarah. Nama kuno China di lidah orang Eropa adalah, “Cathay,” berasal dari “Khitan.” Walaupun begitu, mereka dikenal sebagai “Qara-Khitai,” atau “orang kate item.” 

7. Vijayanagar
Anak Benua Indian 


Kekaisaran Vijayanagar menguasai India selatan selama lebih dari 300 tahun, dari tahun 1336 sampai 1646. Domingo Paes, penjelajah Portugis, menggambarkan dengan takjub tentang ibukotanya sebagai “sebesar Roma dan sangat indah pemandangannya; istana raja lebih besar darikastil Lisbon.” Pengelana Portugis yg lain, Duarte Barbosa, terkagum dengan bagaimana tolerannya sang penguasa terhadap kepercayaan rakyatnya. Barbosa menerangkan bahwa Vijayanagar “mengijinkan kebebasan beragama ke setiap penduduk boleh datang dan pergi, dan hidup sesuai dengan imannya masing - masing—tidak peduli apakah itu Kristen, Yahudi, Muslim maupun Hindu.” 

Kehidupan begitu indah di kekaisaran ini, terutama ketika masa pemerintahan Krishnadevaraya, ketika kekaisaran mencapai puncak kejayaannya, mampu mengalahkan berbagai invasi muslim. Sayangnya, penerusnya tidak sanggup menutup celah kelemahan yg ditinggalkannya. Sang menantu, Ramaraja, mengambil alih tahta dan berkomplot untuk mengadu domba kesultanan tetangga , Deccan biar berperang antar mereka sendiri, sehingga memungkinkan dia untuk menyerang mereka ketika sudah lemah. Sayangnya, rencananya gagal total—kesultanan Deccan mengakhiri permusuhan dan bersekutu untuk menghancurkan Vijayanagar. Di bulan Januari 23, 1565, tentara Vijayanagar dihancurkan dan  Ramaraja sendiri dihukum mati. 

Pembunuhan dan penjarahan terjadi terus menerus setalh penaklukan itu selama hampir enam bulan. Ketiak seorang pengelana dari Venesia datang ke ibukota lama tiga tahun kemudian “kota ini telah hancur menjadi sarang pencoleng, onggokan reruntuhan abu gedung-gedung dan dihuni oleh binatang melata dan macan.” Beberapa pangeran Vijayanagar dan ahli pemerintahan melarikan diri untuk membangun kemabali, melalui kerja merekalah sebuah bayangan yg pelanmenghilang dari sebuah kerajaan besar yang dulu pernah berjaya ada. Reruntuhan kota ini sekarang menjadi tujuan wisata utama dan menjadi situs warisan dunia UNESCO. 

6.Majapahit
Asia Tenggara 


Buat aboi2 yg beruntung yg pernah melawat ke pulau cantik Bali, Indonesia mungkin terheran-heran kenapa sebuah bangsa yang mayoritas Islam bisa begitu banyak mewarisi candi-candi Hindu. Jawabannya bisa diurut balik ke tahun 1293, ketika orang-orang Mongol kembali untuk menaklukkan Jawa bersama Raden Wijaya, pendiri kekaisaran Majapahit. Dengan mengalahkan Mongol, Raden Wijaya dan keturunannya mulai memperluas wilayah kerajaan ini. Majapahit mengontrol garis laut, membawa kemakmuran tiada tara ke kerajaan mereka. Armada mereka berlayar mengarungi wilayah Indonesia saat ini, menjemput harta persembahan maupun rampasan. 

Kekaisaran ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Gajah Mada, seorang rakyat biasa yang melejit ke tingkat elite untuk membantu mengembalikan kekuasaan Raja Jayanagara dan kemudian menjadi komandan pasukan pengawal Raja. Sang Raja sendiri kemudian tewas dibunuh oleh tabibnyayg kemudian dibunuh oleh Gajah Mada—walaupun banyak sejarawan yang menyatakan bahwa persekongkolan itu dirancang oleh Gajah Mada sendiri setelah sang Raja merebut istri sang tabib. Gajah Mada kemudian menjadi orang terkuat di perpolitikan Majapahit. Dia terkenal dengan sumpahnya, “sumpah palapa,” bahwa dia tidak akan makan bumbu sampai dia menaklukkan semua kepulauan (banyak yg menerjemahkan sebagai dia tidak akan menikmati perlakuan khusus atau kekayaan dari taklukannya sebelum dia mengalahkan semua musuh kerajaan). 

