JadiBerita: Cuaca yang panas atau berolahraga adalah beberapa kondisi yang bisa membuat tubuh menjadi berkeringat. Meskipun keringat membuat tubuh menjadi lengket dan terkadang mengeluarkan bau yang tidak sedap, namun sesungguhnya keluarnya keringat dalam tubuh berfungsi untuk mengontrol suhu didalam tubuh tetap stabil. Lantas apa yang terjadi jika seseorang tidak bisa mengeluarkan keringat?
Nasib malang ini menimpa seorang gadis kecil bernama Sarah Larimore asal South Carolina, Amerika Serikat. Ia didiagnosa oleh dokter mengalami sebuah penyakit genetik langka yang membuat kelenjar keringatnya tidak bisa memproduksi dan mengeluarkan keringat.
Gangguan ini bernama Cystinosis dimana kelenjar keringat tidak bisa mengeluarkan keringat seperti layaknya orang normal. Akibatnya, terjadi penumpukan asam amino didalam sel tubuh serta perlahan merusak sel darah.
Akibat dari penyakitnya, gadis cilik berusia 7 tahun ini harus menahan diri untuk tidak banyak bermain seperti kawan-kawan sebayanya. Pada musim panas saat anak-anak umumnya bermain dan berlibur maka orangtua Sarah harus melarangnya keluar rumah karena jika Sarah merasa kepanasan, tubuhnya tidak akan mampu menstabilkan suhu sehingga berakibat fatal bagi dirinya. Sepanjang musim panas, Sarah hanya bisa diam dirumah atau bermain di kolam renang di rumahnya.
Sarah telah mengalami penyakit ini sejak ia lahir. Ketika balita, Sarah bahkan diharuskan untuk meminum paling tidak dua gallon air setiap harinya. Kini, Sarah harus bertahan hidup dengan 33 jenis pil untuk dikonsumsi setiap hari. Menurut orangtuanga, jumlah ini akan bertambah menjadi 80 pil pada saat Sarah menginjak usia remaja.
Karena penyakit Sarah cukup langka, belum banyak informasi tentang penyakit ini. Pemerintah South Carolina memperhatikan berbagai kasus penyakit langka dengan membujuk perusahaan farmasi untuk berinvestasi dalam pengobatan.
Dokter mengatakan bahwa Sarah akan membutuhkan transplantasi ginjal pada saat umurnya mencapai 15 tahun. Namum dokter mengatakan Sarah termasuk beruntung, karena kebanyakan anak-anak yang mendapatkan diagnosis Cystinosis lebih lambat dari Sarah, meninggal di usia 15 tahun. (eby)