Mark Reuss, Kepala Pengembangan Produk GM, dengan gamang mengatakan, bila Google terus “memaksakan” mobil otonomos masuk ke industri, maka perusahaan yang bergerak di bidang teknologi digital itu menebar ancaman serius di peta persaingan otomotif.
“Semua orang bisa melakukan apa saja dengan waktu dan uang. Bila mereka (Google) sungguh menetapkan kemauan itu, saya tidak ragu,” katanya seperti dillansir Bloomberg, Kamis (30/5/2014). GM sendiri telah mengembangkan mobil berteknologi otonomos, namun ia mengaku GM tidak bersaing dengan Google.
Tahun lalu GM sudah memperkenalkan teknologi Super Cruise yang menerapkan penggunaan semi otonomos. Mobil mampu mengikuti garis jalan tanpa bantuan sopir, mengerem dan mengatur kecepatan di berbagai kondisi jalan. Selain itu, GM pernah memperkenalkan mobil konsep otonomos yang dikembangkan di China, disebut EN-V.
Keren
Meski demikian, Reuss memprediksi, fase mobil otonomos di industri seharusnya masih lama. “Akan menjadi sangat aneh, ini nantinya bukan menjadi sesuatu yang membelokkan pemikiran. Saya pikir kita tidak akan melihat mobil otonomos akan mengambil alih kota dalam jangka waktu dekat,” ujar Reuss. Ia melanjutkan, unit milik Google hanyalah sesuatu yang “keren”, sama seperti Volkswagen kala memperkenalkan Beetle.
Pada pemberitaan sebelumnya, Google akan melepas 100 unit mobil otonomos untuk diuji coba tahun ini. Mobil mirip Smart ForTwo dengan dua pintu berkapasitas dua penumpang itu mampu bergerak hingga 40 kpj. Sebelumnya Google menggunakan mobil merek Toyota untuk mengaplikasikan teknologi.
Dalam dua dekade dari sekarang, mobil yang dikendalikan tanpa pengemudi sudah “umum” beredar di jalanan. Bahkan analisis IHS Automotive mengungkapkan, pada 2025 harga mobil-mobil otonomos setara dengan “mobil murah”.
Post a Comment Blogger Facebook