Gadis belia itu diam sejenak. Lalu menarik napas. Tubuh tegak berdiri. Di depannya, sebuah mik berukuran besar sudah menunggu. Hari itu, dia memakai hijab kuning. Kemeja hitam lengan panjang. Sebuah earphone besar mengatup telinga. Orang-orang sudah menunggu.
Lalu dia menundukan kepala. Sorot matanya fokus. Menatap sebuah Alquran kecil yang sudah terbuka. Kitab Suci itu dia letakkan di kedua tangan. Gadis itu melantunkan Surat Al-Imran ayat 190-194. Dan sungguh mengejutkan. Suaranya begitu merdu, seperti sedang mengirim kesejukan ke dalam jiwa para pendengar.
Cobalah Anda dengar sendiri. Pada laman berbagi video, Youtube, suara si gadis belia itu sudah ditonton hampir setengah juta orang.
Dan jika sudah mendengar, berterima kasihlah kepada Maghfirah M Husain. Itu nama lengkap gadis belia itu. Berasal dari ujung barat Indonesia. Bumi Serambi Mekah. Nangroe Aceh Darusslam. Pada video itu, dia membacakan beberapa surat Alquran. Berdurasi 11 menit, video itu baru diunggah tiga bulan lalu. Sudah dibanjiri ratusan sanjungan.
Maghfirah sudah lama menjadi pembaca Alquran. Dikenal dengan sebutan Qariah. Dia lahir di Simpang Mamplam, Samalanga 31 Desember 1996. Sebuah tempat yang sohor disebut sebagai Kota Santri di Bireuen.
Dalam kumpulan video yang diunggah Ystudio Recording milik sang kakak, Yacob Samalanga, suara Maghfirah memang terdengar merdu. Indah dan sejukan jiwa. Tak heran dikagumi orang. Seorang netizen memberi komentar: "Masya Allah, suaranya merdu dan adem didengar. Tak terasa air mataku menetes. Ratusan orang lain memberi kesaksian yang sama. "
Ketika dihubungi Aing, Kamis 7 Mei 2015 lalu, Maghfirah baru saja selesai kuliah. Dia mengisahkan panjang lebar awal mula mempelajari Al Quran. Mempelajari cara membacanya agar indah didengar. Dan jika kemudian dia berhasil, itu karena dia bertekun semenjak usia 6 tahun.
Ilmu dan bakat itu diwarisi dari sang ayah, yang juga seorang Qari. Dan Maghfirah mengaku sangat beruntung. "Ayah juga qari. Biasanya kami membaca Al Quran itu setelah shalat subuh hingga jam 6.30 pagi. Kalau untuk iramanya, saya pelajari sendiri dari kaset. Saya sering mendengarkan kaset-kaset qari dan qariah," kisahnya kepada Aing.
Lahir dari keluarga yang taat beragama, Maghfirah tentu disokong penuh. Mengasah kemampuan melantunkan ayat-ayat suci Al Quran dengan irama indah ini. Dia sempat berniat mengikuti ajang Indonesia Idol. Suara merdu itu jadi modal. Tapi sang ayah melarang. Sang anak tunduk.
Rencana terjun ke dunia tarik suara itu sempat meletik lagi setelah sang ayah wafat. Hendak ikut ajang Talent Aceh. Tapi sang ibu melarang. Didikan keluarga yang baiklah, yang membuat Maghfirah patuh pada orang tua.
Dan Allah memberikan jalan lain bagi Maghfirah demi menyalurkan suara emasnya. Melantunkan bacaan Al Quran. Melalui Ystudio milik sang kakak, rekamannya saat membaca ayat-ayat Alquran diunggah ke Youtube. Ia pun langsung mendapat sorotan dari netizen. Juga media massa.
Gagal sebagai penyanyi Indonesia Idol, Maghfirah bisa meraih banyak dukungan lewat berbagai media sosial dan laman Youtube. Puluhan wartawan juga secara bergantian mewawancarainya. Terutama setelah video mengajinya populer di Youtube.
***
Pada zaman yang serba gegas ini, idola baru memang datang secara tidak terduga. Mereka datang dari panggung media sosial. Dan laman berbagi video. Microblog yang menjamur hingga ke sudut negeri itu, dengan cepat melambungkan seseorang menjadi bintang.
Jika buntu di media massa konvensional, cobalah pakai sejumlah media baru itu. Dari jejaring perkawanan di Facebook, hingga zona berbagi video di Youtube. Kita bisa sohor dalam sekali pencet. Asal aksi itu mematut dibenak publik. Bakat mengagumkan di media Youtube bisa berubah jadi pintu ketenaran.
