GuidePedia

0
http://wapannuri.com/_image/alam-semesta.gif

Citra Bumi yang tampak seperti debu yang diambil Voyager 1 saat meninggalkan Tata Surya (Pale Blue Dot)(bawah)
 

AstroNesia ~ Inilah Citra Bumi yang diambil oleh wahana Voyager 1 pada tahun 1990 pada jarak sekitar 6 miliar kilometer (3.7 miliar mil, 40 AU). Dalam foto ini, Bumi berukuran hampir separuh piksel (0,12 piksel) jika dibandingkan dengan luasnya angkasa.

Perkiraan lokasi Voyager I (lingkaran hijau) saat foto ini diambil Wahana Voyager I, yang baru saja menyelesaikan misi utamanya dan hendak meninggalkan Tata Surya, diperintahkan oleh NASA untuk memutar kameranya dan mengambil foto Bumi di tengah jagat raya atas permintaan Carl Sagan.

Carl Sagan (1934-1996)

Sebagai penduduk Bumi,coba anda renungkan pemikiran yang mendalam dari Carl Sagan saat mengambil foto ini :

Dari jarak sejauh ini, Bumi tampak tidak penting. Namun bagi kita, lain lagi ceritanya. Renungkan lagi titik itu. Itulah tempatnya. Itulah rumah. Itulah kita. Di atasnya, semua orang yang kamu cintai, semua orang yang kamu kenal, semua orang yang pernah kamu ketahui, semua manusia yang pernah ada, menghabiskan hidup mereka. Segenap kebahagiaan dan penderitaan kita, ribuan agama, pemikiran, dan doktrin ekonomi yang merasa benar, setiap pemburu dan pengumpul, setiap pahlawan dan pengecut, setiap perintis dan pemusnah peradaban, setiap raja dan petani, setiap pasangan muda yang jatuh cinta, setiap ibu, ayah, dan anak yang bercita-cita tinggi, penemu dan petualang, setiap pengajar kebaikan, setiap politisi rakus, setiap "bintang", setiap "pemimpin besar", setiap orang suci dan pendosa sepanjang sejarah umat manusia, hidup di sana, di atas setitik debu yang melayang dalam seberkas sinar.

Bumi adalah panggung yang amat kecil di tengah luasnya jagat raya. Renungkanlah sungai darah yang ditumpahkan para jenderal dan penguasa sehingga dalam keagungan dan kemenangan mereka dapat menjadi penguasa yang fana di sepotong kecil titik itu. Renungkanlah kekejaman tanpa akhir yang dilakukan orang-orang di satu sudut titik ini terhadap orang-orang tak dikenal di sudut titik yang lain, betapa sering mereka salah paham, betapa kejam mereka untuk membunuh satu sama lain, betapa dalam kebencian mereka. Sikap kita, keistimewaan kita yang semu, khayalan bahwa kita memiliki tempat penting di alam semesta ini, tidak berarti apapun di hadapan setitik cahaya redup ini. Planet kita hanyalah sebutir debu yang kesepian di alam yang besar dan gelap. Dalam kebingungan kita, di tengah luasnya jagat raya ini, tiada tanda bahwa pertolongan akan datang dari tempat lain untuk menyelamatkan kita dari diri kita sendiri.

Bumi adalah satu-satunya dunia yang sejauh ini diketahui memiliki kehidupan. Tidak ada tempat lain, setidaknya untuk sementara, yang bisa menjadi penyelamat spesies kita. Kunjungi? Ya. Menetap? Belum saatnya. Suka atau tidak, untuk saat ini Bumi adalah satu-satunya tempat kita hidup. Sering dikatakan bahwa astronomi adalah suatu hal yang merendahkan hati dan membangun kepribadian. Mungkin tak ada yang dapat menunjukkan laknatnya kesombongan manusia secara lebih baik selain citra dunia kita yang mungil ini. Bagiku, gambar ini mempertegas tanggung jawab kita untuk bertindak lebih baik terhadap satu sama lain, dan menjaga serta merawat sang titik biru pucat, satu-satunya rumah yang kita kenali bersama.
—Carl Sagan (1934-1996)

Itulah rumah kita yang dikenal sebagai Bumi dengan persoalan yang ada. Mudah-mudahan dengan artikel ini kita bisa sedikit saja ,rendah hati :) 
 
 Sumber 

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top