GuidePedia

0

Pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri yang menyebut Jokowi merupakan ‘petugas partai’ menuai reaksi negatif dari banyak pihak. Pernyataan tersebut dinilai membongkar kedok Megawati dan PDIP yang betul-betul berniat menjadikan gubernur Jakarta itu sebagai capres boneka bagaikan robot yang dikendalikan oleh remote control.

Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai pernyataan Megawati Soekarnoputri soal Jokowi adalah ‘petugas partai’ sebagai sesuatu yang buruk. Sebab, bila Jokowi terpilih menjadi Presiden, maka seharusnya ia menjadi milik seluruh rakyat Indonesia, dan hubungan dengan partai harus diputus.

“Jadi kalau partai masih direcokin dengan berbagai hal, ini tidak benar. Jadi setiap parpol yang sudah merelakan kadernya untuk menjadi apapun gubernur, bupati, presiden, wapres ya sudah politiknya end (diputus) jangan sampai ada tarikan yang luar biasa,” kata Siti saat ditemui di Prapanca, Jakarta Selatan, Kamis (15/5/2014).

Sebab itu, Siti menyarankan sebaiknya Megawati dan jajaran PDI-Perjuangan merelakan Jokowi. Sebab, bila terpilih menjadi presiden di Pilpres 2014 ini, maka hubungan politik harus diputus.

“Jadi sudah tidak ada urusan lagi satu kader sudah diberikan apapun politiknya end (berakhir). Jadi apapun dia (Jokowi) ditarik-tarik nggak boleh lagi, jadi dia sudah diwakafkan untuk rakyat,” tandas Siti.

Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpesan kepada capres Joko Widodo untuk tak melupakan perannya sebagai kader jika terpilih sebagai presiden.

“Saya pesan ke Pak Jokowi, sampeyan tak (saya) jadikan capres, tapi jangan lupa ingat capres-nya saja. Anda adalah petugas partai yang harus melaksanakan apa yang ditugaskan partai,” ucap Mega dalam pidatonya saat deklarasi koalisi PDIP, Partai NasDem, dan PKB di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (14/5/2014).

Namun, banyak kalangan menilai pernyataan tersebut sebagai bukti kebenaran dugaan selama ini bahwa Jokowi hanyalah “capres boneka” yang setiap langkahnya dikendalikan oleh Megawati dan PDIP. Sebab seorang yang menjadi presiden sudah seutuhnya bekerja untuk rakyat, bukan bagi partainya lagi.

Pernyataan Megawati tersebut juga direspon negatif oleh sejumlah politisi di luar PDIP, antara lain oleh anggota DPR Fraksi PAN, Taslim Chaniago “Kalau terpilih sebagai Presiden Jokowi hanya jadi boneka Megawati dan PDIP saja. Itu artinya apapun kebijakan Jokowi harus sesuai perintah Megawati. Jokowi tidak punya kewenangan saat memimpin negeri,” ujar Taslim di Jakarta, Rabu (14/5/2014).

Menurutnya, pernyataan Megawati itu menunjukkan jika dirinya masih belum legowo menunjuk Jokowi sebagai capres dari PDI Perjuangan. Sebab Megawati sebenarnya masih memiliki hasrat maju sebagai capres namun tidak percaya diri karena elektabilitasnya masih di bawah Jokowi. “Saya menangkap, apa yang disampaikan Megawati itu membuktikan bahwa Megawati ingin menjadi presiden,” kata Taslim.

Taslim menilai, presiden selanjutnya harus bisa mandiri dan tidak dikendalikan oleh siapapun khususnya pimpinan parpol. Sehingga jika Jokowi terpilih nanti dirinya harus mandiri. “Megawati seharusnya belajar dari negarawan Inggris, Winston Churchill yang terkenal dengan prinsipnya, ketika pengabdian kepada negara dimulai, maka berakhirlah pengabdian kepada partai.” pungkasnya.  
 
Sumber
Lihat yg lebih 'seru' di sini !

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top