GuidePedia


Ipanema

Baru kali ini saya ke negara yang penduduknya sangat tergila-gila dengan pantai. Ya, siapa lagi kalau bukan Brazil? Selain sepak bola, ternyata “agama” mereka adalah pantai. Mereka pun memiliki budaya pantai sendiri yang tidak dipunyai bangsa lain.

Sebagian besar kota di Brazil berada di tepi pantai. Orang yang tidak tinggal dekat pantai itu dianggap “kasian deh lu” dan dicap stres karena jauh dari laut. Sampai-sampai joke-nya mengatakan, “No mar, [that’s why] we go to bar” (orang Brazil mengucapkannya ‘no mah, we go to bah’ karena ‘r’ di belakang kata diucapkan ‘h’), artinya “karena nggak ada laut, jadi kami minum di bar”. Penduduk Brasilia (ibu kota Brazil), Manaus (dekat Amazon) dan Foz do Iguacu (dekat Air Terjun Iguacu) adalah contoh yang sering stres karena jauh dari pantai. Setiap liburan mereka bela-belain terbang berjam-jam atau naik bus berhari-hari demi ketemu pantai.

Kalau di Indonesia, ke pantai justru dipenuhi oleh turis, kebalikannya di Brazil, pantai dipenuhi oleh orang lokal. Begitu matahari bersinar terang benderang, apalagi pas hari libur, jalan bisa macet parah karena semua orang ke pantai! Kebalikannya di Indonesia, kalau hujan justru macet. Lah di Brazil, macet itu pas cuaca cerah. Hehe!

Yang saya salut dengan pemerintah Brazil adalah mereka melarang pantai dimiliki individual karena semua pantai adalah milik umum. Hotel atau resort mewah pun tidak bisa mematok pantai. Bangunan hanya boleh berdiri di seberang pantai, setelah jalan raya, sehingga semua orang bisa menikmati pemandangan pantai. Maka pantai adalah tempat dimana orang Brazil berkumpul tanpa adanya perbedaan status sosial maupun warna kulit. Selebritas Brazil pun santai aja ke pantai umum.

Budaya pantai paling kental adalah di kota Rio de Janeiro dengan pantai Ipanema dan Copacabana-nya yang terkenal. Cariocas (sebutan untuk penduduk Rio) punya “hukum” sendiri bahwa tidak ada malam keempat tanpa pergi ke pantai. Cariocas ke pantai tidak membawa apa-apa karena di pantai banyak yang jualan, mulai dari tukang sewa kursi dan payung, tukang makanan dan minuman, sampai tukang jualan kaca mata hitam dan bikini.

Selain di Rio, banyak pantai yang tidak ada penyewaan kursi dan payung. Tapi dua barang itu pasti dipunyai oleh keluarga Brazil. Mereka juga punya tikar, beach towels (handuk khusus pantai yang besar dan tebal), dan cooler box untuk menyimpan minuman dingin. Buku dan MP3 player justru haram hukumnya berada di pantai, karena benda itu sangat individualis.

Umumnya orang ke pantai cuma sebentar, abis kecibang-kecibung lalu pulang. Di Brazil, orang ke pantai sehari penuh dari pagi sampai matahari terbenam! Ke pantai itu bukan sekedar berenang, tapi acara ritual yang penting, tempat bersosialisasi bersama keluarga atau teman-teman, termasuk ajang gebet-menggebet dan pamer bodi.

Aktivitas utama di pantai sebenarnya adalah ngobrol sambil minum-minum. Mereka sebenarnya tidak berenang, tapi cuman membasahkan diri ke dalam air laut sebentar, lalu menjemur badan, basahin lagi, jemur lagi, begitu seterusnya sampe gosong. Warna kulit coklat gosong itu dianggap keren, kebalikan dari Indonesia yang menganggap beauty is white. Siang hari mereka makan dan minum. Sorenya berolah raga, seperti main bola, main volley, main tenis-tenisan.