Walaupun penguasa kerajaan beragama hindu, Buddha juga dibiarkan berkembang,dengan ketiadaan bukti tentang konflik beragama. Pada kenyataannya kementrian Hindu dan Budha mendapatkan status setara di pengadilan. Islam, yg sudah dipeluk oleh kerajaan tetangga, nantinya akan mendominasi seiring dengan melemahnya kekuasaan Majapahit. Walaupun terjadi perubahan jaman, rakyat Bali,dengan banyak candi dan kebun, masih emnganggap mereka sebagai keturunan sah Majapahit. 


5. Hyskos
Timur Tengah dan Mesir 


Kita mungkin pernah menyebutkan orang-orang Hurrians, sebuah peradaban yg terlupakan yg berkembang di Timur tengah selama milenium kedua sebelum Masehi. Mereka nanti akan ditaklukkan oleh bangsa Assyria di bawah Raja Shalmaneser I, yg menangkap dan membutakan 14,400 orang Hurrian. 

Menurut beberapa ahli sejarah, sekelompok nenek moyang orang Hurrian juga dikenal sebagai Hyskos, penggembala berkuda ini bermigrasi ke Mesir sekitar abad 17 SM. Orang Hyksos akhirnya menghancurkan kekuatan dinasti kuno Mesir dan akan menguasai Delta nil selama 108 tahun kemudian. 

Bangsa Hyksos mempercayai dewa badai Asia tak bernama, yg oleh beberapa sejarawan disejajarkan dengan dewa Mesir, Seth. Beberapa penggalian arkeologis membuktikan bahwa bangsa Hyksos dulu mempunyai candi Canaanite yg unik, tata cara penguburan ala Palestina (termasuk untuk kuda2nya), termasuk tembikar yg punya kemiripan dengan bangsa  Minoans. 

Bangsa Hyksos memperkenalkan sistem persenjataan baru kepada bangsa Mesir, termasuk panah berbahan campuran, pedang lengkung, kapak tempur modifikasi, dan baju tempur. Bangsa Hyksos ahli dalam hal kuda yg membuat beberapa sejarawan percaya bahwa merekalah yg memperkenalkan kereta tempur berkuda ke Mesir. Semua inovasi ini nantinya akan digunakan untuk melawan mereka —bangsa Mesir berhasil mengusir mereka semua di tahun 1521 SM. 

4.Cahokia
Amerika Utara 



Pada tahun 1982, Situs bersejarah Cahokia Mounds State mendapatkan status sebagau situs warisan sejaah dunia dari UNESCO. Pemukiman terbesar masa sebelum Columbus ini ada di utara Mexico, situs ini terdiri dari setidaknya terdiri dari 120 gundukan dengan berbagai ukuran. Yang paling terkenal adalah Gundukan Rahib, suatu konstruksi di atas tanah terbesar pra sejarah di Amerika. 

Selama masa Woodland 700–900 SM, orang2 dari Mississippi secara bertahap menetap di Cahokia. Ketika itu ada peningkatan populasi dramatis sekitar 200 tahun kemudian—yaitu sekitar tahun pembangunan gundukan Rahib. Setelah 1100 SM, populasi Cahokia mulai menurun secara tetap. 

Walaupun beberapa pemukim Eropa pertama sudah menjelajahi sekitar kota tua dan gundukan2nya yg misterius, tidak ada catatan apapun yg lestari. Malah deskripsi tertulis tentang Cahokia yg tertua dikumpulkan oleh Henry Brackenridge, seorang pengacara, sejarawan amatir, dan teman dari Thomas Jefferson. Brackenridge mengaku bahwa dia “tercekat keheranan, tapi bukan seperti yg dia alami ketika bersemadi di  pyramida” ketika melihat gundukan besar itu. Koran koran menulis tentang karyanya itu—yg mengakibatkan keluhan ke Jefferson sendiri. Tapi tidak ada hasilnya. 

