GuidePedia

Neraca perdagangan nasional dalam beberapa bulan terakhir, terus menunjukkan defisit. Impor jauh lebih besar daripada ekspor. Dengan kata lain, produk asing yang masuk ke dalam negeri semakin banyak dan tak terbendung.

Besarnya pasar dalam negeri menjadi salah satu pemikat masuknya produk asing ke Indonesia. Tidak terbantahkan, pasar dalam negeri mulai dikuasai produk atau komoditas impor. Kondisi yang diakui tidak sehat sekaligus membuktikan lemahnya daya saing produk buatan lokal.

Hampir sebagian besar barang atau produk yang dikonsumsi masyarakat Indonesia, didatangkan dari luar negeri. Tengok saja membanjirnya produk alat komunikasi dan gadget yang sebagian besar didatangkan dari luar negeri. Celakanya, ada beberapa produk yang kualitasnya dinilai pemerintah masuk kategori 'sampah' atau rendah.

Tidak itu saja, sebagian besar bahan pangan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia, juga sangat bergantung pada pasokan dari negara lain. Padahal, Indonesia menargetkan swasembada pangan tahun depan. Tapi, hingga tahun ini, pemerintah belum mampu melepaskan diri dari ketergantungan impor bahan pangan. Sebut saja beras, kedelai, daging sapi, hingga bawang yang 95 persen kebutuhan dalam negeri dipenuhi dari impor.

Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi importir mendatangkan produk dalam luar negeri. Pertama, untuk stabilisasi harga. Kedua, untuk memenuhi kebutuhan dan tingginya permintaan. Ketiga, untuk pembangunan nasional. Keempat, menjawab kebutuhan seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian nasional.

Dengan beragam alasan itu, barang impor pun melenggang masuk Indonesia. Dalam waktu dekat, beberapa barang impor bakal menghiasi pasar dalam negeri. Berikut beberapa barang impor yang segera menggempur Indonesia, dikutip dari Merdeka:

1. Bawang Merah

[imagetag]

Kementerian Perdagangan menyoroti kosongnya pasokan bawang merah di triwulan pertama. Situasi ini yang dipandang pemerintah sebagai biang keladi naiknya harga bawang merah.

Alhasil impor harus dilakukan pada semester I tahun ini untuk menutup konsumsi nasional dan menurunkan harga.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan bawang merah impor gelombang pertama akan datang 5 April mendatang. Selama dua bulan ke depan, 60.000 ton bawang merah dari luar negeri akan digelontorkan ke pasaran.

"Yang tanggal 5 itu puluhan kontainer. Tapi totalnya itu bisa 2.000 kontainer, kalau 1 kontainer itu kan 30 ton, ya 60.000 ton itu kurang lebih 2.000 kontainer dalam 2-3 bulan ke depan," ujarnya di komplek DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (3/4).

2. Bawang Putih

[imagetag]

Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan Surat Persetujuan Impor (SPI) untuk 16 perusahaan importir bawang putih. Bahkan, SPI yang dikeluarkan telah mencapai 90 persen dari total kuota 160.000 ton importasi untuk semester pertama tahun ini.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Bachrul Chairi menyatakan importir siap merealisasikan impor bawang dalam waktu dekat. Batas akhir berlakunya SPI tersebut sampai Juni mendatang.

"90 persen dari (kuota) 160.000 ton SPI-nya sudah keluar, (realisasinya) 135.000 ton," ujar Bachrul di kantornya. Diperkirakan, 135.000 ton pasokan bisa datang akhir bulan nanti. Alokasi total impor bawang putih selama setahun ini mencapai 320.000 ton.

3. Pesawat

[imagetag]

Sektor penerbangan termasuk salah satu bisnis yang seolah tidak terpengaruh kondisi ekonomi dunia yang masih diliputi ketidakpastian. Persaingan industri penerbangan di dalam negeri akhir-akhir ini semakin ketat, ditandai dengan maraknya aksi belanja pesawat untuk memenuhi tingginya kebutuhan penerbangan komersil.

Lion Air, tak cukup dengan perjanjian pembelian 201 unit pesawat Boeing 2011 lalu, akhir-akhir ini Lion Air telah menandatangani komitmen pembelian 234 pesawat Airbus satu lorong model terbaru yaitu keluarga A320 dan akan segera masuk ke Indonesia. Sky Aviation telah memesan 12 pesawat jenis Sukhoi Superjet 100, dan perlahan mulai didatangkan. Mandala Airlines menyebutkan bakal mendatangkan 15 unit pesawat baru. Pertengahan Maret, satu unit pesawat jenis airbus tipe A320 milik Mandala Airlines kembali mendarat di Bandara Soekarno Hatta.

4. Daging Sapi

[imagetag]

Beberapa bulan lalu, masyarakat dikejutkan dengan melonjaknya harga daging sapi di kisaran Rp 90.000 per kilogram. Bahkan, harga daging bisa melonjak hingga menyentuh Rp 100.000 per kilogram menjelang hari raya Lebaran atau di saat pasokan daging minim.

Harga daging sapi di Indonesia disebut-sebut paling mahal sejagat. Tingginya kebutuhan daging nasional yang tidak seimbang dengan pasokan yang ada, kerap dituding sebagai penyebab meroketnya harga daging sapi di dalam negeri. Impor daging sapi menjadi salah satu solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus mengendalikan harga.

Daging sapi impor pun segera masuk ke Indonesia sebagai strategi andalan pemerintah mengendalikan harga di pasaran. Kuota daging impor mencapai 80.000 ton.

5. Buah

[imagetag]

Ada lebih dari 200 kontainer berisi buah-buahan yang sudah tertahan sejak 1,5 bulan lalu, di pelabuhan Tanjung Perak. Kecenderungan kenaikan harga buah di pasaran mendorong pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan mengurus kebijakan khusus dengan Kementerian Pertanian agar produk hortikultura impor tersebut bisa keluar dari pelabuhan.

Perlakuan terhadap buah-buah impor itu akan seperti bawang putih. Yaitu, akan dibebaskan dari pelabuhan meski sebenarnya melanggar aturan.

Sejauh ini, jumlah kontainer yang tertahan masih simpang siur. Asosiasi Pengusaha Eksportir-Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia mengklaim ada lebih dari 500 kontainer berisi buah impor yang tertahan. Sementara dari data Kemendag yang punya izin baru 200-an kontainer.

Beli yuk ?

 
Top