Minuman pantai mereka adalah air kelapa muda (langsung diminum dari buah kelapanya, tapi jarang yang makan daging kelapanya), jus buah asli (menurut saya, jus Brazil adalah yang terbaik di dunia), bir (banyak brand produksi lokal), dan yang paling nendang adalah caipirinha (minuman nasional Brazil yang terbuat dari fermentasi tebu dicampur gula dan lemon, ditanggung teler seketika!). Makanan sih standar, paling burger, hot dog, pastel. Camilan yang unik adalah sate udang goreng, keju bakar dan churros (roti goreng panjang isi susu kental manis).

Pantai di Brazil sebenarnya tidak ada yang spektakuler. Malah karena terletak di Samudra Atlantik ombaknya termasuk gede dan warna airnyanya juga nggak bening. Percayalah, pantai di Indonesia masih jauh lebih bagus! Tapi yang membuat pantai di Brazil menarik adalah orang-orangnya beserta budayanya yang unik.

Budaya cewek Brazil di pantai adalah: pake bikini yang semakin kecil justru semakin baik. Pemandangan wajar bila melihat cewek Brazil pake bikini yang kainnya cuma nutupin puting. Celananya model G-String, yaitu kain segitiga tipis di depan dan diikat benang di belakang. Bahasa Portugisnya G-String adalah fiodental, atau dental floss dalam bahasa Inggris – saking minimnya bak benang nyempil di gigi. Anak kecil cewek juga pake bikini, meski celananya bukan model fiodental. Perlu diketahui, fiodental ini dipakai bukan hanya oleh cewek muda dengan bodi bagus. Hampir semua cewek dengan segala ukuran dan bentuk pun cuek aja tuh. Mau yang item, gendut, yang tua, yang pantatnya jerawatan, semuanya pede. Malah saya yang berasa jadi alien karena bikini saya jadi tampak “kebesaran” di sana. Anehnya, meski bikini mereka tidak menutupi 98% dari luas tubuh, tapi bugil itu dianggap imoral.

Bagaimana dengan cowok? Seperti yang sudah saya ceritakan di sini, cuma pria Brazil yang pantas dan pede memakai speedo alias celana renang segitiga sambil keleleran, berjemur atau main bola. *slurp*

By the way, secara ke pantai itu acara keluarga, kok mereka nggak risih ya anaknya pake fiodental di depan bapaknya, atau malah di depan bapak mertua. Atau, anak cowoknya kok nggak risih liat pantat ibunya atau ibu mertuanya? Atau, bapaknya kok nggak risih pake speedo di depan menantunya? Belum lagi kalau ada pasangan, mereka asik cipokan mulu sambil gugulingan di pasir di depan orang tuanya. Grrr!

Selain baju renang, mereka memiliki baju pantai khusus. Untuk cewek, di atas bikini, dipakein baju terusan yang longgar. Nah, bajunya itu kalo nggak transparan ya bolong-bolong. Jadi bukan tank top dan short, atau sarung diiket, atau baju motif bunga-bunga semata kaki – kayak cewek Jakarta kalo ke Bali. Cewek Brazil pun tidak jalan-jalan hanya pake bikini, tapi mesti ditutup baju pantai yang sama-aja-boong nutupnya. Sementara cowok Brazil bertelanjang dada jalan-jalan ke mana-mana sih dianggap wajar. Sampai-sampai di sebagian tempat, seperti mal dan terminal bus, membuat peraturan “cowok harus pake baju” untuk bisa masuk. O ya, orang Brazil ke pantai pun selalu pakai sendal jepit karet. Merk sendal ngetop buatan Brazil, Havaianas, bahkan merupakan pelopor industri sendal jepit dunia di awal 1960an.

Well, kalau Anda ke Brazil dan bilang orang Indonesia, pasti Anda jadi superstar karena di mata orang Brazil, Indonesia memiliki pantai yang sangat indah dan ombak yang keren untuk surfing. Ah, bangganya ada yang mengapresiasi tinggi begitu. Sementara kebanyakan orang Indonesia (yang justru tinggal di negara kepulauan)? Pantai? Ih, males. Panas tauk! Bikin item aja!



sumber
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !
Follow @wisbenbae

Beli yuk ?

 
Top