Penggunaan obat-obatan tradisional, terutama yang belum teruji klinis bisa memperburuk keadaan penderita kanker, bahkan bisa menghambat terapi.
Penggunaan obat-obatan tradisional, terutama yang belum teruji klinis bisa memperburuk keadaan penderita kanker, termasuk kanker payudara. Bahkan, pemakaian obat-obatan tradisional bisa menghambat terapi.
“Pemakaian obat-obatan tradisional yang belum diuji klinis bisa memperburuk keadaan. Ada yang menaruh beragam daun agar benjolan hilang, malah terluka,” kata Walta Gautama. Kepala Deteksi Dini Kanker Rumah Sakit Kanker Dharmais yang juga Sekretaris Jenderal Asosiasi Ahli Bedah Onkologi, pada kegiatan edukasi kanker, Minggu (18/10) di Jakarta.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi, terjadi peningkatan kejadian kanker di dunia hingga mencapai 300 persen pada 2030. Sebagian besar akan terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Kini di Indonesia insiden kanker payudara 36,2 per 100.000 penduduk. Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan, kanker payudara berada di posisi teratas kanker yang mengharuskan penderita dirawat inap (28,7 persen) dan rawat jalan (16,8 persen) di rumah sakit.
“Kanker bisa menyerang berbagai macam kalangan. Di daerah terpencil dan miskin, obat-obat seperti in masih kerap digunakan dan diandalkan dukun desa ataupun ketua adat,” ucap peneliti bidang farmasi Institut Teknologi Bandung Elfahmi.
Padahal, menurut Walta, obat-obatan herbal harus melalui proses panjang agar bisa dikonsumsi dan dipasarkan. Untuk membuktikan khasiat obat, butuh riset mendalam dan waktu panjang. “Prosesnya tak mudah. Di Indonesia, beberapa obat tradisional dipasarkan misalnya untuk mengatasi batuk,” ujarnya.
Bioteknologi
Elfahmi mengatakan, obat tradisional ataupun obat herbal biasa bisa dikonsumsi melalui berbagai pendekatan, termasuk pendekatan bioteknologi. “Prosesnya bisa lebih cepat, dari yang biasanya butuh waktu 10-15 tahun jadi 5-6 tahun,” ujarnya.
Pendekatan bioteknologi memiliki beragam cara, antara lain rekayasa genetika dan transformasi genetika. “Proses ilmiah menjamin obat tradisional aman. Beberapa jenis jamu terbukti bisa menambah energi,” tambahnya.
Sejauh ini, Indonesia baru memiliki lima produk obat tradisional yang dijual sampai pelosok daerah. Produk-produk itu melalui berbagai tahap uji klinis.
Sementara itu, Nurdiana (54), penyintas kanker payudara, menuturkan, saat ia sakit, beberapa temannya menganjurkan agar mengonsumsi obat tradisional seperti daun sirsak. Setelah berkonsultasi dengan dokter dan mencari tahu manfaat daun sirsak, ia mengurungkan niatnya.
“Saya lebih mempercayai pengobatan medis. Saya pernah melihat teman terkena kanker, akhirnya proses terapi menjadi sulit karena sebelumnya ia memakai daun aneh-aneh,” ujarnya.
(B09/Sumber: Harian Kompas)
Post a Comment Blogger Facebook