GuidePedia

0


Cerita dimulai dari ajakan teman ane untuk Camping Ceria di salah satu pulau yang terdapat di Kepulauan Seribu. Pulau yang dituju adalah Pulau Payung, pulau yang telatnya di Kelurahan Tidung, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan.

Meeting Point telah ditentukan yaitu SPBU Muara Angke, tempat ini memang selalu dijadikan oleh TS atau EO penyelenggara ajakan wisata ke Pulau Seribu.

Jam 7an kami telah berkumpul di SPBU ini, tinggal menunggu Mas Djuanda yang katanya masih di Stasiun Kota. 30 menit kemudian dia sampai. Mas Djuanda in senior ku yang lagi keracunan nge-trip ke pulau. Ane yang ngeracunin dia, hahaha

Setelah semuanya berkumpul berjalanlah kami menuju kapal dengan nama KM “Asal Ngapung” (bukan nama kapal sebenarnya). Ternyata beberapa teman sudah siap dan mencari posisi wuenak. Kami duduk di bagian bawah. Kapal kayu ini terdapat 2 tempat untuk penumpang, atas dan bawah, tidak ada tempat duduk jadinya ya lesehan aja. Ongkos untuk menuju Pulau Tidung adalah 35 ribu. Kalo dari Muara Angke tidak ada sistem tiket atau karcis, nantinya ABK akan menagih ketika di tengah pelayaran.

Baru 30 menit berlayar, kapal yang kami tumpangi dikejar oleh patroli laut. Lalu kapal kapal disuruh untuk berhenti. Sepertinya kapal kami ditilang akibat terlalu memuat banyak orang bahkan hingga atap kapal pun ada orang yang duduk. Entah apa yang dilakukan ABK pokoknya setelah bernegosiasi kapal kami diperkenankan untuk kembali berlayar.

Jam 12 siang kapal kami bersandar di Pelabuhan Pulau Tidung, ramai sekali suasana waktu itu. Memang Pulau Tidung adalah salah satu tujuan favorit di Kepuluan Seribu yang terkenal dengan Jembatan Cintanya itu. Tapi ini bukan tujuan kami.

Kami diarahkan oleh Bang Gery menuju sebuah warung yang tidak jauh dari Pelabuhan. Di warung itu sudah siap dihidangkan ikan tongkol dan kakap yang disajikan dengan dibakar, lengkap dengan sambal kecap serta tambah gurih karena ada cumi goreng tepung, tak ketinggalan sayur asemnya. Kami dipersilahkan untuk makan siang terlebih dahulu.

Setelah kenyang dengan santapan lezat itu kami menuju pelabuhan pel 8, tempat dimana ojek kapal bersandar. Kami naik ke sebuah Kapal dengan warna dominan putih bernama KM “Kuda Laut”. Pelayaran dari Pulau Tidung ke Pulau Payung tidaklah lama, hanya 20 menit saja

Pulau Payung dari kejauhan: 


Tak jauh dari bibir pantai Pulau Payung banyak ojek kapal yang sedang menjangkarkan kapalnya, mereka adalah ojek kapal yang membawa wisatawan untuk snorkeling.

jejeran ojek kapal: 


Akhirnya sampailah kami di Pulau Payung. Bang Gery segera melapor kepada penjaga pulau dan meminta izin masuk dan mendirikan tenda untuk semalam. Setelah izin didapat kami langsung mencari spot untuk membuka lapak tenda.

Tenda kami di Pulau Payung: 



Setelah mendirikan tenda dan menaruh barang kedalamnya, kami berganti pakaian untuk snorkeling. Ketika semuanya sudah siap kami kembali ke Kapal KM Kuda Laut, kami diantarkan ke spot snorkeling yang tidak jauh dari bibir pantai Pulau Payung.

Satu per satu dari kami menceburkan diri, suasana underwater-nya cukup bagus, kami ditemani oleh ikan – ikan yang menggemaskan, beruntung pak Nakhoda kapal kami membawa pelet yang sudah dikasih air jadinya tinggal ditebar lalu ikan – ikan pun datang menghampiri.

suasana underwaternya: 


Namun, karena kami datangnya terlalu siang kami tidak bisa melanjutkan ke spot snorkeling selanjutnya di Pulau Karang Beras karena gelombang lautnya sudah terlalu besar untuk snorkeling dengan pertimbangan keselamatan kami setuju untuk kembali ke Pulau Payung.

