Cukup sudah kami berada di Pelabuhan Ujung melihat kapal-kapal yang modar-mandir dari Surabaya ke Madura maupun sebaliknya. Bus Surabaya Heritage Track sore itu meninggalkan area pelabuhan menuju ke arah kota melewati Jalan Perak Timur, masuk ke Jalan Rajawali, Jalan Jembatan Merah, Jalan Veteran, dan akhirnya berhenti di Jalan Pahlawan. Saya agak kaget juga mendengar penuturan guide bahwa para trackers akan diajak melihat bekas Keraton Surabaya. Pikiran langsung berkecamuk dan bertanya-tanya, emang Surabaya punya keraton?
Berbicara mengenai keraton, pikiran saya langsung tertuju dengan Keraton Yogyakarta yang besar. Atau setidaknya seperti Keraton Surakarta di Solo. Rupanya Surabaya yang menjadi calon kota metropolitan ini juga pernah mempunyai keraton. Tentu namanya adalah Keraton Surabaya. Memang nggak banyak yang tau tentang keberadaan Keraton Surabaya. Di literatur-literatur sejarah juga tidak banyak ditemukan mengenai keraton yang satu ini. Bahkan di buka-buku sekolah nama Keraton Surabaya tidak pernah disebutkan sama sekali.
Keraton Surabaya bisa dibilang bukanlah kerajaan besar. Dulu kerajaan ini masih di bawah pengaruh Kerajaan Mataram (Yogyakarta). Pada masa jayanya, Mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung mengincar Surabaya sebagai daerah kekuasaannya. Sultan Agung sangat menginginkan Surabaya karena lokasinya begitu strategis yaitu dekat dengan laut dan berada di tepi Kalimas. Dengan berbagai taktik perang yang bisa juga dibilang licik akhirnya Mataram berhasil mengalahkan Surabaya. Pangeran Pekik yang saat itu memimpin Surabaya menyerah. Tapi kemudian antara Mataram dan Surabaya menjadi sekutu terlebih setelah Pangeran Pekik diangkat menjadi menantu Sultan Agung. Konon, sekarang ini makam Pangeran Pekik berada di Imogori (Yogyakarta), berada satu kompleks dengan makam raja-raja Jogja namun diluar kompleks makam Sultan Agung.
Lalu bagaimana kondisi Keraton Surabaya sekarang? Bisa dibilang saat ini Keraton Surabaya tidak ada bekasnya sama sekali. Lokasi tepatnya Keraton Surabaya berada di Gang Keraton yang terletak antara Jalan Pahlawan dan Jalan Kramat Gantung. Gang Keraton disini ada beberapa, saya lupa tepatnya. Kami masuk ke salah satu gang yang yang merupakan Kampung Keraton. Masuk ke daerah ini memang tidak terlihat adanya tanda-tanda bekas kerajaan baik berupa situs maupun prasasti. Kemungkinan dulu bangunan keraton terbuat dari kayu sehingga rusak tak bersisa. Hal yang bisa dilihat di gang sempit ini hanya berupa gedung-gedung tua yang menyeramkan dengan warna kusam, sepi, bahkan sepertinya sudah tidak digunakan lagi. Selain Kampung Keraton, tempat lain di sekitar sini yang membuktikan bahwa Surabaya pernah menjadi bekas kerajaan adalah Kampung Kepatihan, Kampung Tumenggungan, Alun-Alun Contong, dan Kebon Rojo. Tapi ya itu, tidak ada bekas berupa kondisi fisik sama sekali kalau pernah ada bekas kerajaan. Mengenaskan ya? -__-
http://www.wijanarko.net/2012/01/benarkah-ada-keraton-surabaya.html
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !
Post a Comment Blogger Facebook