Saya nggak berlama-lama di Sumur Jalatunda karena cuma gitu-gitu aja. Saya balik arah untuk menuju Kawah Candradimuka. Sayangnya jalan masuk ke arah Kawah Candradimuka nggak bagus, hanya berupa tumpukan batu-batuan yang disusun sepanjang jalan. Dengan pertimbangan jalan jelek tersebut saya batal ke Kawah Candradimuka. Punggung saya sering sakit kalau lewat jalan yang tidak rata dan anjrut-anjrutan seperti itu. Lagipula sayang juga sih sama motornya. Xixixixi.. Jadi mending lanjut aja ke arah Kawah Sileri melewati jalan yang sama dengan saat berangkat. Di pos nggak ada yang jaga, jadi nggak dipungut bayaran tiket masuk.
Nah yang bikin puyeng di Kawah Sileri adalah tempat parkirnya. Tempat parkir berada di tepi jalan. Kawah Sileri tanpa pengunjung sama sekali, benar-benar sepi nggak ada orang blass.. Kenapa bikin puyeng? Ya karena untuk ke kawah harus menuruni bukit dari tempat parkir ini dengan jarak yang lumayan jauh, sekitar 300 meter. Motor nggak akan kelihatan dari kawah kalau kita turun kesana. Dari segi keamanan emang agak riskan, nggak ada tukang parkirnya juga. Gimana mau ada tukang parkir wong pengunjung aja nggak ada. Yo wes nekat-nekatan aja, yang penting motor dikunci stang dan diberi kunci tambahan pada cakram langsung meluncur ke kawah.
Dari tempat parkir ke kawah harus menuruni jalan setapak yang lumayan bagus. Di perjalan turun ini nantinya Anda akan menemui toilet yang dalam kondisi mengenaskan dan tidak terawat sama sekali. Tepat di tepi kawah terdapat dua buah gardu pandang. Dari gardu pandang inilah Anda bisa menikmati keindahan Kawah Sileri. Kondisi gardu pandangnya sama mengenaskannya. Atapnya sudah hancur, genteng-gentengnya sudah banyak yang lepas dari atap. Mungkin karena letusan tahun 2009 dan belum diperbaiki sampai sekarang? Kalau mau melihat kawah lebih dekat, Anda bisa saja turun sampai di tepi kawah. Sebaiknya kalau mendekati kawah berhati-hati karena hal ini tidak dianjurkan. Bau belerangnya menyengat cukup kuat.
Konon Kawah Sileri merupakan kawah yang paling luas di antara semua kawah yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng. Luas kawahnya mencapai dua hektar. Kawah Sileri termasuk kawah yang masih aktif sampai sekarang dan terus memperlihatkan gejala vulkanis dengan mengeluarkan asap putih di atas permukaan airnya. Asapnya memang cukup tipis dan tidak setebal asap pada Kawah Sikidang sehingga permukaan air dapat terlihat dengan sangat jelas. Kawah Sileri sudah pernah meletus beberapa kali yaitu tahun 1944, 1964, 1984, 2003, dan yang terakhir pada September 2009.
Menurut saya yang membuat Kawah Sileri begitu indah adalah lokasinya yang berada di Pegunungan Pagerkandang yang sangat hijau dan tidak terlihat tandus. Banyaknya tanaman pertanian membuat daerah ini cukup indah dipandang. Meskipun demikian Anda juga jangan berharap menemukan pepohonan yang tinggi di area ini. Seperti tempat-tempat lain di Dieng, daerah pegunungan sudah dibrondol menjadi area pertanian. Dari sisi perekonomian memang sangat bagus, tapiiii... Lihat saja nanti efeknya akibat pengalihan fungsi hutan menjadi ladang pertanian ini..
nha ini baru bagus !!
Mars Kawah Sileri - Titi Kamal
Post a Comment Blogger Facebook