GuidePedia

0

  https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNOX1r5zNKrZ1YW46Sq7LChf4HHehuIqffo8DIXB34lVVyW7EanydoF6A-XicpDSSIJ-AKKBSvU4QnhBfAIhvmE96RltiwOOnYiHGBuuMOyeJGfTyo4_iW-ErJ_OO_vuZ9ZP90ng/s1600/1.jpg
 
Jangan sepelekan jika perut Anda terus membukit karena kondisi tersebut bisa jadi pemicu masalah kesehatan yang serius.

Obesitas alias kegemukan berlebih sudah sejak lama dikategorikan sebagai faktor utama terjadinya obstructive sleep apnea (henti napas saat tidur) pada orang dewasa. Namun, berkumpulnya lemak visceral di bagian perut adalah biang keladi penyebab obstructive sleep apnea (OSA).

Dampak yang dipicu oleh lemak visceral bagi kesehatan tidak bisa dianggap enteng, antara lain karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, serta diabetes.

Sebuah studi terbaru mempertegas kaitan antara lemak visceral dan OSA, terutama pada pria. OSA terjadi ketika pernapasan saat tidur terhenti sementara (beberapa detik sampai dua menit) untuk kemudian bernapas kembali.

Studi yang dilakukan peneliti dari Jepang tersebut menemukan, pria paling rentan mengalami penumpukan lemak visceral. Kaum adam juga berisiko mengalami OSA yang lebih berat dibandingkan dengan wanita.

Pria dengan gangguan OSA juga berisiko tinggi mengalami dislipidemia yang ditandai dengan tingginya kadar kolesterol dan trigliserida.

Pada pria, akumulasi lemak visceral dikaitkan dengan dua indikator penurunan tekanan parsial aliran oksigen dalam darah (hipoksemia).

Gabungan dari faktor obesitas, timbunan lemak visceral, dan hipoksemia tersebut akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada pria yang menderita OSA.

Penelitian lain yang dilakukan tim dari Pennsylvania State College of Medicine juga menemukan kaitan antara lemak visceral dan OSA pada pria yang tidak obesitas.

Orang yang memiliki akumulasi lemak visceral dan gangguan napas saat tidur juga sangat berisiko mengalami sindrom koroner akut padan malam hari yang merupakan bentuk gangguan jantung.

Kabar baiknya, OSA bisa dirawat. Salah satu terapi yang sudah terbukti bisa mengurangi insiden OSA adalah penggunaan terapi CPAP (continous positive airway pressure). Metode terapi tersebut menggunakan masker yang berfungsi mengatur tekanan udara yang masuk ke saluran napas saat tidur.

Selain itu, mengatur pola makan dan meningkatkan aktvitas fisik, terutama latihan untuk bagian perut, juga dianjurkan agar berat badan dapat terjaga. 
 
SumberLihat yg lebih 'seru' di sini !

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top