GuidePedia

0

IMG-20150312-WA0000

Dadiah adalah susu kerbau yang telah “membeku”, bentuknya seperti agar-agar berwarna putih. Bisa dikatakan bahwa dadiah adalah yoghurt tradisional Minangkabau.

Dadiah dan yoghurt sama-sama merupakan hasil fermentasi susu, bedanya dadiah dari susu kerbau murni sedangkan yoghurt dari susu sapi. Bentuknya juga beda Dadiah berbentuk padat, sedangkan yoghurt berbentuk cair.

Pengolahan dadiah masih dilakukan secara manual atau tradisional menggunakan wadah dari bambu yang ditutup dengan daun pisang atau plastik, proses fermentasi dadiah memerlukan waktu antara 1 s/d 2 hari, sedangkan pengolahan yoghurt sudah menggunakan teknologi modern dengan wadah yang bermacam-macam serta sudah diproses secara massal/ pabrikasi.

Dadiah hanya terdiri dari satu rasa yaitu asam kecut dengan aroma “susu basi”, sedangkanyoghurt sudah dipadukan dengan rasa leci, anggur, kedelai, vanila, coklat dll.

Pengolahan dadiah masih berbentuk home industry banyak terdapat di Sungai Tarab, Sungai Pua, dan daerah Canduang Sumatera Barat.

***

Ampiang atau emping adalah beras ketan merah yang ditumbuk sampai pipih.

Jadi Ampiang Dadiah adalah perpaduan antara emping dengan dadiah.

Rumah makan yang menjual Ampiang Dadiah yang pernah saya jumpai adalah Palanta Soto H. Minah Lestari, di Pasa Ateh (Pasar Atas), tidak jauh dari Jam Gadang, Bukittinggi. Disamping menyediakan ampiang dadiah warung sederhana ini menjadikan soto sebagai menu utamanya.

Cara penyajiannya Ampiang Dadiah adalah :

Satu porsi ampiang dadiah yang berisi setengah tabung bambu dadiah dimasukan ke dalam mangkok, ditaburkan ampiang dan parutan kelapa, terus disiram cairan gula merah/ enau/ aren, bisa juga ditambah es serut, harganya Rp 15.000.

Satu bambu dadiah (panjanga antara 15 s/d 20 cm) dijual dengan harga Rp 12.000.

Di Restoran Simpang Raya, Padang juga tersedia dadiah dengan irisan cabe dan bawang, dadiah dapat juga dijadikan sebagai pengganti lauk sebagai teman makan nasi, bahkan dadiah juga bisa dimakan begitu saja alias tanpa campuran apa-apa.

Dadiah mengingatkan saya kepada almarhum Bapak (Papa) yang dulu rajin membawakan dadiah ke rumah, karena beliau sendiri juga doyan. Kegemaran beliau menurun kepada saya, namun kala itu makan dadiah hanya ditaburi gula pasir atau serutan gula merah/ enau/ aren.

Meskipun Ampiang Dadiah hanya merupakanan penganan tradisional dengan tampilan sederhana, namun kaya gizi dan cita rasa, diyakini berkhasiat menunjang kesehatan, menurunkan kadar kolesterol dalam darah, membantu cara kerja jantung, serta untuk meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh.

Sumber

lanjutin di sini !

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top