By the turn of the 20th century, horseradish farmers had turned Cahokia’s second-biggest mound into a landfill. Subsequently, a subdivision was built on another part of the site and other mounds were destroyed for gambling sites and a pornographic drive-in. Ignorance led humanity’s quest for knowledge astray and there is much we now may never know about this amazing civilization. 

3. Peradaban Caral dan Norte Chico
Amerika Selatan 


Selama berabad2, sejarawan dan arkeolog telah menggali lembah Indus, Mesopotamia, Mesir, Sungai Kuning China, dan Amerika dalam rangka mencari sebuah “Induk Kebudayaan”—salah satu dari situs2 dimana, masyarakat perkotaan yg rumit dibangun secara mandiri. 

Pada tahun 1994, Arkeolog Peru Ruth Shady Solis dan timnya memulai penggalian dan mempelajari situs Caral di lembah Supe dekat pantai barat Peru. Apa yg mereka temukan sungguh menakjubkan. 

Enam piramida yg dulu berdiri megah di pusat keramaian; beberapa priamida kecil, plaza, candi, amphitheater, dan wilayah pemukiman jug amerupakan bagian dari area ini. Artefak tertua yg ditemukan di situs ini berasal dari tahun 2627 SM., lebih tua dari Piramida besar Giza 50 tahun. Bangsa Olmecs, telah lama dipercaya sebagai pelopor kebudayaan tinggi di Amerika, muncul sekitar 1.400 tahun setelah Caral. Solis dan timnya juga menemukanfakta bahwa --tidak seperti kebudayaan sewajarnya-- orang-orang Caral terikat bersama dalam perdagangan dan kemakmuran namun tidak dalam peperangan. Maka dari itu, tidak ada senjata, pertempuran atau badan termutilasi yg diketemukan di situs ini. Setidaknya Solis telah mengetahui bahwa bangsa Caral mungkin tadinya menjadi pusat ibu kota dari kebudayaan asli, yg selama ini kita kira terletak di wilayah Norte Chico , Peru. 

Ahli yg lain masih berdebat apakah Caral memang benar sebagai “Induk Kebudayaan,” seperti saran Solis. Bagusnya, penemuan2 baru yg mengikuti petunjuk penemuannya mengungkap lebih banyak lagi situs kuno di Norte Chico. One, Huaricanga, ditengarai sekitar  3500 SM., yang mentasbihkan diri sebagai kota tertua di Amerika. 

2. Ghana, Mali, dan Songhai
Afrika Barat 


Hari ini, Afrika Barat adalah rumah bagi beberapa negara termiskin di dunia, tapi dari abad ke-8 sampai 16, semuanya terasa berbeda. Kerajaan2 di Ghana, Mali, dan Songhai merupakan mutiara2 berkilauan yg penuh kemakmuran dan ketinggian budaya. 

Kekaisaran Ghana terbentang di wilayah yg kini dikenal sebagai Mali dan Mauritania (jauh ke utara wilayah Ghana kini) dan utamanya terdiri dari bangsa Mande. Wilayah sub-Sahara atau dikenal juga sebagai Sahel, sekarang ini hanya terdiri dari tanah gersang, dulunya adalah tanah berumput yg subur dan cocok untuk bercocok tanam dan beternak, sehingga membikin Ghana makmur. 

As Ghana eventually went into decline, the Empire of Mali rose to take its place. Of note is arguably its greatest ruler, the famously wealthy Mansa (Emperor) Musa I, who completed a pilgrimage to Mecca in A.D. 1325. While passing through Egypt, it was said that he gave away so much gold that its value substantially decreased in Cairo. 

Sonni Ali dari Songhai dulunya adalah komandanhandal dan terkenal akan kepiawaiannya menunggang kuda dan serangan amphibi lewat perahu kano. Kebijakan agresifnya membawa masa ekspansi, yg paling terkenal adalah pengepungan Timbuktu, kota terpelajar paling terkenal di Afrika Barat. Penerusnya, Askia Mohammad Toure membawa Songhai ke batas terluar. Toure, seorang muslim taat, juga menyempurnakan ibadah Hajinya dan menyatakan diri sebagai Kalifah seluruh tanah Sudan. 