Sampai kembali di Pulau Payung kami segera berebutan untuk membilas diri. Beruntung bagi ane mendapatkan giliran pertama, hehe. Kami berbilas diri di rumah Pak Nukri, ia adalah abangnya Pak Nakhoda KM Kuda Laut.

Sore menjelang malam tiba, saatnya ke dermaga, karena dermaga ini adalah tempat yang cocok untuk melihat sunset.

sunset Pulau Payung: 

[

Malam harinya saatnya barbeque party , bang Gery telah membeli 2 ikan berukuran besar yang siap untuk di bakar. Untuk nasi dan sambal kecapnya kami sudah memesan kepada ibu – ibu disana. Akhirnya setelah bakar – bakaran hampir 1 jam jadilah ikan bakar yang sedap, dilengkapi dengan ikan tongkol balado, pepes tahu, untuk sayurnya kami dibuatkan sayur sop. Sungguh sedapnya makan malam waktu itu.

Setelah makan malam, kami melanjutkan acara kami yaitu kenal – kenalan atau ramah tamah. Seperti biasa dalam trip itu kalo orangnya ga ya itu – itu aja tapi pastinya ada beberapa orang yang baru kita kenal. Dalam Camping Ceria di Pulau Payung ini beberapa sudah aku kenal dan lainnya baru aku kenal sekarang dan sepertinya pertemanan ini akan selanjutnya.

sesi curhat and curcol: 

Sekitar jam 11an malam satu per satu dari kami masuk ke dalam tenda masing – masing, tapi masih ada juga sih yang ngobrol ngalor ngidur, ada juga yang masih kelayapan di dermaga entah mungkin lagi nyari wangsit.

Pagi hari tiba, saatnya menikmati sajian alam berupa sunrise yang sangat indah. Beberapa kami yang sudah bangun berusaha mengambil foto sebagus mungkin.

sunrise: 


foto bersama: 



Jam 8 pagi setelah kami selesai sarapan, kami bersiap – siap untuk mengepak kembali barang dagangan kami eh barang bawaan maksudnya. Jam 10 kami berpamitan kepada Pulau Payung. Kembali 20 menit berlayar menuju Pulau Tidung, kapal bersandar di Dermaga Cinta. Ada yang menarik di dermaga ini banyak sekali gerombolan ikan renyok, seperti ikan teri tapi ukurannya lebih besar. Kata Pak Nakhoda bisa dimakan dan rasanya gurih.

habis beberes: 

Oh iya tujuan kami di Pulau Tidung itu singgah di Jembatan Cinta yang menjadi icon Pulau Tidung karena jadwal Kapal ke Muara Angke adanya jam 12.30, jadi lumayan lah untuk iseng – iseng isi waktu.

jembatan yang menghubungkan Pulau Tidung dan Pulau Tidung kecil: 


Suasana Jembatan Cinta waktu itu cukup ramai, banyak orang yang memberanikan diri loncat dari jembatan yang tingginya kira – kira 4 meter itu.

Tak lama kami berada di Jembatan Cinta karena teriknya matahari lagipula kami tak tertarik untuk ikutan loncat, jadinya kami beranjak dari Jembatan Cinta dan menuju sebuah warung yang menyediakan minuman segar serta otak – otak bakar yang satu porsinya itu harganya 25 ribu.

Setelah kurang lebih 1 jam disana kami kembali lagi ke KM Kuda Laut dan menuju Pel 8. Untuk kemudian ke Pelabuhan menunggu Kapal yang akan memberangkatkan kami ke Muara Angke. Jam 12.30 kapal pun mulai berlayar menuju Muara Angke.

Sekitar jam 4an sore Kapal telah tiba di Muara Angke, sayangnya kapal tidak bisa bersandar karena banyak antrian kapal nelayan yang sedang mengantri isi solar. Jadinya semua penumpang harus naik turun loncat dari kapal satu ke kapal lainnya.

harus loncat – loncatin kapal: 


Akhirnya perjalanan ini berakhir. Teman – teman masih melanjutkan untuk makan – makan dulu di Mega Mall Pluit. Sedangkan ane dan Efril yang sudah merasa kelelahan sekali lebih memilih pulang. 

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top