GuidePedia

1


Wisbenbae.blogspot.com Kegaduhan di kabinet selama ini membuat rakyat bingung. Karena itu, Presiden Jokowi harus segera menghentikan kegaduhan itu. Untuk bisa menghentikannya, Jokowi disarankan belajar ke SBY.

"Bagaimana Pak SBY dapat mengatur dan mengontrol para menteri dalam mengelola lembaganya. Bahkan perseteruan di luar lembaga juga dapat diatasi dengan baik di era pemerintahan SBY. Jadi, belajarlah ke Pak SBY," saran politisi Demokrat Umar Arsal di Jakarta, kemarin.

Anggota Komisi V DPR ini mengaku miris dengan komentar saling serang antar menteri, seperti Menko Maritim Rizal Ramli dan Menteri ESDM Sudirman Said soal pembangunan Blok Masela. Akibatnya, program kerja pemerintah tak berjalan baik. Yang ada, publik dipertontonkan perseteruan antara dua menteri. "Kasihan rakyat disuguhi tontontan yang tidak harus terjadi di era pemerintahan Jokowi-JK ini," ungkapnya.

Kepada para menteri, Ketua Divisi Tanggap Darurat DPP Demokrat ini menyarankan agar fokus kerja untuk menyejahtrakan rakyat. Para menteri mestinya melaksanakan arahan presiden dalam membuktikan janji-janjinya saat Pilpres lalu.

"Harusnya, para pembantu buktikan pada rakyat yang terbaik, bukan harus bertengkar. Kalau pertengkaran terus terjadi lagi dan lagi rakyat yang dirugikan," jelasnya.

Umar tidak setuju dengan asumsi bahwa kegaduhan untuk mencari yang terbaik. Yang ada, konflik justru hanya menimbulkan keributan tanpa solusi. Makanya, Umar menyarankan para menteri juga untuk menahan diri. "Menteri harus tahu diri," terangnya.

Pemerhati politik UIN Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago juga meminta Presiden Jokowi bersikap lebih tegas terhadap para menteri. Kegaduhan yang terjadi selama ini harus dikurangi untuk menunjukkan kinerja pemerintahan berjalan kondusif.

"Kegaduhan yang terjadi saat ini menunjukkan Jokowi, seperti halnya disampaikan oleh Amien Rais dulu, kurang memiliki strong leadership," ucapnya.

Pangi melihat, kegaduhan di internal menujukkan bahwa adanya bipolarisasi kekuatan yang sama-sama memiliki kepentingan. Kekuatan-kekuatan itu kemudian menggunakan tangan-tangan yang ada di kabinet untuk berdebat. Celakanya, para menteri itu mau saja berdebat. Padahal, fatsun mereka harusnya ke Presiden.

Sama dengan Umar, untuk mengatasi hal ini, Pangi menyarankan Jokowi belajar ke SBY. Di era SBY juga terjadi riak di internal kabinet, tapi tak pernah sampai ke luar, apalagi jadi konsumsi publik. "Semuanya selesai di rapat kabinet. Menteri itu betul-betul manut kepada bosnya," jelasnya.

Selama ini, sebenarnya Jokowi sudah berkali-kali mengingatkan para menterinya untuk tak gaduh di hadapan publik. Perbedaan sikap hanya boleh terjadi di dalam rapat. Namun, ketegasan Jokowi itu seakan dicuekin. Berkali-kali, sejumlah menteri malah bikin gaduh. ***


Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top