GuidePedia

0

Sumur Jalatunda

Seperti hari sebelumnya, pagi-pagi saya sudah terbangun dari tidur. Rasanya susah banget mau bangun agak siang. Mungkin karena suhu yang begitu dingin malah membuat saya selalu bangun lebih cepat. Untungnya malam tadi saya bisa tidur lebih nyenyak daripada kemaren. Ya sudah mulai sedikit terbiasa dengan udara Dieng yang dingin itu. Setelah matahari mulai terlihat, baru deh saya mandi. Daann.. Seperti kemaren, selesai mandi langsung jemur badan di halaman masjid. Hehe..

Pagi ini rencananya saya akan ke beberapa tempat seperti Candi Dwarawati, Kawah Sileri, Kawah Candradimuka, dan Sumur Jalatunda. Motor saya keluarkan dari penginapan untuk dipanaskan mesinnya. Hal yang sama terulang lagi seperti kemaren, mesin motor susah sekali dihidupkan. Terlihat gejala-gejala oli mesin membeku membuat putaran mesin menjadi berat. Setelah mesin motor berhasil dihidupkan dan saya panaskan selama beberapa menit, saya berangkat ke beberap tempat tersebut. Antara Kawah Sileri, Kawah Candradimuka, dan Sumur Jalatunda berada pada satu jalur sehingga saya ke tempat yang paling ujung dulu yaitu Sumur Jalatunda. Sedangkan tempat yang lainnya akan saya datangi saat perjalanan pulang.

Sumur Jalatunda

Jalan untuk ke Sumur Jalatunda juga searah dengan Telaga Merdada. Namun nantinya akan ada persimpangan jalan, belok ke kiri ke arah Telaga Merdada, sedangkan kalau lurus ke arah Sumur Jalatunda. Jarak dari penginapan ke Sumur Jalatunda sebenarnya nggak terlalu jauh. Jalannya udah bagus, aspal mulus walaupun nggak lebar. Namanya juga jalan di pegununungan, jalan naik-turun nggak terelakkan lagi. Meskipun begitu nggak akan bosen deh sepanjang jalan karena pemandangannya bagus.

Tiga puluh menit berlalu, sampailah saya di Sumur Jalatunda. Saya membayar tiket masuk sebesar 2.500 ditambah dengan biaya parkir 1.000. Saya adalah satu-satunya pengunjung yang datang pagi itu. Untuk sampai di Sumur Jalatunda Anda harus menaiki beberapa anak tangga terlebih dahulu. Di puncak tangga ini akan ada sebuah pendopo kecil yang digunakan sebagai tempat untuk melihat Sumur Jalatunda.

Sumur Jalatunda

Sumur Jalatunda ukurannya cukup besar dengan diameter sekitar 100 meter. Sumur ini bukanlah buatan manusia, melainkan berasal dari kawah yang sudah mati selama ribuan tahun kemudian terisi oleh air. Airnya tidak berwarna bening, tapi berwarna hijau dan agak keruh. Anda tidak usah mendekati bibir sumur karena sangat curam dan berbahaya. Ada satu mitos yang cukup unik di Sumur Jalatunda. Bagi orang yang berhasil melempar batu sampai dengan dinding sumur yang ada di seberang sana, segala keinginannya akan terkabulkan. Percaya nggak percaya memang sangat sulit melakukannya. Batu sudah jatuh ke dalam sumur terlebih dahulu sebelum menyentuh dinding sumur sekuat apapun Anda melempar. Penjelasan secara ilmiahnya, di lokasi sumur ini gaya gravitasinya sangat kuat. Sehingga saat Anda melempar batu, belum sampai di seberang sana batunya sudah jatuh tertarik oleh gaya gravitasi. Untuk masalah mitosnya ya abaikan saja. Kalau Anda berhasil melempar batu sampai ke seberang berarti tenaga Anda memang benar-benar kuat. Hohoho..

Kalau dilihat dari segi keindahan, Sumur Jalatunda jauh dari kesan bagus. Hanya sebuah sumur besar dengan air berwarna hijau keruh. Nggak ada bagus-bagusnya sama sekali. Lalu apa yang membuat wisatawan berkunjung kesini? Mungkin ya itu tadi, hal-hal mistis dan mitos membuat orang penasaran dan tertarik untuk datang. Apalagi katanya air sumur ini mempunyai kekuatan magic yang banyak dimanfaatkan pengunjung. Untuk apa? Mbooh saya nggak tahu!


http://www.wijanarko.net/2011/09/sumur-jalatunda-yang-biasa-saja.html
Kirim Artikel anda yg lebih menarik di sini !

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top