Bacalah pengakuan Pew Research Center soal media sosial. Media unjuk diri seperti Facebook, Twitter, Instagram, Pinterest, Youtube dan lainnya telah jadi alat menggapai popularitas di kalangan generasi muda.
Bayangkan saja, 52 persen orang dewasa di Amerika Serikat menggunakan aneka media sosial. Siapa pintar meraih hati penonton, bersiaplah melayang ke angkasa ketenaran.
Sementara Youtube telah berubah menjadi stasiun televisi gratis. Mereka yang tak punya duit masuk dapur rekaman, berbondong-bondong masuk Youtube. Berharap suara atau bakatnya ditonton jutaan pengakses Youtube.
Youtube, mengutip data Alexa 2011, telah menjadi situs paling populer di dunia. Di belakang Google dan Facebook. Tak kurang dari 100 juta klip video ditonton setiap hari.
Sebuah survei terbaru dari Android Digital bahkan menyebut Youtube lebih populer dibandingkan stasiun televisi. Dari dari 2.000 penduduk Negeri Paman Sam berusia di atas 18 tahun, sebanyak 68 persen menjadikan Youtube sebagai alat mengonsumsi video. Hanya 51 persen yang masih menjadikan televisi sebagai tontonan.
Di kalangan anak muda, teknologi seolah telah menjadi kebutuhan utama. Lebih dari 76 persen dari 600 orang dewasa di Aalto University, sudah menjadikan Youtube untuk mendengarkan musik kesukaan.
“Popularitas Youtube mendapat sambutan positif. Hampir semua orang menggunakannya untuk mendengarkan musik,” kata Lassi A Liikkanen, seorang peneliti. Liikkanen boleh saja beranggapan begitu. Tapi sebagian orang memang menganggap Youtube hanya situs para amatiran yang membuat video berkualitas buruk.
Apapun kontroversinya, situs video Youtube telah menjelma menjadi pintu menuju popularitas. Youtube menyediakan cara singkat plus murah untuk mewujudkan mimpi tersebut.
***
Di tanah air, juga banyak orang mencapai ketenaran lewat laman berbagi video itu. Banyak yang bertahan, tapi tidak sedikit juga yang tenggelam. Bersinar sejenak lalu pudar. Terutama mereka yang hanya mengandalkan letupan. Tanpa bakat. Dan tidak meninggalkan kesan.
Dan beruntunglah Maghfirah. Suara merdunya bukan saja mencuri perhatian, tapi tertanam pada relung jiwa para pendengar. Dan lantuan ayat-ayat suci itu sampai kapanpun akan menghuni batin. Menentramkan jiwa.
Dan bukan hanya Maghfirah. Hijaber lain yang bersinar di dunia maya adalah Meliani Siti Sumartini. Nama gadis 19 tahun ini juga mendadak sohor. Sebuah videonya yang masih berseragam sekolah, memainkan gitar listrik, di tonton banyak orang. Di Youtube saja sudah ditonton 1,2 juta kali. Dan saban hari, penonton terus berlipat.
Pada sejumlah video itu kita bisa menyaksikan bagaimana jari-jari lentik gadis berparas ayu itu lincah menari. Mencabik gitar listrik. Alunan melodi bernada khas metal meledak keras bersahutan. Nada-nada dalam lagu “Hourglass” dari kelompok metal Lamb of God yang cukup rumit, dimainkan dengan mulus.Tak heran, namanya mencorong di jagat maya.
Dari Tanah Pasundan, ada juga sosok Asri Guniar. Mojang Bandung ini pernah berduet bersama artis rock, Mel Shandy. Dan tak banyak yang tahu bahwa hijaber bersuara melengking ini adalah seorang guru Taman Kanak-kanak (TK). Dan sang hijaber ini adalah seorang vokalis band metal hardcore, Gugat. Ratusan ribu netizen sudah menikmati suara emasnya lewat lagu “Kelam” di Youtube.
Ketiga hijaber itu membuktikan bahwa bakat, ketekunan mengasah, bisa menaklukan banyak orang. Maghfirah adalah contoh bagaimana mengirim kesejukan ke dalam jiwa pada jaman yang serba gaduh ini. Seperti kesaksian salah seorang netizen ini,“Subhanallah. Merinding aku mendengar suara bacaan ayat suci Alquran ini.” Atau seorang penonton yang lain, yang menetes air matanya demi mendengar suara itu.
Follow @wisbenbae
Post a Comment Blogger Facebook