Bandung – Bencana longsor yang terjadi di sebuah bukit di Kampung Nagrog, Kecamatan Cililin, Bandung Barat yang mengubur sejumlah rumah di bawahnya pada Senin pagi 25 Maret 2013 mengundang simpati yang sangat besar dari berbagai pihak tidak terkecuali dari Front Pembela Islam (FPI). Melalui Relawan Nasional Hilal Merah Indonesia (HILMI) yang merupakan sayap FPI, tim yang dipimpin oleh Ustadz Hilal, ketua DPW FPI Bandung Barat ini, segera berangkat menuju lokasi bencana sejak hari pertama untuk ikut bergabung bersama tim penanggulangan bencana nasional dan mendirikan posko relawan HILMI di Ponpes Al-Ma’ruf.
Aktifitas Relawan Nasional Hilal Merah Indonesia (HILMI) selama berada di lokasi bencana diantaranya membantu proses evakuasi mayat, membangun fasilitas sanitasi air dan WC bagi para pengungsi, memberikan bantuan logistik berupa beras, mie instan, minyak goreng, kopi, gula, susu dan bahan makanan lainnya, kemudian memberikan karpet untuk alas tidur korban dan pengungsi di Ponpes Al-Ma’ruf hingga mengadakan tausiah, dzikir, munajat setiap hari dimulai ba’da Maghrib sampai Isya.
Posko pengungsian longsor Cililin yang semula ditempatkan SD Negeri Lembang, Desa Mukapayung telah dipindahkan ke tempat yang lebih aman yaitu ke Pesantren Al-Ma’ruf yang letaknya sekitar 200 meter dari SD Negeri Lembang. Posko tersebut dinyatakan berbahaya dan berpotensi terkena longsor sehingga dipindahkan. Jumlah pengungsi sebanyak 118 orang (88 orang ditampung di Ponpes Al-Ma’ruf dan sisanya mengungsi ke keluarga masing-masing).
Menurut salah satu koordinator relawan HILMI, ustadz Ja’far Shodiq, pada Kamis, 4 April 2013 telah memasang pompa air bagi pengungsi karena selama ini air didapat dengan menimba. Selain itu relawan juga menyerahkan dana zakat sebagai bantuan bagi pengungsi. “Kemarin relawan baru saja memasang pompa air untuk pengungsi dan membagikan uang zakat”, kata ustadz Ja’far kepada redaktur fpi.or.id, Jum’at 24 Jumadil Awwal 1434 H/ 05 April 2013 M.
Jumlah pengungsi yang masih berada di posko sebanyak 40 keluarga. Tebing yang longsor memang tinggi sehingga timbunan tanah yang menimpa korban diperkirakan sekitar 10 meter memang menjadi kendala sulitnya pencarian korban. Sejak hari pertama hingga saat ini korban jiwa yang terkena bencana sebanyak 17 orang, 14 orang ditemukan utuh, 1 orang baru kepalanya dan badannya saja serta 2 orang lagi hingga kini belum ditemukan. Sedangkan rumah yang terseret longsor sebanyak 10 rumah ditambah 1 masjid dan yang mengalami rusak berat sebanyak 18 rumah.
Sejak tanggal 31 Maret 2013, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan status tanggap darurat penanganan bencana tanah longsor di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, telah dihentikan. Penghentian pencarian korban bencana longsor itu diputuskan atas dasar pertimbangan medis dan dampak yang akan ditimbulkan pada saat jenazah ditemukan. Diperkirakan korban sudah membusuk dan dapat menyebabkan penyakit bagi tim pencari dan relawan juga karena kendala cuaca dan keadaan di lapangan yang juga berbahaya, sebab kemungkinan akan timbul longsor susulan.
Namun sampai berita ini diturunkan, relawan Hilal Merah Indonesia (HILMI), masih bertahan di Posko memberikan bantuan semaksimal mungkin terhadap pengungsi yang masih berada di Ponpes Al Ma’ruf, sedangkan dari pihak Kopassus dan Polri serta LSM lainnya sudah ditarik sejak dihentikannya tanggap darurat longsor. [KbrNet/Slm]
Source: fpi.or.id
Foto-foto Relawan HILMI di Lokasi Longsor Cililin
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !
Follow @wisbenbae