Ekspedisi2 dari Maroko akhirnya datang untuk mencari wilayah dan kekayaan. Gedung2 kebanggan bangsa Mande dan Soninku yg dullu jadi kebanggaan dihancurkan, ksatria2 gagah berani rupanya bukan tandingan dari gelompang penjajah. Monument2 seperti Masjid Agung Djenne dan perpustakaan Timbuktu sekarang ini mejadi pengingat dan penanda kejayaan Afrika Barat . Tentu saja berabad-abad kekacauan sipil, perbudakan dan perang mengakibatkan wilayah ini menjadi apa yang kita lihat seperti sekarang. Ada pemikiran bijak yang menyatakan bahwa semasa eropa masih diliputi tahun2 kegelapan, di Afrika Barat sedang bersinar cahaya kejayaan yg terang benderang ! 

1. Khazaria
Crimea dan Kaukasus 


Selama 200 tahun, dari abad ketujuh sampai sembilan, ada sebuah kekaisaran Yahudi Turki yg terbentang di semenanjung Krimea, wilayah Kaukasus, dan sekarang dikenal sebagai Ukraina dan Georgia. Dulunya bernama Khazaria, dan mendominasi perdagangan di wilayah ini walaupun penuh dengan ancaman dari luar. 

Bngsa Khazar aslinya berasal dari suku nomaden yg memeluk kepercayaan Tengriism. Seiring berjalannya waktu, banyak yang beralih ke agama2 monotheistik, utamanya Yahudi. Ada juga ribuan pemeluk Kristen dan Muslim di kekaisaran ini—kebebasan memeluk agama dan kepercayaan adalah sebuah faktor kunci kestabilan kekaisaran ini. 

Maka dari itu Bangsa Khazars digambarkan sebagai “sebuah fenomena tidak biasa.” Mereka dikepung oleh suku2 penggembara penyembah berhala, tapi mereka punya sistem pemerintahan yg terstruktur rapi, sistem perdagangan yang makmur, dan angkatan bersenjata yg terorganisir rapi. Di titik sejarah di ketika “ fanatisisme besar-besaran dan ketidakpedulian yg dalam” sedang membabibuta di seluruh Eropa Barat, Khazaria dilindungi oleh keadilan dan toleransinya. Salah satu sejarawan menggambarkannya begitu tepat: “Khazaria adalah salah satu tempat di abad pertengahan di mana Yahudi menjadi tuan di Negeri sendiri.” 

Peperangan yg tak terhitung antara bangsa Khazar dan Arab menandai abada ketujuh dan delapan, dan tidak ada salah satu pihakpun yang bisa menaklukkan [ihak lawan. Bangsa Khazar membuktikan diri sebagai sekutu yang berharga bagi kekaisaran Bizantium, dan menjadi sebuah penyangga melawan invasi Islam dari satu sisi. 

Pada puncaknya Khazaria akan menemukan takdirnya ketika seorang pangeran Russia, Pangeran Sviatoslav memulai penaklukan terus menerus atas Eropa Timur. Sang Pangeran dari Kievan Rus ini percaya bahwa Konstantinopel adalah hadiah utamanya, tapi untuk mencapai ke sana harus merebut dulu sekutu2 Byzantium satu per satu. Sviatoslav menaklukkan Bolghar dan kemudian mengalihkan pandangannya menuju Khazaria di tahun 965. Benteng utama Sarkel dihancurkan, dan Ibukota Itil diratakan dengan tanah. Pengunjung pasca penghancuran ini akan mencatat bahwa Itil “tidak ada sebutir angur ataupun raisin tertinggal; tidak ada sepucuk daun pun di tangkai pohon.” Itulah kehancuran total yg dihasilkan oleh pangeran kejam tersebut. 

Cahaya Khazaria bener-bener redup total dan punah—sebuah kekaisaran yg dulu berjaya meredup dengan hanya menjadi sebuah wilayah hancur. “Bintang cerah di batas redup Eropa telah hilang tanpa meninggalkan jejak keberadaannya.” 


Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top